B A B 22

146 13 33
                                    

(Di multimedia bagian atas ada video pendek pernikahan Ainsley dan Barrun, konsepnya yang serba putih. Silakan tonton. Saya harap kalian menyukainya ◉‿◉)


۝۝

"Mencintai bukan untuk menyamai tetapi keikhlasan menerima perbedaan"

••

Zeira yang membuka pintu rumah pun, sedikit membuka mulutnya ketika melihat tampilan dari Barrun yang terlihat sangat berbeda ketika pria itu memakai baju sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zeira yang membuka pintu rumah pun, sedikit membuka mulutnya ketika melihat tampilan dari Barrun yang terlihat sangat berbeda ketika pria itu memakai baju sekolah. Ditambah dengan dua pria yang masih muda yang berada tepat di belakang Barrun.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh," ujar Barrun dan keluarganya.

"Wa'alaikumussalam. Silakan masuk ke dalam." Zeira membuka pintu lebih lebar, sembari tersenyum.

Yang datang hanya lima orang, yaitu Barrun, dua kakak sepupu laki-laki, dan kedua orang tuanya.

Kelima orang itu duduk di ruang tamu, yang sudah ada Ainsley, Xena, Vadim, Ikhsan, Aqila, dan Fida. Geffie tidak ikut, karena harus menjaga Arkan yang sedang tidak enak badan.

Ainsley berdiri dari duduknya, beranjak untuk mencium punggung tangan ibunya Barrun-Charilyn, dan hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum kepada ayahnya Barrun-Kharel, karena Kharel bukanlah mahramnya. Ainsley kembali duduk di tempatnya.

Kharel menghargai hal itu, dan membalas senyuman Ainsley.

"Gugup atau tidak?" bisik Zeira.

"Sedikit," jawab Ainsley.

"Baiklah. Sebelumnya, Assalamu'alaikum semuanya." Suara berat dan tegas Barrun sedikit menggema di ruang itu.

"Wa'alaikumussalam warohmatullohi wabarokatuh," jawab semua orang secara bersamaan.

"Tujuan saya datang ke sini adalah untuk melamar putri dari keluarga ini, yaitu Ainsley Annora Jagravi untuk menjadikannya sebagai istri dan ibu dari anak-anak saya. Keputusan ini, saya sudah persiapkan secara matang, banyak yang sudah saya persiapkan. Insya Allah saya siap menjadi imam, suami, kakak, serta ayah untuk Ainsley. Saya tidak akan berjanji untuk selalu membuat Ainsley terus bahagia, namun saya akan berusaha untuk membuat Ainsley tersenyum. Saya ingin Ainsley menjadi pelengkap separuh agama saya," kata Barrun tegas.

"Saya sebagai kakak tertua di sini, ingin menanyakan beberapa pertanyaan kepadamu. Yaitu, apa kamu sudah benar-benar siap untuk menikah? Apa kamu siap untuk menggantikan posisi semua laki-laki dari keluarga ini untuk Ainsley?" tanya Vadim dengan tegas dan datar.

"Insya Allah saya siap kakak. Karena, saya tahu pernikahan bukanlah sebuah permainan yang hanya bisa diputuskan begitu saja, dan saya hanya mau pernikahan hanya sekali seumur hidup saya, bersama dengan wanita yang saya cintai, dan itu adalah Ainsley." Kembali dengan tegas Barrun bersuara dengan ekspresi yang sama dengan Vadim, datar.

PARALYSED [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang