Jam 23.00
"Dia adalah laki-laki yang paling berengsek yang pernah saya kenal. Dengan teganya dia menyuruh orang untuk mencelakakan nona Ainsley yang tidak pernah melukainya atau mengganggunya," tukas Nabil datar.
Malam sudah larut, namun Nabil, Azi, dan Vikram masih membahas perihal di kantin tadi pagi.
Nabil, Azi, dan Vikram sudah tahu siapa pelaku di balik kejadian itu. Lagi dan lagi pelakunya masih sama yaitu, Ikhsan. Kakak kedua Ainsley yang sekarang masih di dalam penjara. Entah bagaimana sampai dia bisa menghubungi seseorang untuk berbuat jahat di saat dia sedang di kawasan yang diawasi oleh pihak berwajib atau para polisi.
"Apa mereka tidak mengawasi Ikhsan ketika pria itu sedang menelepon, seperti yang biasa mereka lakukan kepada pelaku kejahatan yang lainnya?" batin Nabil.
"Rasa bencinya semakin besar." Setelah lama tidak membuka suara, Vikram kali ini merespons ucapan Nabil dengan datar.
"Kasih sayang yang diberikan nona Ainsley kepadanya tidak cukup selama ini," sela Nabil.
"Katakan ini kepada polisi dengan bukti rekaman cctv di kantin di saat kejadian orang suruhannya mengawasi gerak-gerik Nona Ainsley, serta bukti panggilan telepon dari Ikhsan tentang rencana mereka untuk membunuh nona Ainsley yang tidak sengaja laki-laki itu rekam di ponselnya," ucap Azi datar.
"Dia akan mendapatkan hukuman berlipat ganda. Saya ingin dia tidak akan pernah keluar dari sana kalau perlu, daripada mengganggu nona Ainsley dan membuat nyawanya dalam bahaya lagi," tegas
"Sebaiknya kita istirahat malam ini. Kita akan melaporkan dan memberikan bukti-buktinya besok pagi, karena ini sudah larut malam." Mereka bertiga bergegas ke kamar masing-masing untuk beristirahat dan akan kembali menindak lanjuti masalah ini, yang harus segera diselesaikan.
Karena Azi, Vikram, dan Nabil yang ditugaskan Fida untuk selalu menjaga Ainsley di sekolah, jadi mereka diminta untuk tinggal dan tidur di rumah Fida saja, daripada bolak-balik dari rumah mereka lalu ke rumah Fida yang hanya akan menguras waktu dan tenaga ketiga bodyguard muda ini.
Azi, Vikram, dan Nabil memiliki prinsip untuk saat ini tetap fokus dan bekerja kepada keluarga Fida tanpa memikirkan tentang pasangan atau perempuan. Karena, mereka tidak punya waktu untuk itu. Dan lagipula, mereka masih muda. Azi, Vikram, dan Nabil juga tidak ingin berlama-lama berpacaran, dan akan langsung menikah, itu juga tidak mudah. Mereka harus mempersiapkan segalanya, yaitu fisik, mental, materi, dan hal penting lainnya, karena mereka ingin menikah sekali seumur hidup dengan orang yang tepat.
Maka dari itu, mereka tidak pernah terlihat dekat dengan perempuan, kecuali Fida, Ainsley, Aqila, atau Geffie. Namun, Azi, Vikram, dan Nabil lebih dekat dengan Ainsley yang sudah mereka anggap seperti adik mereka, mereka juga sangat menyayangi Ainsley. Mereka rela mempertaruhkan nyawa untuk menyelematkan Ainsley, bukan hanya karena kasih sayang yang mereka miliki untuk Ainsley, tetapi juga karena tugas mereka sebagai bodyguard.
*****
Jam 06.10
"Mama. Terima kasih banyak karena telah membantu Ainsley. Maaf telah merepotkan Mama, dengan kondisi Ainsley yang sekarang, Ainsley sadar bahwa Ainsley banyak merepotkan orang-orang di sekitar Ainsley." Ainsley menundukkan kepalanya dengan dalam dengan meneteskan air matanya.
Fida berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan Ainsley, lalu mengangkat dagu Ainsley. "Jangan menunduk, sayang. Kamu jangan menangis. Kamu tidak merepotkan siapapun. Kami semua sayang sama kamu. Mama dan yang lainnya, tidak akan membiarkan kamu sendirian. Kami akan terus bersama kamu, karena kita adalah keluarga, sayang. Jadi, kita harus saling membantu dan menguatkan di saat seperti ini. Anak cantiknya Mama, tidak boleh bersedih," sahut Fida.
KAMU SEDANG MEMBACA
PARALYSED [END]
Teen FictionKecelakaan yang terjadi karena rasa benci yang tertanam dalam hati dan pikiran membuat nyawa seorang gadis berada antara hidup dan mati. Ketika telah bangun dari tidur panjangnya, sebuah kenyataan pahit pun ia dapatkan. ••• Mulai : 14 Juli 2021 ...