"Selamat membaca..!!🖤"
AKU SENENG JIKA KALIAN MEMBERIKAN VOTE PADA CERITA KU:)
LANJUT!!
_______________
"MAMA! ARSHAD PENGEN ISTRI BARUUU!!"Spontan Arshad berteriak dengan suara yang terdengar keras, lantaran sudah tak tahan dengan semua siksaan Felysia untuknya.
Felysia reflek mendorong Arshad hingga lengannya sedikit terkena kaki meja. " GUE JUGA PENGEN SUAMI BARU!! GAK TAHAN PUNYA SUAMI MODELAN KAYAK LO!"balasnya tak kalah keras, berkacak pinggang menatap Arshad tajam.
Mengusap lengan, kepala, serta telinga yang sudah memerah. Dengan susah payah ia berdiri memposisikan dirinya menatap Felysia, sedikit menunduk karena memang batas tinggi gadis itu hanya pada pundaknya.
Menghembuskan napas kasar, kemudian cowok itu menatap Felysia dengan datar. "Lo benar-benar ya! Lo gak liat telinga gue ha! Rambut gue juga banyak yang rontok gara-gara tarikan sialan lo itu!" Arshad melipat kedua tangan di depan dada, dengan mata tajam yang tak pernah lepas menatap gadis itu.
Bukannya merasa bersalah, justru Felysia memutar bola mata sembari memainkan kuku-kukunya kemudian berkata. "Oh, tapi itu semua salah lo sendiri sih. Coba gak mancing emosi gue." Lalu berjalan keluar dari dapur, melangkahkan kakinya ke arah sofa. Felysia duduk di sana kemudian meraih buku novel yang sempat tadi ia baca.
"Arghh!! Felysia! Dasar lo istri durhaka!!"teriak Arshad sembari mengacak rambutnya frustasi. Ayolah, tinggal berdua bersama gadis itu sama halnya membawa bencana setiap harinya.
"OH! TERIMAKASIH BETEWE!" balas Felysia dari arah luar, hal itu membuat Arshad mengelus dadanya berusaha sabar atas tingkah serta suara Felysia yang benar-benar Astaghfirullah.
"Gue bisa gila lama-lama kalau kayak gini!"
•••
Sedari tadi Felysia tak henti-hentinya mengomel tidak jelas, lantaran Ac di dalam kamar itu mati entah apa penyebabnya. Di tambah lagi dengan nyamuk yang mengigit kulit putih bersihnya.
Arshad benar-benar menyebalkan, berulang kali Felysia menarik selimut itu untuk menutupi seluruh tubuh agar terhindar dari gigitan nyamuk sialan itu. Tapi emang dasarnya Arshad sosok suami yang tak peka serta sangat menyebalkan.
"Selimutnya bagi dikit sih, ah!"mendesah pelan, tangan mungil Felysia tak henti-hentinya menarik selimut itu agar menutupi seluruh tubuhnya, tapi Arshad tak pernah ingin mengalah. Di saat Felysia menarik selimut itu, Arshad malah menariknya balik. Dan sekarang, terjadilah aksi tarik-menarik selimut.
"Apaan sih! Gue juga mau woi!"balas Arshad berusaha menari selimut itu kembali.
"Ngalah sama gue kenapa sih, ah!"
"Ogah! Emang lo ratu ha! Oiya, desahan lo kurang bagus,"
Buk!
"Gue potong-potong juga tubuh lo ya!" ancam Felysia melirik Arshad sinis.
Arshad terkekeh."Emang lo berani, hmm? Yang ada gue yang potong-potong lo duluan,"balasnya tak kalah sinis.
Felysia mendelik, gadis itu bangun dari posisi tidurnya dengan kesal. Jari-jarinya tak pernah berhenti menggaruk-garuk lengannya.
"Ambilin gue selimut lagi! Ini kamar apa tempat pembuangan sampah sih! Perasaan nyamuknya banyak bat dah!"
Plak!
"Auuu... Bunda! Felysia bisa-bisa stress tinggal di rumah pelit ini."teriaknya dengan mata yang berkaca-kaca.
Sekarang kulit putih itu sudah berubah menjadi bintik ke merah-merahan. Mengusapnya dengan kasar serta mengibaskan wajahnya menggunkan tangan karena merasa begitu gerah.
Memutar bola mata malas." Lebay lo! Ini rumah gue betewe, jangan asal hina aja lu!"kemudian melirik Felysia malas.
"YAUDAH! SANA CEPETAN AMBILIN GUE KIPAS ANGIN SAMA OBAK NYAMUK! KAMAR LO PENUH SAMA NYAMUK HAUS DARAH NIH!" teriak Felysia lantaran sudah tidak tahan berada di situasi seperti ini.
"Gak usah teriak juga! Pusing gue dengerin suara jelek lo itu!" Arshad berdiri dengan kesal.
"Sana cepetan!"kemudian Felysia mendorong pelan Arshad.
Cowok itu mendelik." Gue bukan babu lo ye!"
"Tapi lo suami gue! Eh!" Felysia langsung menutup bibirnya rapat, menepuknya karena sudah berbicara seperti itu. Secara tidak sengaja, Felysia sudah mengakui Arshad sebagai suaminya.
Mendengar itu seketika membuat Arshad tersenyum lebar. "Lo bilang apa tadi?" tanyanya menggoda. Berjalan mendekat ke arah Felysia, kemudian kembali duduk di atas ranjang itu.
Felysia menggeleng cepat, buru-buru ia merubah raut wajahnya kembali."Sorry, gak usah kegeeran dulu! Gue cuma salah ngomong tadi,"ujar Felysia berusaha mengelak.
Arshad menganggukkan kepalanya paham."Halah! Tadi lo bilang apa? Gue mau denger lagi, coba ulang."perintahnya dengan senyuman yang tak pernah pudar sama sekali. Arshad semakin gencar mengoda gadis itu.
"Banyak bacot lo! Sekarang ambilin tadi yang gue suruh!" Felysia mendorong Arshad kembali. Tidak tau saja jika sekarang Felysia sudah di buat keringat dingin di tempatnya, gara-gara nyamuk itu membuat dirinya reflek mengucapkan kata suami.
Seketika Arshad tertawa terbahak-bahak, wajah salah tingkah serta kekesalan gadis itu terlihat sungguh menggemaskan. Tapi tetap saja sangat galak dan suka sekali menyiksa dirinya.
Oke! Sepertinya Arshad harus balas dendam dengan gadis itu.
"Bilang dulu, baru gue ambilin." mencolek dagu Felysia dengan sedikit menggoda, hal itu menggundang tatapan tajam dari Felysia.
"Apaan sih lo wee! Cepetan sana, gue ngantuk!" Felysia berusaha mendorong Arshad agar segera beranjak dari sana. Tapi emang dasarnya cowok itu begitu menyebalkan dan selalu menguras emosi. Bukannya pergi, ia justru malah membaringkan tubuhnya di atas kasur, dengan kepala yang bersandar pada paha gadis itu, menggunakannya sebagai bantal.
"Bilang dulu, baru gue ambilin."ujar Arshad sembari tersenyum tipis.
Felysia menghembuskan napasnya kasar. Oke! Sepertinya ia harus mengalah demi keselamatan kulit putihnya, dengan kesal Felysia melirik Arshad sinis lalu berkata.
"LO SUAMI GUE! PUAS LO!!"
________________
Hello guys!! Jangan lupa tinggalkan jejaknya dengan cara Vote and komen 💬 Nya...
See you next!!
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSHAD |Husband Sucks✔
Teen FictionTernyata gini ya, nikah dan satu atap bersama cowok yang jelas-jelas musuh sendiri. ____________ WARNING❗CERITA INI MENGANDUNG UNSUR NGAKAK DAN KE UWUHAN❗ •••• "Ngapain lo tidur di sini?" "Kan gue suami lo." "JANGAN MIMPI! SEKARANG KELUAR!" "ASTAGF...