Happy Reading :)
"hiks.. pi.. cahaya pi.. cahaya.." isak Hana bersandar pada dada bidang suaminya
Sedangkan ke-6 putra Jinggara itu hanya mampu menundukan kepala mereka , tidak berani menatap kearah kedua orang tuanya .
"sst... tenang mi tenang , Cahay pasti akan baik-baik saja . Kita harus berdoa supaya Cahaya nggak kenapa-napa" ucap Frans , Hana mengangguk sambil masih terisak
Cklekk
keluarlah seorang seorang dokter muda diikuti dua perawat dibelakangnya , ia menatap ke-6 pemuda itu sengit.
kedua perawat yang tadi membatunya langsung pamit , dokter itu hanya mengangguk lalu beralih menatap keluarga pasiennya .
"bagaimana keadaan anak saya dok?" Tanya Hana dengan harap cemas , dokter itu tersenyum maklum .
"keadaan nona Cahaya saati ini kurang stabil tapi ,Nona Cahaya tidak apa-apa bu , dan saya mohon untuk tidak membuat nona cahaya menjadi tertekan , karena itu bisa mempengaruhi sistem syaraf otaknya ." Ucap dokter ber nametag Fellicyaz Faletino
"apakah kami bisa menjenguknya dok?"tanya Frans
"untuk sementara waktu , tolong jangan ada yang mengunjungi nona Cahaya karena keadaanya yang kurang stabil ." Jelas Fellicyaz
"baik bapak ibu , saya permisi . Selamat siang" ucapnya , Frans mengangguk dan berterima kasih , lalu Fellicya melenggang pergi .
"Pi... Cahaya pi , kenapa harus Cahaya pi? Kenapa harus anak kita? Kenapa pi.. hiks..?"tanya Hana dengan derai air mata yang lagi lagi mengalir deras .
"Mi.. udah ya , kita serahkan semua pada Tuhan . Kita harus percaya , bahwa Tuhan tidak pernah membiarkan umatnya merasa sendiri dan putus asa ." Jelas Frans
Ia memeluk istrinya , dan mengusap pelan punggung mungil itu .
Ia menatap datar kearah putranya , entah apa yang dipikirkan Frans kali ini .
"kita pulang dulu ya mi , mami perlu istirahat juga loh" ucap Frans membujuk istrinya , Hana menggeleng dalam pelukan suaminya .
"Mi.. lihat papi" ucap Frans melerai pelukan mereka dan memaksa Hana menatap padanya .
"Mami bisa sakit kalau nggak istirahat dengan benar , emang mami mau sakit? Terus gak bisa jagain Cahaya?" Tanya Frans berusaha
"iya... mami mau pulang"ucap Hana lirih
"yaudah ayuk " ucap Frans merangkul bahu mungil itu , namun sebelum itu ia mengajak putra-putranya pulang agar tidak berulah .
ke-6 putra jinggara hanya bisa mengangguk saja , mereka pasrah akan dihukum oleh orang tuanya nanti .
-------
Skip kediaman JinggaraFrans menatap ke-6 putranya datar , ia menumpu kaki kanan dikaki kirinya . Ia menyesap kopi digelasnya dengan elegan , lalu menaruhnya kembali dimeja .
"Jelaskan sebenarnya apa yang terjadi?"tanya Frans dingin
"kami nggak melakukan apapun" jelas Harisson mewakili saudara saudara lelakinya .
Raut wajah Frans tetap sama , datar.
'Spertinya harus kuberi ancaman dulu baru mengaku' batin Frans
"kalian ingin mengatakan apa yang trrjadi atau.. , aku akan memberi tau pada mami kalian bahwa kalian tak oernah menyayangi Cahaya?" Ancam Frans
" kami hanya berdebat dengannya" jelas sisulung Jordan
"berdebat?"tanya Frans , mereka ber-6 mengangguk .
Frans menghela nafas , apakah perkataan putra putranya seoedas itu sampai membuat putrinya Drop? .
"apa yang kalian katakan?"tanya Frans penasaran , karena menurutnya putrinya adalah wanuta tegar yang tidak akan goyah hanya dengan kata kata .
"kami hanya mengatakan ia tak berguna" ucap Hilton tanpa beban
PLAKK
"kalian keterlaluan , seharusnya saat Cahaya seperti ini kalian itu sadar akan apa yang kalian perbuat padanya ." ucap Frans marah
tak habis fikir akan jalan pikiran ke-6 putranya ini , kenapa bisa sekejam ini? .
Hilton memegang pipinya yang tadi ditampar , ia hanya mampu menunduk tanpa membalas tatapan sang ayah .
"apa yang kalian katakan pada Cahaya?"ucap Frans tertuju pada putranya yang lain
----------
Dirumah sakitgadis itu sedang memperhatikan aoa yang terjadi dimansionnya , ia tersenyum sumringah melihat apa yang terjadi .
"akh.. sepertinya awal ini cukup bagus untuk memasuki Mansion Jinggara , akan ku buat mereka tau apa yang Cahaya rasakan" ucap Mentari sambil menatap Laptop dipangkuannya
ia sedang menyaksikan ke-6 putra Jinggara yang dihukum habis habisan , sepertinya Frans sangat marah kali ini , karena menurut informannya Frans adalah orang penyabar dan jarang bermain fisik.
"Kenapa kalian melakukan itu kepada adik kalian? Apa karena Dania?"
Mentari tersenyum mendengarnya , sepertinya akan mudah mencari medusa satu ini .
"kakak.. Dania? Cih.. menjijikkan memanggilnya kakak , lagipula kenapa Cahaya memanggilnya kakak? Medusa seperti dia tak pantas dipanggil sebutan itu" gumam Mentari bergidik jijik
Ia mulai mengotak atik laptopnya , Mentari tersenyum devil kala mendapat apa yang ia inginkan .
" ohooo ternyata tuan putri dari Nanisiel? Baikalah akan kuberi sedikit hadiah karena sudah membuatku berada diraga Cahaya" ucap Mentari
lalu ia mengirim surel kemarkasnya , ia langsung meretas keamanan markasnya dan langsung masuk kejaringan .
Ia berbicara pada robotnya , dan memerintahkan pada mereka untuk memberi hadiah .
"akhirnya... baiklah" ucap Mentari menaruh kedua tangannya dibelakang kepala sambil bersandar .
"kita lihat Nanisiel.. dendammu atau dendam ku yang justru terbalas? Aku tidak sabar menanti jeritan itu" gumam Mentari sambil menutup matanya .
----------------
TBC
Just call me Aci

KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya Mentari(ON GOING)
Novela Juvenilini kisah hidup dua orang gadis yang berbeda sifat , yang satu naif yang satu kejam . kenaifan Cahaya membuatnya selalu dimanfaatkan , dan karena kenaifan itu juga ia hidup menderita . "Terima kasih kakak cantik mau mengantikan Cahaya" - Cahaya Jing...