-04-

3.4K 375 1
                                        

Happy Reading :)

"hiks.. pi.. cahaya pi.. cahaya.." isak Hana bersandar pada dada bidang suaminya

Sedangkan ke-6 putra Jinggara itu hanya mampu menundukan kepala mereka , tidak berani menatap kearah kedua orang tuanya .

"sst... tenang mi tenang , Cahay pasti akan baik-baik saja . Kita harus berdoa supaya Cahaya nggak kenapa-napa" ucap Frans , Hana mengangguk sambil masih terisak

Cklekk

keluarlah seorang seorang dokter muda diikuti dua perawat dibelakangnya , ia menatap ke-6 pemuda itu sengit.

kedua perawat yang tadi membatunya langsung pamit , dokter itu hanya mengangguk lalu beralih menatap keluarga pasiennya .

"bagaimana keadaan anak saya dok?" Tanya Hana dengan harap cemas , dokter itu tersenyum maklum .

"keadaan nona Cahaya saati ini kurang stabil tapi ,Nona Cahaya tidak apa-apa bu , dan saya mohon untuk tidak membuat nona cahaya menjadi tertekan , karena itu bisa mempengaruhi sistem syaraf otaknya ." Ucap dokter ber nametag Fellicyaz Faletino

"apakah kami bisa menjenguknya dok?"tanya Frans

"untuk sementara waktu , tolong jangan ada yang mengunjungi nona Cahaya karena keadaanya yang kurang stabil ." Jelas Fellicyaz

"baik bapak ibu , saya permisi . Selamat siang" ucapnya , Frans mengangguk dan berterima kasih , lalu Fellicya melenggang pergi .

"Pi... Cahaya pi , kenapa harus Cahaya pi? Kenapa harus anak kita? Kenapa pi.. hiks..?"tanya Hana dengan derai air mata yang lagi lagi mengalir deras .

"Mi.. udah ya , kita serahkan semua pada Tuhan . Kita harus percaya , bahwa Tuhan tidak pernah membiarkan umatnya merasa sendiri dan putus asa ." Jelas Frans

Ia memeluk istrinya , dan mengusap pelan punggung mungil itu .

Ia menatap datar kearah putranya , entah apa yang dipikirkan Frans kali ini .

"kita pulang dulu ya mi , mami perlu istirahat juga loh" ucap Frans membujuk istrinya , Hana menggeleng dalam pelukan suaminya .

"Mi.. lihat papi" ucap Frans melerai pelukan mereka dan memaksa Hana menatap padanya .

"Mami bisa sakit kalau nggak istirahat dengan benar , emang mami mau sakit? Terus gak bisa jagain Cahaya?" Tanya Frans berusaha

"iya... mami mau pulang"ucap Hana lirih

"yaudah ayuk " ucap Frans merangkul bahu mungil itu , namun sebelum itu ia mengajak putra-putranya pulang agar tidak berulah .

ke-6 putra jinggara hanya bisa mengangguk saja , mereka pasrah akan dihukum oleh orang tuanya nanti .

-------
Skip kediaman Jinggara

Frans menatap ke-6 putranya datar , ia menumpu kaki kanan dikaki kirinya . Ia menyesap kopi digelasnya dengan elegan , lalu menaruhnya kembali dimeja .

"Jelaskan sebenarnya apa yang terjadi?"tanya Frans dingin

"kami nggak melakukan apapun" jelas Harisson mewakili saudara saudara lelakinya .

Raut wajah Frans tetap sama , datar.

'Spertinya harus kuberi ancaman dulu baru mengaku' batin Frans

"kalian ingin mengatakan apa yang trrjadi atau.. , aku akan memberi tau pada mami kalian bahwa kalian tak oernah menyayangi Cahaya?" Ancam Frans

" kami hanya berdebat dengannya" jelas sisulung Jordan

"berdebat?"tanya Frans , mereka ber-6 mengangguk .

Frans menghela nafas , apakah perkataan putra putranya seoedas itu sampai membuat putrinya Drop? .

"apa yang kalian katakan?"tanya Frans penasaran , karena menurutnya putrinya adalah wanuta tegar yang tidak akan goyah hanya dengan kata kata .

"kami hanya mengatakan ia tak berguna" ucap Hilton tanpa beban

PLAKK

"kalian keterlaluan , seharusnya saat Cahaya seperti ini kalian itu sadar akan apa yang kalian perbuat padanya ." ucap Frans marah

tak habis fikir akan jalan pikiran ke-6 putranya ini , kenapa bisa sekejam ini? .

Hilton memegang pipinya yang tadi ditampar , ia hanya mampu menunduk tanpa membalas tatapan sang ayah .

"apa yang kalian katakan pada Cahaya?"ucap Frans tertuju pada putranya yang lain

----------
Dirumah sakit

gadis itu sedang memperhatikan aoa yang terjadi dimansionnya , ia tersenyum sumringah melihat apa yang terjadi .

"akh.. sepertinya awal ini cukup bagus untuk memasuki Mansion Jinggara , akan ku buat mereka tau apa yang Cahaya rasakan" ucap Mentari sambil menatap Laptop dipangkuannya

ia sedang menyaksikan ke-6 putra Jinggara yang dihukum habis habisan , sepertinya Frans sangat marah kali ini , karena menurut informannya Frans adalah orang penyabar dan jarang bermain fisik.

"Kenapa kalian melakukan itu kepada adik kalian? Apa karena Dania?"

Mentari tersenyum mendengarnya , sepertinya akan mudah mencari medusa satu ini .

"kakak.. Dania? Cih.. menjijikkan memanggilnya kakak , lagipula kenapa Cahaya memanggilnya kakak? Medusa seperti dia tak pantas dipanggil sebutan itu" gumam Mentari bergidik jijik

Ia mulai mengotak atik laptopnya , Mentari tersenyum devil kala mendapat apa yang ia inginkan .

" ohooo ternyata tuan putri dari Nanisiel? Baikalah akan kuberi sedikit hadiah karena sudah membuatku berada diraga Cahaya" ucap Mentari

lalu ia mengirim surel kemarkasnya , ia langsung meretas keamanan markasnya dan langsung masuk kejaringan .

Ia berbicara pada robotnya , dan memerintahkan pada mereka untuk memberi hadiah .

"akhirnya... baiklah" ucap Mentari menaruh kedua tangannya dibelakang kepala sambil bersandar .

"kita lihat Nanisiel.. dendammu atau dendam ku yang justru terbalas? Aku tidak sabar menanti jeritan itu" gumam Mentari sambil menutup matanya .

----------------

TBC

Just call me Aci

Cahaya Mentari(ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang