-02-

4K 436 1
                                        

Happy Reading :)

"Ck.. terang banget , apaan nih? Apa gw masuk surga? Kan gw jahat?" Decak Mentari sambip berjalan menyusuri taman bungan yang sangat indah dan terang disetiap ia tapaki .

"Kakak cantik!!" Panggilan itu membuat Mentari melihat kebelakangnya

mendapati seorang gadis bergaun putih , dengan seluruh tubuhnya yang bersinar membuatnya seperti bidadari (maybe) .

"Tungguin!!" Teriakan itu terjadi lagi karena Mentari berbalik badan tanpa menghiraukannya lagi .

namun tiba tiba...

WUSHH

"Hai kakak cantik"

gadis itu tiba tiba sudah didepan Mentari , membuat Mentari kaget sperkian detik lalu kembali dengan tampang datarnya .

"kakak kenapa gak berhenti? Aku capek tau lari-lari , eh.. tapi kalau disini kan gak ada yang namanya capek ya" ocehan gadis didepannya ini membuat Mentari jengah

Sudah mati , masih saja ada yang modelan seperti ini.

"Lo siapa?" tanya Mentari yang sudah jengah akan ocehan panjang gadis itu , yang seakan tidak akan berujung jika tidak disela .

gadis itu tersenyum manis lalu mengulurkan tangannya , Mentari hanya menatap tangan itu tanpa berniat membalasnya .

gadis itu membuat wajah cemberut , ia menarik kembali tangannya .

"Kok kakak nggak bales tangan aku sih? Kan aku mau kenalan" ucap gadis itu dengan tangan bersedekap .

"gw tau kalau lo-

tunjuk Mentari pada hidung mungil gadis itu , lalu menarik kembali tangannya .

"pasti tau siapa gw" lanjut Mentari

"kok kakak tau? Kakak cenayang?" Tanya gadis itu

"karena lo udah mati , begitupun gw sebenernya juga udah mati , tapi lo!! Buat gw harus hidup lagi" ucap Mentari jengkel

Gadis itu menunduk lesu , ia memilin jarinya sendiri . Mentari sudah hafal dengan tak-tik seperti itu , mari kita hitung bersama sama

1..

2..

3..

"Bantuin aku ya kakak cantik" ucap gadis itu dengan puppy eyes nya , Mentari tetap bungkan tak berniat membalas .

"kakak cantik kan orang baik-

"gw jahat" sela Mentari , gadis itu kembali cemberut .

"kakak cantik nggak jahat , kakak sebenarnya baik tapi.. kakak selalu sembunyiin dengan muka serem kakak" ucap gadis itu

Oke Mentari akan mengalah kali ini , mari kita dengarkan apa yang gadis itu inginkan darinya .

"lo minta dibantu apa? Nyongkel mata musuh lo? Ngulitin bitch? Atau.. penggal kepala penghianat?" tanya Mentari

gadis itu membolakan matanya , apakah kakak cantik didepannya ini tidak merasa ngeri dengan ucapannya?

"gw gak takut sama yang gw ucapin, cepet lo mau gw bantu apa?" tanya Mentari

"kakak cantik gantiin aku ya?" pertanyaan itu mengundang tanya pada diri Mentari

"maksud lo?" Tanya Mentari

"kakak gantiin aku untuk mengungkap semuanya , aku disini memang takdir tapi.............-

"begitu ceritanya kak" Jelas gadis itu

"jadi... penghianat hmmm? Gw suka bermain dengan mereka" ucap Mentari dengan menjilati bibirnya yang terasa kering , padahal bibirnya sangat lembab sekarang .

gadis itu bergidik ngeri melihat itu , namun ia berusaha mempertahankan senyumnya .

"Terima kasih kakak cantik mau menggantikan Cahaya" setelah itu Mentari merasa diri nya terpeleset

"Kenapa jatuhnya gak elit?" dengus Mentari sambil pasrah ketika dirinya terjatuh dari lingkaran itu ,karena didorong oleh gadis bernama cahaya yang baru saja meminta pertolongan padanya .

--------

"eungh.." erangan itu membuat pasangan paruh baya diaampingnya tersenyum

"Cahaya sudah bangun sayang" ucap Hana , Mentari tersenyum manis

'kalau bukan karena peran , males gw buang buang waktu buat senyum gini . Sialan tuh cahaya , ngedorong gak ngira ngira , badan gw sakit semua' batin Mentari kesal

"Mami..." panggil Mentari berusaha melembutkan nada suaranya , namun bukannya lembut malah nadanya terkesan seperti geraman tertahan .

"kenapa sayang?" Tanya Hana sambil mengusap kepala Mentari

"Aku mau pulang" ucap Mentari , Frans dan Hana mengernyit heran 'sejak kapan Cahaya memanggil dirinya Aku?' Pikir mereka .

"Iya , tapi nanti setelah Cahaya sembuh ya sayang" ucap Frans mencoba memberi pengertian , anggukan Cahaya membuat Hana dan Frans bernafas lega .

"mi.." panggil cahaya , Hana berdehem sambil menatap lembut mata bulat putirnya .

"abang nggak jenguk Aca?"tanya Cahaya dengan memanggil nama kesayangan pemilik tubuh ini .

Hana dan Frans mematung , mereka bingung harus menjawab apa .

"Mi.. kok nggak dijawab? Abang nggak jenguk Aca ya? A-abang hiks.. benci Aca ya Mi-pi?" Tanya Cahaya mulai terisak

Hana menarik Cahaya kedalam pelukannya , ia menaruh dagunya dipuncak kepala cahaya yang sedang terisak .

Hana mendongak mencoba menghalau air mata yang siap meluncur saat itu juga , Frans menghampiri kedua wanita tercintanya dan bergabung dalam pelukan itu .

"abang gak benci sama Aca , cuma abang lagi sibuk aja kok , iya kan pi?"tanya Hana dengan suara sedikit serak

'beruntung Cahaya punya orang tua yang sayang sama dia , sedangkan gw?'Batin Mentari dengan mengeratkan pelukannya pada Hana dan menumpahkan semua yang ia rasakan selama ini sebagai Mentari

"iya , abang lagi banyak tugas sayang , jadi abang belum bisa jenguk kamu" tambah Frans

'gw tau kalau para bajingan kecil itu pasti bukan sibuk nugas , tapi sibuk ngurusin medusa sialan . Awas kalian semua , sekarang Mentari sang malaikat maut cadangan yang bakal buat hidup kalian menderita' ucap Mentari dalam hati

'Mari kita mulai' batin Mentari tertawa jahat

TBC

Terima kasih yang sudah memberi dukungan pada cerita ini .

Cahaya Mentari(ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang