Elegi di Bulan Maret

131 12 0
                                    

By : ReTa_ly

Tema : Percintaan

Genre : sad romance

Maret, tak ada yang istimewa selain hanyalah bulan ketiga pada warsa 2021. Namun tidak bagi lelaki manis dengan surai segelap malam. Lelaki dengan pesona yang membuat candu. Nyatanya dirinya begitu menantikan bulan ini datang. Sebab apa yang akan ia rasakan, adalah hal yang paling mendebarkan. "Akhirnya.." Lelaki itu berseru. Seulas senyum manis tak pernah mampu ia tepis. Ia biarkan garis lengkung dengan binar bahagia terpantul dari kedua netra jernihnya. "Aku pulang, tepat sesuai yang aku janjikan." Tubuhnya berjalan pelan menyusuri jalanan setapak dengan koper hitam ditangannya. Hampir lima tahun Tadashi Kikuchi hidup terpisah dari sang kekasih. Terpisahkan laut, mereka bernaung dibenua yang berbeda. Yang sama, hanya langit yang senantiasa berdiri diatas kepala mereka. Hari ini Tadashi putuskan untuk pulang, pada pelukan hangat yang selama ini ia rindukan pun pada belai kasih lembut yang terasa mendebarkan. Akan Tadashi buat jalinan cinta kasih mereka lebih kuat. Ia tak sabar, untuk saling bertukar sapa, cerita, hingga senja tiba. Dengan kedua tangan yang saling bertaut dan bibir yang saling berpagut. Ah Tadashi benar-benar mendambakan itu semua.

Berhenti sejenak Tadashi didepan gedung besar yang menjulang. Dengan cat putih gading memenuhi setiap penjuru gedung. Dalam senyumnya yang tersungging tipis, Tadashi bergumam pelan, "Tempat pertama kali kita bersua. Ditempat ini untuk kali pertama aku jatuh cinta." Setelah beberapa saat menatap, Tadashi kembali melangkah meninggalkan gedung itu. Gedung tempat mereka menuntut ilmu beberapa tahun lalu.

Berhenti lagi Tadashi dipinggir jembatan. Pandangannya turun pada sungai besar yang mengalir dibawah sana. Senyumnya terkembang semakin lebar. Kedua netra cantik dengan titik hitam dibawah matanya melengkuh indah, "Aku ingat. Kau menyatakan perasaanmu padaku disini. Diatas geladak kapal. Kau tak bawa apapun saat itu. Hanya memberikan tatapan hangat dan senyum paling menawan. Aku bahkan masih ingat merah wajahmu ketika kau berlutut dihadapanku. Ketika senja membias garis wajahmu yang rupawan." Tadashi tergelak kecil. Disampirkannya sedikit helai rambut kebelakang telinga. Angin sore itu tampak kencang, menerbangkan surai yang mulai memanjang. Dan lagi, dihadapan matahari tenggelam, Tadashi menjadi ribuan kali lebih memesona. Bahkan ketika sang Suria sepenuhnya tenggelam, gradasi warna cantik disepanjang lembayung tampak menemani kaki Tadashi yang melangkah.

Berjalan pelan Tadashi menyusuri rentetan tempat dengan berbagai kejadian paling penting dalam naskah hidupnya. Berbagai peristiwa dengan ribuan kenangan manis didalamnya. Hanya berisikan dirinya dan Adam sebagai pemeran. Cerita selayakan madu dimusim panas. Hangat dan manis.

Sampailah Tadashi disini. Rumah dengan cat pastel. Rumah tempat dirinya dan sang kekasih bernaung. Sejak pertama kali mereka memulai hubungan, keduanya sepakat untuk memutuskan tinggal bersama. Dan dirumah ini pula lah tergores banyak hal. Tentang Tadashi dan Adam. Tentang kebiasaan nyaman yang selalu mereka lakukan. Berbincang dipekarangan rumah ketika sore dengan roti selai yang menemani percakapan mereka, berdiam dibawah jendela demi memandang rintik hujan dengan selimut rajut membungkus tubuh keduanya, ataupun saling mendekap ketika gelap menyapa. Semuanya, segalanya mereka lakukan dibawah atap yang sama. Didalam rumah menenangkan yang sesungguhnya.

"Aku pulang." Kenop pintu yang terbuka membuat Tadashi menolehkan kepala dengan cepat, dilangkahkan kaki miliknya dan segera dia hamburkan tubuh nya untuk memeluk sang kekasih. "Ah aku merindukanmu. Teramat sangat merindukanmu." Tadashi tenggelamkan wajah lelah bercampur senang pada dada bidang Adam. Tak berubah, dada itu masih sehangat dulu. Masih sekeras dan sekuat dulu. Sandaran paling nyaman bagi Tadashi.

Namun sesuatu yang salah terjadi. Tubuhnya dingin, Adam tak membalas pelukannya. Pun tak menjawab perkataannya. Tadashi berdebar, bukan debar menyenangkan namun yang terasa adalah debar menyesakkan yang memenuhi rongga dadanya. Kenapa? Apa Adam tak senang dengan kepulangannya?

SK8 THE INFINITY PROJECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang