°•[10].epilogue:xin!

33 8 0
                                    

{Alangkah baik nya vote sebelum membaca!}

CHINTYA POV

Dear xinlong's epilogue

"Dan bagian terbaiknya adalah,sepupu ibu yang menghembuskan nafas terakhirnya di pelukan orang yang ia cintai"

Seisi ruangan kelas XI-A riuh karena tangis dan beberapa siswi lainnya mengucap 'owh'secara bersamaan.beberapa diantara mereka menutup mulut mereka


Karena terharu.

"Huhuhu,sedih banget bu chintya!"seru salah satu siswi dengan rambut kepang, ia mengusap pelan air matanya yang menggenang di pelupuk matanya.

Aku hanya bisa tersenyum mengenang kejadian tersebut  senyum hampa.

Sudah dua tahun setelah kepergian xinlong,sepupuku untuk selama-lamanya.aku tidak pernah menyangka, penyakit kolera yang menyerangnya hanya bertindak kurang dari satu jam untuk mematikan semua sel pada tubuh nya.

Aku menutup mulutku,tangis ku pecah begitu saja.rasa nya benar-benar sakit jika harus mengetahui xinlong, sang manusia tulus harus pergi di pelukan orang yang ia cintai.ah,bahkan cerita ini lebih romantis di banding kisah romeo dan juliet.

Beberapa siswi berhambur untuk memelukku.ya,sekarang aku bekerja sebagai guru honor di sekolahku dulu, SMA faktorial.

"Bu,chintya!"panggil salah satu siswi yang tetap duduk di kursinya.ia mengangkat tangannya hendak bertanya.

"Kalo sepupu ibu sudah meninggal.lalu orang yang di cintai sepupu ibu itu kemana?tadi ibu bilang kalau orang yang dicintai sepupu ibu itu temen ibu juga kan?"

•••

"Han"panggilku lirih. Kemudian ia berlari ke arahku. Tangannya mengait dengan kuat di sela-sela pagar pembatas.

"Chintya!"serunya dengan suara imut.aku tersenyum. Sedih sekali rasanya melihat kondisi hanna seperti ini.

"Chintya tau gak,tadi tuh hanna ketemu sama xinlong!!!!xinlong bilang mau jemput hanna!"

Semenjak kepergian xinlong pada acara reuni itu,dua hari kemudian hanna di temukan hampir bunuh diri dengan menggunakan gunting.
Dengan tangan bergores darah,malam itu hanna hampir mengakhiri hidupnya dengan menusukan gunting ke bagian perutnya.ya,jika saja adiknya,shuyang tidak segera menolongnya.

Hanna histeris,ia mengamuk. Dan saat itu,aku dan talitha sebagai sahabat yang sudah seperti keluarga nya sendiri,memutuskan untuk memasukan hanna ke rumah sakit jiwa.

Psikiater bilang,kalau hanna mengalami histeria serta gangguan psikis yang bisa dikatan gila.sungguh, saat itu aku hendak menangis saja rasanya.

"han,maafin chintya,ya. xinlong itu udah tenang"
Bodohnya aku yang tetap bersikeras meluruskan pandangan hanna perihal xinlong.

"Xinlong gak akan tenang kalau xinlong gak pulang bareng hanna!!!"hanna memukul pagar besi dihadapannya kencang, membuatku terkesiap. Kemudian ia berlari menjauhiku.memeluk lututnya di sudut ruangan.

Aku berdiri dengan tubuh yang masih bersandar pada pagar besi itu.ironis, hanna seperti berada di bilik penjara.

"I'm going crazy!roll, action!"senandung hanna membuat hatiku ingin merota saja.mataku mulai mengabur
Karena air yang hendak tumpah dari pelupuknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

dear xinlongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang