empat

2.2K 224 50
                                    

Setelah meninggalkan Yedam seorang diri di Taman, Doyoung akhirnya melanjutkan perjalanannya menuju kelas. Sesampainya di sana, ia melihat kakaknya-- Choi Hyunsuk yang tumben sekali sudah berada dikelasnya itu tengah duduk di bangkunya seorang diri sambil bermain ponsel. Senyum Doyoung langsung merekah sempurna. Ia langkahkan kakinya menuju bangkunya yang terletak dipojok belakang ruang kelas.

"Kak Hyunsuk!" Ucap Doyoung mengagetkan Hyunsuk.

Sementara Hyunsuk langsung menghentikan kegiatannya bermain ponsel kemudian menyimpan ponselnya kedalam tas yang tergeletak di meja.

"Sejak kapan kak Hyunsuk disini?" Tanya Doyoung dengan nada antusias.

Hyunsuk menoleh kearah Doyoung yang tengah tersenyum lebar menampakkan deretan gigi putihnya yang rapi. Namun, tiba-tiba fokusnya beralih pada pipi Doyoung yang berwarna kebiruan dengan sudut bibir yang sedikit terluka.

Matanya mengkilat penuh amarah, tanpa menjawab pertanyaan yang dilontarkan adiknya itu ia langsung saja mencengkram pergelangan tangan Doyoung dan menariknya keluar kelas, padahal sebentar lagi kelas akan dimulai.

"Kak, kita mau kemana? Sebentar lagi kelas dimulai" Tanya Doyoung yang berusaha melepas cengkraman Hyunsuk.

Mengetahui jika adik kesayangannya berusaha melepaskan cengkaraman tangannya, Hyunsuk malah semakin mengeratkannya. Telinganya mendadak tuli tak mendengarkan rintihan kesakitan dan permohonan yang Doyoung utarakan.

Sesampainya di sebuah taman yang terletak di belakang gedung fakultas Seni, Hyunsuk segera melepaskan cengkraman tangannya dari pergelangan tangan Doyoung yang kini meninggalkan bekas kemerahan.

Pandangan Hyunsuk melembut, ia usap pipi Doyoung yang kebiruan"Apa dia berbuat kasar lagi padamu?"

Doyoung usap telapak tangan Hyunsuk yang berada di pipinya"Tidak, Kak. Haruto tidak berbuat kasar. Ini luka aku dapatkan karena berkelahi dengan preman" Doyoung tersenyum lembut tak ingin membuat amarah Hyunsuk membuncah.

"Jangan berbohong padaku, Doyoung!"

"Aku tak berbohong, Kak" Doyoung masih saja tersenyum.

Hyunsuk menghela nafasnya, ia turunkan telapak tangannya, kemudian mengacak rambutnya frustasi.

"Doy, kakak mohon tinggalkan naruto itu!" Mohon Hyunsuk sambil menangkupkan kedua telapak tangannya.

Mendengar kata naruto membuat Doyoung tertawa, ia dudukkan dirinya di bangku yang berada di belakangnya, sementara Hyunsuk berada didepannya.

"Kak Hyunsuk aneh, mana mungkin aku meninggalkannya. Di saat semua orang menjauhinya"

"Kau yang lebih aneh Doy, sudah tahu disakiti masih saja bertahan" Hyunsuk mendudukkan dirinya di samping Doyoung.

"Karen aku sudah terlanjur mencintainya. Jadi aku harus menerima konsekuensinya" Doyoung memejamkan matanya, menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya. Sebuah senyum merekah di wajah cantiknya.

"Doy, kau terlalu dibutakan cinta. Apa yang kau harapkan darinya? Kau tak pernah merasa bahagia bersamanya. Tinggalkan dia cari pengganti yang bisa membuatmu bahagia!"

Kau benar, Kak. Aku terlalu di butakan oleh cintanya.

Doyoung menghela nafas, membuka perlahan kelompak matanya. Kemudian memandang Hyunsuk yang tengah memandang kosong di depannya.

"Kata siapa aku tak bahagia, Kak. Malah aku semakin bahagia bisa mengenal dan menjalin hubungan dengannya"

"Cih! Jangan naif!"

Doyoung tersenyum miris.

"Bagaimana hubunganmu dengan, Kak Jihoon?" Tanya Doyoung mencoba mengalihkan pembicaraan.

POSESIF [Harubby] ☡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang