tujuh

3K 229 82
                                    

DOR!

PRANG!

"Aku tak akan membiarkan seseorang memilikinya!" ucap Haruto tajam sambil menembak kearah jendela hingga kaca jendela itu pecah.

Doyoung terlonjak kaget, dirinya sungguh tak mengerti dengan jalan pikir dari kekasihnya itu. Sungguh berbeda dengan sosok Haruto yang beberapa tahun lalu di temuinya. Kekasihnya yang dulu begitu lembut, penyayang, dan penuh kasih. Berbeda dengan Haruto yang sekarang yang ahh! Doyoung tidak dapat mendeskripsikannya.

"Bahkan dirimu juga tak pantas memilikinya!" Ucap Yedam dengan pandangan meremehkan.

SRET!

Haruto mencengkram kuat rahang Yedam, menariknya mendekat kewajahnya "APA KAU BILANG?" Bentak Haruto menatap Yedam tajam. Yedam sama sekali tak takut dengan tatapan yang Haruto layangkan, ia malah balik menatap pemuda didepannya tak kalah tajam.

"Apa kau tuli? Hingga tak mendengar pernyataanku, Bajingan! Cih!" Yedam meludahi wajah Haruto hingga berhasil menyulut emosi Haruto. Tak tanggung-tanggung Haruto langsung meninju wajah babak belur milik Yedam. Menambah legam di wajah tampannya.

"Kau sudah membuat jiwa iblis ku keluar!" Haruto kembali menempelkan pistol miliknya ke dahi Yedam. "Apa pesan terakhirmu untuk kekasihku? Bocah!" Tanyanya sambil melirik Doyoung yang masih menangis.

Yedam menatap wajah teduh milik Doyoung, sebuah senyum masih terukir di wajahnya. Bahkan ia sama sekali tak merasa takut menghadapi maut yang sekarang berada tepat di depannya. Sekali Haruto tarik pelatuk pistol itu, secepat itu pula dirinya hanya tinggal nama.

Melihat seseorang akan terbunuh karena dirinya, membuat Doyoung menghampiri keduanya. Ia langsung berlutut memegang salah satu kaki milik kekasihnya, berusaha meminta belas kasihan "Haru hiks ku mohon hiks lepaskan Kak Yedam hiks"

"Melepaskannya? Mana mungkin, sayang" Haruto tersenyum lebar.

"Aku akan menuruti semua perintahmu"

"Jangan, Doyoung! Kau jangan lakukan itu! Dirimu akan semakin menderita bila menuruti Bajingan seperti dia!" Celetuk Yedam.

"Lihat, sayang! Dia mengatai kekasih mu sendiri 'Bajingan'. Bukankah itu tidak sopan?"

"Aku mohon, Haru! Dia tidak bersalah" Doyoung masih memohon.

"Sampai kapan pun aku tidak akan melepaskannya!" Haruto melepaskan cengkraman tangan Doyoung dari kakinya lantas memanggil anak buahnya untuk membawa Doyoung menjauh dari Haruto dan Yedam.

Mereka mendudukkan paksa Doyoung disebuh kursi tepat didepan kursi Yedam. Lantas mengikat kedua kakinya pada masing-masing kaki kursi, tak lupa tangan yang diikat kebelakang dengan mulut tersumpal kain.

Doyoung memberontak, berusaha melepas ikatannya. Namun, usahanya sia-sia. Setiap ia memberontak, maka detik itu juga dirinya akan menerima tamparan dari anak buah Haruto. Memutuskan untuk diam, terisak adalah pilihan terbaik— menurutnya.

"Jangan sakiti dia!" Yedam menatap Haruto kemudian beralih menatap Doyoung yang pipinya telah memerah bekas tamparan yang anak buah Haruto berikan.

"Menyakitinya? Oh ayolah... aku hanya memberinya peringatan— " ucap Haruto santai, tak merasa bersalah atas perbuatannya itu.

"— kau tahu, Yedam. Bukankah aku baik, masih memberimu kesempatan untuk bertemu dengan orang yang kau cintai" lanjut Haruto masih menodongkan pistol miliknya di dahi Yedam. "Jadi, apa pesan terakhirmu untuk kekasihku itu?"

Yedam menatap Doyoung yang ada didepannya itu dengan pandangan sendu. Ia sungguh terluka melihat keadaan Doyoung. Dirinya sungguh tak mengerti dengan permainan takdir, baru beberapa hari ia bertemu dengan pujaan hatinya dan sekarang dirinya akan berpisah dengan pujaan hatinya itu untuk selama-lamanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

POSESIF [Harubby] ☡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang