Touch Your Heart pt. 1

33 15 2
                                    

Inspired by Simfoni Cinta (Sherina Munaf)


***

***

Happy reading!

Kukira, hidupku sudah sempurna seperti yang aku bayangkan. Terlahir sebagai sosok wanita berparas cantik, tentu saja. Banyak sekali pria dari klan-ku yang ingin mempersunting aku, tapi aku tidak tertarik pada mereka. Akibatnya, beratus-ratus tahun aku hidup menyendiri, menyamar sana-sini, tidak menua,  dan tidak bisa mati.

Lama-lama aku jadi bosan dengan kehidupanku yang begini-begini terus. Aku mulai merasa kesepian dan butuh seorang teman. Bukan teman yang bisa ku ajak bekerja sama untuk menakut-nakuti manusia, tetapi teman untuk mengisi hari-hariku yang kosong. Jin juga makhluk Tuhan yang butuh cinta, asal kau tahu.

Aku telah berpindah dari satu tempat ke tempat lain selama sepuluh tahun ini. Dan di sinilah aku sekarang, tempat yang sepi di malam hari,  namun ramai di siang hari.

Tempat ini bukan tempat kumuh yang biasa para jin tempati. Aku cukup perfeksionis dalam memilih tempat tinggal. Pertama harus bersih, jauh dari keramaian, dan luas pastinya. Kurasa perpustakaan kota ini adalah tempat yang cocok untukku. Satu kata yang ingin ku ucapkan, sempurna.

Aku berjalan mengitari seisi perpustakaan yang amat luas, berharap menemukan jin lain di sini. Siapa tahu kita bisa menjadi teman, 'kan?

Saat aku melihat ke pojok ruang baca dekat, aku melihat sosok wanita tua sedang berdiri menghadap jendela. Ia tampak sedang memandangi jalanan kota yang ramai dengan kendaraan.

Aku pun mendekati wanita itu untuk menyapanya. "Selamat sore! Apa kau penghuni perpustakaan ini?" Aku memiringkan kepalaku mencari-cari mana wajahnya.

Sial!!!

Maaf jika ini menjijikan,  tapi wajahnya benar-benar hancur berlumuran darah.

Dan matanya, astaga!!!

Bola matanya di mana??!!

Tiba-tiba ia menoleh ke arahku dan membuka mulut bergerigi itu lebar-lebar.
Secepat kilat ia membawa tangannya yang runcing ke leherku, mengangkat ku dan menghempaskan ku sampai terpental jauh ke belakang.

Belum juga sempat aku bangkit, arwah penasaran wanita itu mengangkat tangannya ke atas sehingga tubuhku ikut terangkat. Aku sudah pasrah saat membayangkan apa yang akan terjadi setelah ini.

Dan saat wanita itu hendak melemparkan ku, sosoknya tiba-tiba lenyap begitu saja bersamaan dengan bunyi sebuah buku terjatuh dari rak tak jauh dari tempatku.

Otomatis aku terjatuh, untung dia tidak terlalu tinggi mengangkat tubuhku. Siapapun yang menjatuhkan buku itu, aku berterima kasih. Entah itu manusia ataupun sama sepertiku, aku harus menjadi temannya.

TITIK!!!

Tak lama setelah aku berdiri dengan sempurna, seorang pria dengan earphone menyumpal telinganya berjalan melewati ruang baca.

Ini, kan, sudah larut malam? Untuk apa seorang manusia berada di tempat seperti ini? Siang hari pun tempat yang katanya membuat suntuk ini jarang dikunjungi orang, tapi dengan santainya ia berjalan-jalan dalam keadaan gelap seperti ini. Padahal, keselamatan jiwa dan raganya bisa terancam kapan saja.

Antologi KACAU✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang