Enam

3.2K 196 15
                                    

Arda berniat setelah pulang dari Kampus hari ini dirinya bakal pergi dengan Hanum dan Riko ke supermarket, niat mereka mau beli beberapa bahan makanan dan camilan buat acara tour besok Sabtu-Minggu. Kira-kira jam 14.00 WIB siang ini Hanum sudah menunggu Riko dan Arda di depan ruang UKS, mereka bertiga siap untuk naik busway menuju supermarket terdekat saja.

"Aku udah ngabarin Bastian sih, dia bilang kenapa nggak belanja bareng dia? Ya aku jawab karena mau bareng sahabat-sahabat aku aja." Hanum bicara dan langsung ngingetin Arda soal Doni.

Dengan cepat Arda mengeluarkan ponselnya untuk ngabarin Doni agar tidak menunggunya, karena hari ini ia akan pulang terlambat. "Sebentar deh..." Arda berhenti berjalan bersamaan dengan mereka, anak itu ngetik pesan lewat ponsel untuk di kirim ke Doni.

Hanum tersenyum lebar, "Aku udah bilang sih ke Bastian bakal pergi sama kamu, pasti Doni tau dari Bastian kok." Begitulah, setidaknya Hanum bisa jadi teman yang berguna selalu untuk Arda.

Tapi Arda tetap memberikan pesan lewat ponsel, supaya tidak terjadi salah paham, takutnya pria itu marah karena tidak dapat kabar langsung dari dirinya. Setidaknya Arda sudah memberi info. "Kamu tau emang aku ngetik pesan buat siapa?" Arda bertanya begitu pada Hanum,

Kembali Hanum merangkul tangan Arda sambil terkekeh, "Ke Kak Doni kan? Cieee, udah makin deket nih kayaknya." Ledek wanita itu untuk sahabatnya.

Riko menepuk pundak Arda beberapa kali sebelum akhirnya mereka jalan bersamaan lagi. "Nggak nyangka ya, ternyata orang yang menjadi tipe Kak Doni adalah sahabat kita sendiri." Ujar Riko yang membuat Arda melihat ke arahnya.

"Hellow~ jangan ngelantur kalian, lagipula aku dan Kak Doni nggak ada hubungan apa-apa selain senior dan junior di kampus, iya kan. Jadi jangan bicara aneh-aneh kalian." Arda hanya bicara fakta saja, lagipula dirinya sudah berusaha sekuat tenaga biar nggak bawa perasaan sama si Doni itu.

"Iya belum ada, tapi akan ada hubungan. Mungkin nanti." Lanjut Hanum lagi yang membuat Arda mendengus kesal ke arahnya.

Lanjut Arda tidak menjawabnya, hanya terus melangkah bersamaan dengan kedua sahabatnya itu. Setidaknya ia nggak harus banyak ngebahas soal Doni, karena memang status mereka juga belum terlalu jauh seperti apa yang Hanum dan Riko ucapkan tadi.

•••
•••
•••

Malam itu Amar bergegas untuk pergi ke alun-alun tengah kota, disana biasanya banyak orang yang kumpul untuk menikmati indahnya bintang malam dan suasana laut yang sangat memikat hati. Belum lagi angin semilir malam yang sangat sejuk membuat banyak orang menjadikan tempat tersebut sebagai tempat untuk melepas stress atau sekedar menenangkan hati. Disana juga ada spot lapangan luas untuk berolahraga, masih banyak juga ternyata orang yang berolahraga malam contohnya Amar ini, pria itu siap dengan kaos sampai pundak, celana serta sepatu sport untuk siap berolahraga di alun-alun malam ini.

Bukan karena tidak mampu ke tempat Gym, jujur Amar suka dengan tempat yang ramai ditemani dengan semilir angin malam yang sejuk, setidaknya ia bisa melihat banyak orang dan anak-anak tertawa bersama di sana. Hanya sekitar lima belas menit dari tempat tinggalnya, Amar sampai di alun-alun dengan keadaan ramai namun tetap asik untuk bisa berlari malam ini di lapangan. Ada yang jual ubi madu tercium aromanya sangat nikmat masuk ke hidung, asapnya mengepul, dan ternyata banyak yang juga olahraga malam itu di lapangan alun-alun.

Tanpa berlama-lama Amar mulai berlari, menyiapkan earphone di kedua lubang telinganya untuk mendengarkan musik sambil fokus mengolah ototnya. Ia berniat memutari lapangan sekitar 50 kali, dan kalau mungkin kuat bisa sampai 100 kali lebih mungkin. Oh tidak, alun-alun tidak buka sampai larut malam, makanya terkadang Amar hanya bisa menyelesaikan memutari lapangan hanya sampai 80 atau 90 kali saja, pernah sampai 98 kali dan itu pun harus sampai diusir satpam yang berjaga disana karena gerbang akan segera di tutup. Bayangkan saja sekitar 10.500 meter persegi harus ia kelilingi sampai 90 kali lebih, lumayan juga iya kan.

The Rebellion - BoyxboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang