Jangan lupa vote!!
***
Setelah pulang dari kosan teman-temannya, Aksa menyempatkan diri untuk berkunjung ke panti asuhan milik ayahnya. Panti asuhan yang didirikan satu tahun yang lalu kini sudah berisi ratusan anak. Juga beberapa anak yang sudah keluar karena diadopsi.
Sekitar lima anak langsung berhambur kedalam pelukan Aksa kala laki-laki itu datang dengan dua tentengan.
"Kak Aksa apa kabar?" Gadis dengan kerudung pink bertanya. Namanya Gladys. Anak panti paling lama disini. Keceriaannya beberapa kali membuat orang yang datang ingin mengasuhnya. Hanya saja Gladys menolak karena lebih suka tinggal di panti bersama teman-teman yang lain.
"Baik, Cantik. Kalian semua apa kabar?"
"Baik, kak Aksa," jawab mereka serempak.
Aksa mengangkat dua kantong belanjaan keatas tinggi-tinggi. "Hari ini kak Aksa bawa makanan enak buat kalian. Pada mau nggak?"
"MAUUUUU!!" seru mereka kini dengan semangat tinggi. Makanan yang dibawakan Aksa memang tidak pernah mengecewakan menurut mereka.
"Kalau gitu, sekarang kalian masuk kedalam terus cuci tangan. Habis itu ke tempat biasa, ya."
Anak-anak kecil itu langsung berlarian masuk kedalam saling cepat sampai. Aksa tersenyum tanpa sadar. Seperti memiliki keluarga lain ia disini. Anak-anak yang ramah membuat Aksa senang sekali untuk sering kembali.
Namun tatapannya terfokus pada anak laki-laki kecil yang duduk menunduk dipinggir gedung panti asuhan.
"Pak," panggil Aksa pada satpam yang sedang duduk di pos. "Di mobil saya masih ada tiga kantong lagi. Tolong bawa kedalam, ya. Minta bantuan Bu Sari buat bagiinnya. Bilang saya ada urusan dulu sebentar."
"Baik, Mas."
Aksa memberikan dua kantong yang ia pegang pada Pak Rapto. Lalu berjalan menghampiri anak cowok disana.
"Kak Aksa." Ia menoleh saat ada langkah kaki menghampirinya. Menghapus air mata yang tadi sempat keluar, lalu memaksakan tersenyum.
"Kenapa disini sendirian?"
"Fatih kangen ibu sama bapak, Kak. Kok mereka tega ninggalin Fatih sendiri disini?"
Aksa tahu siapa Fatih. Anak laki-laki yang beberapa bulan lalu diantarkan neneknya kesini karena tidak sanggup mengurusnya lagi. Kedua orang tuanya menjadi korban kecelakaan beruntun pada malam hari dijalan saat pulang mudik. Fatih bisa terselamatkan meskipun koma beberapa Minggu. Sedangkan kedua orangtuanya meninggal ditempat.
"Fatih, di dunia semua orang bakal meninggal. Semua orang pasti akan saling meninggalkan. Kak Aksa tahu Fatih sayang sama ibu bapak. Tapi ada yang lebih sayang mereka. Yakni, Allah."
"Kalau gitu kenapa Allah gak ambil Fatih sekalian? Biar Fatih bisa sama ibu bapak terus. Apa Allah gak sayang Fatih?"
"Allah selalu punya cara, Tih. Fatih kan anak sholeh. Tugas Fatih sekarang doain ibu bapak tenang disana. Biar mereka juga seneng. Kalau Fatih sedih, mereka juga pasti bakal ikut sedih. Disini Fatih gak sendirian. Fatih punya banyak temen, Fatih juga punya kak Aksa kalau Fatih mau cerita."
"Tapi gak ada yang mau berteman sama Fatih," ucap Fatih sedih. Mengingat teman-temannya yang seperti menganggap Fatih tidak ada.
"Mereka bukan gak mau. Tapi mereka bingung kalau Fatih diem terus. Kata Nenek kamu waktu itu, Fatih anaknya ceria. Apa nenek kamu bohong, ya? Soalnya kak Aksa jarang liat Fatih senyum." Aksa pura-pura berpikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA
Teen FictionIni tentang tiga anak remaja SMA dengan permasalahan percintaan, sahabat, dan juga keluarga. Sara yang hidup sendiri disalah satu kosan di Jakarta karena ditinggal pergi tanpa alasan oleh orang tua. Sedangkan si kembar Aksa dan Akra yang semakin lam...