Siap untuk membaca kisah para remaja di cerita AKSARA? Oke, jangan lupa vote terlebih dulu🧸🤎
Happy Reading
***
Ending yang sama dengan alur yang berbeda.
***
“LO SEMUA HARI INI GUE TRAKTIR!” teriak Aksa pada seluruh teman-temannya yang tengah makan di warung milik bi Mumun. Sontak hal itu mendapatkan sorakan ramai dari semua yang ada.
“Kenapa lo tiba-tiba traktir kita?” tanya Damar penasaran. Ia menolehkan kepalanya menatap Aksa yang baru saja tiba dan langsung berniat membayar semua makanan anak kost.
Traktir mungkin adalah salah satu kebahagiaan anak kost. Itung-itung bisa ngirit juga. Uang yang dikirim ortu di kampung kan bisa dipake buat bayar yang lain.
“Intinya, gue lagi bahagia dari kemarin,” jawab Aksa. Ia tak memberi tahu karena ingin ayahnya menjadi orang kedua yang tahu. Semalam tidak sempat diberi tahu karena Halim pulang begitu larut. Katanya, ada kesalahan dibagian keuangan membuat ia dan beberapa staf harus lembur sampai malam.
“Lo abis jadian, ya?” tebak Fahri dari seberang Aksa. “Siapa cewek lu?” Lagi, Fahri bertanya penasaran.
Aksa menggeleng kuat dengan senyuman geli jika dilihat oleh teman-temannya. “Gak. Tapi bisalah doain sama lo pada.”
“Percuma doain kalau gak ada imbalannya,” sahut Ben malas. Ngomong-ngomong, dia masih sedikit kesal pada Aksa perihal ke Sukabumi dulu. Meskipun sudah berlalu lama tapi tetap saja. Aksa juga jarang sekali datang ketempat kost.
“Doa tuh harus yang ikhlas. Biar nanti doa baiknya balik lagi ke elu,” kata Aksa. “Kania!” panggil Aksa pada segerombolan gadis yang tengah asyik makan sembari bergosip ria.
Sudah menjadi kebiasaan mereka kalau kumpul. Kapanpun itu. Dan selalu saja ada topik pembahasannya. Mulai dari barang-barang yang tengah trendy, gosip artis yang banyak dibicarakan masyarakat, atau updatenya idol kesayangan mereka.
Kania menoleh, menampilkan senyum yang begitu manis menurutnya menatap Aksa dan teman-temannya. “Kenapa, Sa?” tanyanya kesenangan karena dipanggil. Itu artinya, teman-teman Aksa akan memperhatikan dirinya. Dia tidak suka Aksa. Amel yang suka. Kania sukanya yang lain.
“Panggilin semua anak kost dong,” pinta Aksa.
“Lah! Kok Kania? Kenapa gak gue?” tanya Amel tidak terima. Padahal Aksa tidak begitu dekat dengan Kania. Tapi kenapa Aksa meminta bantuan pada Kania?
“Lo mau?” tanya Aksa balik. “Yaudah sono.”
Amel tampak diam sebentar untuk berpikir. Tapi tidak lama ia menggeleng kuat. “Nggak, deh. Males,” jawabnya.
“Makanya gue gak nyuruh lo karena tau jawaban lo bakal gimana,” ujar Aksa sinis.
Kania mulai berdiri. Sengaja melangkahkan kakinya melewati kumpulan Aksa dan teman-temannya dengan langkah yang dibuat cantik dan anggun.
Satu persatu Kania ketuk pintunya untuk memberitahu bahwa Aksa tengah membiayai asupan pagi anak kost. Malas sih sebenarnya. Tapi tidak apa, yang terpenting dia tahu bahwa Kania suka membantu.
Hingga berhenti disebuah pintu Kania menjadi merasa malas. Satu-satunya anak kost yang jarang sekali berbaur dengan orang-orang. Tapi, ya terpaksa ia ketuk juga.
“Sara,” panggil Kania cukup keras. Ia tahu Sara sudah pulang. Kemarin lihat saat turun dari mobil saudaranya.
Pintu terbuka dengan cepat. Menampilkan Sara dengan wajah kusutnya seperti orang baru bangun tidur. “Ada apa?” tanyanya malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA
Teen FictionIni tentang tiga anak remaja SMA dengan permasalahan percintaan, sahabat, dan juga keluarga. Sara yang hidup sendiri disalah satu kosan di Jakarta karena ditinggal pergi tanpa alasan oleh orang tua. Sedangkan si kembar Aksa dan Akra yang semakin lam...