Dia adalah M

22 3 0
                                    

Aku yakin kalian akan sedikit bingung dengan alur waktu dari kisah ku ini. Untuk kalian mengerti bahwasanya Aku ingin menceritakan wanita-wanita hebat yang pernah singgah untuk mendewasakan, mengajarkan, dan memberi warna. Meski meniggalkan bekas luka.

selamat membaca
💚💚💚💚

7.20,
Kala itu cuaca hangat akibat dekapan sinar mentari pagi. Sinar itu melewati sela-sela labirin kelas, hingga akhirnya bertemu wajahnya. Seakan tuhan ingin menyampaikan pesan padaku;

"Hei.. berhenti bersedih. Aku mendengar do'a mu kemarin malam. Lihat lah salah satu bidadari ku disana, indah bukan?, Sejuk bukan?."

Sejuk. Saking sejuknya bahkan mungkin bisa membekukan tetesan embun di pagi hari. Melihat matanya yang putih, hidungnya, senyumnya yang sederhana, serta giginya yang rapih, mengintip disetiap kali Ia tertawa. Jika bertemu, Aku pastikan kalian akan jatuh cinta pada pandangan pertama. Luar biasa.

Mencintainya seperti metafora di dalam mimpi. Terlalu singkat, bahkan Aku tidak sempat untuk mengecup keningnya atau bahkan menduduki jok motor yang panas sebelum dia duduk.

Penyesalan terbesarku adalah melewatkan  salah satu skenario terindah yang Tuhan berikan dalam bentuk dirinya. Maafkan Aku Tuhan, maafkan Aku M. Aku menyesal.

" Aku tidak 'pernah' mencintaimu, Namun Aku 'selalu' mencintaimu. paham?"

Jika tuhan memberikan kesempatan kedua untuk meminta tentang mu. Aku tidak akan meminta untuk menemui mu dimasa lalu. Aku akan meminta menemui mu dimasa depan, dimana  kamu dan aku berada di bawah atap yang sama. Sedang memperjuangkan surga-Nya. Indah, bahkan terlalu indah untuk sebuah halusinasi.




SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang