Chapter 2

182 27 8
                                    

Perlahan tapi pasti mata gadis tersebut mulai terbuka dan ia masih berada di kamarnya seperti hari-hari biasanya.

Terhitung sudah sebulan lebih sejak ia pulang dari rumah sakit tempat ia dirawat, tapi sama sekali tidak ada perubahan apapun.

Ia masih diam dan tidak mengeluarkan kata-kata apapun, bahkan keluarganya pun masih tetap tidak ada yang mengunjunginya untuk sekedar mengecek keadaannya.

Ia memandang pintu kamarnya dengan sendu, karena sampai sekarang ia masih tidak bisa menemukan jawaban apapun.

Kehidupannya sekarang ini sangatlah membosankan, yang ia ketahui adalah bahwa gadis bernama Nadia yang sekarang tubuhnya ia tempati sempat melakukan bunuh diri dengan nekat menabrakkan dirinya ke sebuah truk.

Tapi alasan kenapa Nadia sampai nekat melakukan bunuh diri tersebut sampai sekarang ia tidak mengerti.

Sekarang Nadea sudah mulai terbiasa dengan panggilan Nadia. Karena selama ia hidup di dalam tubuh Nadia ia terus dipanggil dengan nama itu.

Kehidupannya selama sebulan ini hanyalah berbaring dikamarnya dan semuanya sudah diurus oleh pekerja dirumah ini, ia hanya diam dan tidak melakukan apapun.

Ia tau bahwa seharusnya ia tidak bisa hanya berdiam diri saja dan pasrah dengan semuanya. Tapi ia tidak tau harus mulai darimana, kecelakaan yang membuatnya tidak bisa berjalan sedikit membuat hatinya berguncang.

Ya walaupun sudah mulai dari seminggu yang lalu, ia mulai belajar berjalan lagi. Kata bi Ayu salah satu pekerja yang merawatkku, ia mengatakan jika aku sudah bisa berjalan lagi aku akan mulai bersekolah lagi.

Usianya dan Nadia sepantaran dan sama-sama mulai menginjak dikelas 11, jadi tidak ada yang perlu diragukan lagi.

Dan setelah beberapa hari berada dirumah Nadia, ia mulai paham beberapa hal mengenai rumah ini.

Bahwa orang tua Nadia adalah orang yang sangat sibuk dengan pekerjaannya sehingga sering melupakan anak-anaknya.

Nadia mempunyai kakak kembar bernama revan dan juga rivan tapi keduanya adalah orang yang sangat cuek dengan sekitarnya.

Ia sempat berpapasan beberapa kali dengan kakak Nadia, ketika ia akan belajar berjalan. Tetapi mereka hanya sedikit memberikan senyuman dan kemudian pergi atau kemanapun itu yang ia tidak pahami.

Ia benar-benar tidak paham dengan situasi ini dan ia sudah sangat jengah dengan semuanya, karena ternyata hidupnya sama membosankannya dengan kehidupanya yang sebelumnya.

Ia harus mulai bergerak atau mungkin ia harus mulai mencari tahu semuanya dengan bertanya-tanya dengan bi Ayu. Ah iya bi Ayu ia cukup dekat dengan bi Ayu dan ia rasa ia bisa mempercayai bi Ayu untuk saat ini.

"Bi" katanya untuk pertama kalinya setelah tidak pernah mengatakan apapun pada siapapun.

Bi Ayu nampak syok tapi juga terlihat bahagia dari pancaran wajahnya, karena setelah sekian lama akhirnya majikannya ini mau berbicara juga.

"Iya non, kenapa non ada yang bisa bibi bantu buat non" kata bi Ayu dengan semangat

"Sebenarnya ada beberapa hal yang perlu aku tanyain ke bibi, itupun jika bibi bersedia menjawab pertanyaanku" kata Nadea alias Nadia dengan ragu-ragu

"Non Nadia mau nanya apa, pasti bibi langsung jawab kalau memang bibi bisa menjawabnya"

"Orang tuaku kemana yah bi?" Tanya Nadia dengan raut wajah dibuat-buat menjadi sedih

"Orang tua non sekarang ada di Belanda non sedang mengurus beberapa pekerjaan penting, non jangan sedih yah non kalau orang tua non tidak mengunjungi non, tapi orang tua non sayang kok sama non" kata bi Ayu

"Oh seperti itu, lalu hubunganku dengan kakak-kakakku bagaimana bi, apakah aku memang tidak dekat dengan keduanya?" Tanya Nadia

"Den Revan dan den Rivan itu sayang sama non tapi sepertinya non memilih lebih untuk menjauh dari kakak-kakaknya non, dan saya juga kurang mengerti kenapa non selalu menghindar dari den Revan dan juga den Rivan non" jawab bi Ayu

"Ah jadi aku sendiri ya, yang menjauh dari kakak-kakakku, baiklah terimakasih bi, aku akan beristirahat dikamar saja tolong antar aku yah bi" kata Nadia pada akhirnya

Setelah sampai kamar ia mulai berpikir dan mulai mendapatkan beberapa petunjuk, pertama orang tuanya sayang pada Nadia tapi dibutakan dengan pekerjaannya, kedua yang menghindar dari kakak-kakaknya adalah Nadia sendiri.

Mungkin untuk saat ini apa yang bi Ayu katakan dia bisa percaya sementara waktu, sampai ia mendapatkan petunjuk yang lebih kuat.

Baiklah sepertinya pertama-tama ia harus mencari tau terlebih dahulu, kenapa Nadia sampai mau mengindar dari kakak-kakaknya, ia yakin pasti ada alasan tertentu dibalik itu semua.

Untuk itu ia harus semangat untuk belajar berjalan terlebih dahulu, agar ia bisa segera bersekolah lagi dan tau lebih banyak tentang Nadia dan memutuskan untuk kehidupannya lebih lanjut lagi.

NADIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang