Chapter 10

96 18 3
                                    

Terlihat seorang gadis yang masih bergelung dalam selimutnya, padahal matahari sudah bersinar dengan terik.

Tapi hal tersebut tidak menggangu gadis itu yang sepertinya masih berada di alam bawah sadar alias masih berada di mimpinya.

Untung saja hari ini adalah hari minggu dan hari libur, jadi Nadia itu tidak akan terlambat datang ke sekolah dan berujung dihukum oleh gurunya.

Gadis itu perlahan membuka matanya dan melihat kearah jam dinding yang menunjukkan pukul 12 siang, sungguh sebuah rekor yang patut diacungi jempol.

Nadia turun dari karusnya dan bukannya berjalan menuju kamar mandi untuk sekadar mencuci mukanya ataupun menggosok giginya.

Dia justru langsung berjalan menuju kelantai bawah kearah dapur di rumahnya, dengan mata yang sedikit tertutup karena dia masih berusaha untuk mengumpulkan nyawanya.

Dia tidak sadar bahwa sejak dia menuruni anak tangga dengan mata yang coba ia buka lebar, Nadia sudah diperhatikan oleh orang-orang yang kini sedang berkumpul di ruang tamu.

Dengan keadaan rambut yang sangat berantakan khas orang bangun tidur, baju tidur yang sudah compang-camping.

Nadia berjalan terus menuruni tangga tanpa memperhatikan sekitarnya bahkan begitu sampai dapur ia langsung membuka kulkas dan meminum minuman dingin sampai tandas dengan tidak elit.

Setelah selesai minum Nadia berniat untuk kembali kekamarnya dan melanjutkan tidurnya, Nadia sangat bersemangat karena ingin cepat menyentuh kasurnya.

Tapi saat sampai di ruang tamu Nadia kaget karena ada begitu banyak orang di ruangan itu, tidak hanya anak-anak Jervanos yang biasanya tapi juga anggota Jervanos yang belum pernah Nadia lihat sebelumnya.

Nadia yang kaget langsung berhenti berjalan dengan mata berkedip-kedip, karena bingung harus melakukan apa.

Sementara anak-anak Jervanos sekarang sedang terheran-heran, melihat keadaan Nadia yang sangat tidak mencerminkan seorang gadis remaja.

Rambut acak-acakan khas orang bangun tidur dan baju tidur yang lebih cocok dipakai oleh anak usia 5 tahun, mereka sungguh dibuat takjub akan penampilan Nadia.

Rambut acak-acakan khas orang bangun tidur dan baju tidur yang lebih cocok dipakai oleh anak usia 5 tahun, mereka sungguh dibuat takjub akan penampilan Nadia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ilustrasi baju Nadia ya

Nadia rasanya ingin menghilang saja dari bumi, seharusnya tadi ia mencuci mukanya dulu baru turun atau paling tidak seharusnya ia menyisir rambutnya dulu.

Dia ingin berlari tapi Nadia takut terjatuh seperti kemarin lagi, tolong hilangkan nadia dari muka bumi ini.

Akhirnya Nadia memilih untuk berpura-pura tidak melihat mereka dan langsung menaiki anak tangga dengan sedikit berlari menuju kamarnya.

Anak-anak Jervanos yang melihat kelakuan ajaib Nadia hanya bisa menahan tawa sambil geleng-geleng kepala.

mereka tidak habis pikir dengan akting Nadia yang sangat buruk karena jelas-jelas tadi Nadia sudah melihat mereka dan sekarang justru dia malah berpura-pura tidak melihat mereka.

"Hahaha... Gila kelakuan adik lo makin aneh aja van" ucap Alvin sambil tertawa

"Kali ini yang paling aneh sih, dia ngapain pura-pura nggak liat kita sih" tambah Julian

"Sumpah lucu banget ekspresinya, padahal tadi dia udah ngeliat kita" tambah Randhika

"Sumpah ya seumur-umur, baru kali ini gue ngeliat adik gue bangun tidur langsung keluar kamar, biasanya dia kalo hari minggu kayak gini tu bisa 24 jam di dalem kamar" ucap Revan memberikan TMI pada teman-temannya yang lain

"Terus bajunya lucu banget, dia kayak anak tk udah badannya kecil banget lagi, itu dia kalian kasih makan nggak sih" tambah Alvin

"Iya sih kok gue baru sadar kalo dia kecil banget. Dia biasanya makan tuh didalem kamar, so kita bener-bener nggak pernah interaksi sama dia, even pun kita satu rumah" jawab Rivan

"Bener banget, kemaren tuh pertama kali kita ngobrol langsung sama dia, pas SD sama SMP tuh dia disekolahin di luar negeri" tambah Revan

"Kalian sepertinya tidak pantas untuk dipanggil kakak" ucap Alvin dengan nada bercanda

"Itu adek lo, kok kalo kita ngumpul disini nggak pernah keluar sih" tanya Danu salah satu anggota Jervanos

"Dia tiap hari semedi dikamarnya Dan, makanya nggak pernah keluar" ucap Alvin

*****

Sementara Nadia yang baru saja sampai dikamarnya langsung merutuki kebodohannya dengan memukuli kepalanya sendiri.

Nadia sungguh sangat malu karena sudah beberapa kali dia mempermalukan dirinya sendiri dihadapan anggota Jervanos.

Sepertinya niat Nadia untuk kembali tidur harus gagal, karena dia sudah tidak merasakan kantuk lagi dan sekarang dia merasa sangat bosan hanya rebahan dikasurnya.

Akhirnya Nadia memilih untuk membersihkan dirinya dahulu dan akan memikirkan apa yang harus ia lakukan nanti.

Selesai mandi Nadia memutuskan untuk membongkar kamarnya, seperti rencananya kemarin malam yang hampir saja terlupa.

Nadia memulainya dengan membongkar lemarinya, ia mengeluarkan semua baju yang ada di lemari dan melemparkannya asal ke sembarang arah.

Tapi dia tidak menemukan apapun bahkan setelah semua isi dalam lemari tersebut ia keluarkan, sekarang lemari itu sudah kosong.

Selanjutnya Nadia memilih untuk membongkar kasurnya dengan melempar asal semua bantal, selimut, dan juga seprei dikasurnya itu.

Tapi dia tetap tidak menemukan apapun, sekarang keadaan kamarnya sangatlah berantakan dan tidak pantas untuk disebut sebagai kamar.

Nadia tidak perduli dengan keadaan kamarnya dan beralih kemeja belajar.

Kali ini Nadia berusaha untuk lebih teliti dengan mengecek satu persatu barang-barang yang ada di meja belajarnya.

Setelah mencoba untuk mencari-cari segala macam hal yang bisa dia temukan dan jadikan bukti, akhirnya dia menemukan buku diary milik Nadia yang asli.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NADIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang