+ cantik

32 7 63
                                    

Yang nungguin bonchap mas Danis sama Mbak Ajeng. Lagu di atas itu juga bagus loh :D sok kalau mau dengerin, baca ini dulu tapi :v. Aku kasih gambar mas danis juga, biar lancar halunya.










Bilang saja. Sejak "keajaiban" itu muncul yang membuat Danis bisa berjalan lagi, sejak itu memang masih sedikit pincang saat Danis berjalan. Hingga bunda harus bersikeras menyuruh Danis untuk tidak berjalan dulu, karena—ya seperti itu.

Satu bulan berlalu setelah "keajaiban" datang, Danis bisa beraktifitas kembali. Layaknya seperti anak kuliahan lagi, tapi sekarang sudah berbeda. Tak ada lagi tongkat yang membantunya ia berjalan, tak pakai lagi kursi roda saat Danis kelelahan memakai tongkat.

Ternyata tak yang seperti Danis bayangkan, mendengar pernyataan dokter saat kejadian lumpuh sepuluh tahun silam itu, yang mereka bilang mungkin tidak akan sembuh, karena lumpuh siapa yang tau jawabannya?

Banyak kejutan sebulan lalu.

Danis pun sudah menyetir motor lagi, jika bunda minta tolong membelikan sesuatu di pasar atau warung. Karena warung juga sedikit jauh dari rumah.

Kini Dinar juga ada gantinya, bercanda.

***

"Ajengnya aku culik dulu, ya Tante. Hehe,"

Lawan bicaranya tertawa "Iya culik aja, hati-hati bawa motornya, ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lawan bicaranya tertawa "Iya culik aja, hati-hati bawa motornya, ya. Danis." ujarnya.

Setelah berpamitan dengan ibunya Ajeng, Danis membawa motornya dan Ajeng pergi ke suatu tempat. Sebenarnya, malam-malam begini memang tepat untuk pergi ke—mall? Tapi tidak, Ajeng pun malas dengan keramaian mall untuk saat ini.

Kalau Danis manut aja sama Ajeng maunya kemana.

Danis melepas helmnya dan melihat sekitar, tempat itu ramai juga. Tapi beda dengan keramaian mall pasti.

Tempat ini menjadi tempat kesukaan Danis, Dinar dan Yuda juga dulu. Terakhir kali ketiga saudara itu saat Dinar duduk di bangku sekolah menengah pertama. Ini kali pertama Danis mengajak sang kekasih ke sini.

"Jeng! Tungguin aku, dong. Mamasnya ditinggal nih?" seru Danis melihati Ajeng yang berjalan duluan meninggalkan Danis yang baru saja menaruh jaket di dalam kok motornya.

"Kamu lama sih, Mas! Aku 'kan udah keburu kepo!" Ajeng mengulurkan tangannya dan menggandeng tangan Danis.

Danis tertawa, dibalas tertawa juga dengan Ajeng. "Apasih nggak jelas banget kita kaya anak SMA," kata Ajeng masih tak berhenti tersenyum.

"Lucu banget sih, kamu manggil Mas tadi. Tapi aku ngga mau dipanggil mas,"

Ajeng menoleh ke Danis "Terus mau dipanggil apa?"

"Mau dipanggil boy, tapi O-nya dihilangkan. Coba panggil,"

"By?" panggil Ajeng dengan melirik Danis.

Cornelia Street ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang