Chapter 3

188 34 6
                                    

— When I thinking about our destiny
I already know we can't be together

14 September 2018

▭▭▭▭▭▭▭✦◦✧◦✦▭▭▭▭▭▭▭

Sekarang hari ulang tahun peter yang membuat felix sangat bingung bagaimana cara memberikan hadiahnya? ingin datang ke kamar inap peter, tapi takut di usir sama seperti ia lakukan kemarin.

Mungkin menaruh hadiah di depan kamar inapnya ide yang sangat bagus. Felix mulai bangkit dan mengambil hadiah untuk di berikan ke peter. Sekarang felix tidak membutuhkan kruk lagi karena gips di kakinya sudah di lepaskan.

Felix sudah berada di depan kamar inapnya peter. Ia kira akan banyak yang akan menjenguk peter, tapi saat ia lihat dari jendela kamar inapnya hanya ada peter yang sedang berbaring di kasurnya.

Karena tidak ingin ketahuan keberadaannya felix menaruh hadiah di depan pintu perlahan-lahan. Pintu kamar inap peter terbuka membuat felix terkejut dan melihat ke depan pintu sudah ada peter di hadapannya.

"ngapain ke sini?" ucapnya dengan nada yang tidak bersahabat membuat felix mulai ketakutan.

"eum . . . ngasih lo kado hehe" felix memberanikan diri memberi hadiah di hadapan peter dengan kepala yang menunduk ke bawah.

"oh iya gw belum ucapin lo ulang tahun, selamat ulang tahun peter" ucap felix ceria supaya suasana di sana tidak terlalu canggung.

Peter tidak merespon apa pun hanya melihat hadiah dari felix dengan mukanya yang datar. Felix merasa menyesal datang pagi. Ia kira peter masih tertidur di pagi hari dan dengan mudah felix mengetuk pintu dan bersembunyi.

Secara tiba-tiba kedua lengan sudah melingkari pinggang ramping felix. Kepala ia sandar pada bahu felix. Tentu membuat felix semakin terkejut atas perbuatan peter. Felix mulai merapihkan surai peter yang berantakan dan mengusapnya pelahan-lahan.

"badan lo panas banget gw panggil dokter ya?" ucap felix saat menempelkan punggung tangannya di dahi peter yang suhunya cukup panas.

"gak usah gw cuman butuh lo" jawab peter yang masih di posisi nyamannya dan enggan mengubahnya.

"ck yaudah, tapi lo harus istirahat" peter mengangguk dan menuruti perkataan felix.

.

.

.

.

Di kamar felix merasa sedih melihat peter yang berbaring lemah di kasurnya dengan muka yang pucat, suhu badan panas dan berkeringat dingin. Dari tampak wajahnya saja sudah bisa di jelaskan peter seperti menahan sakit.

Felix ingin memanggil dokter untuk mengecek kondisinya, tapi di larang olehnya karena ancamannya bahwa ia akan menghindar dari felix dan tidak akan menampakkan dirinya di hadapannya.

Tidak ada pilihan lain bagi felix yang hanya ia bisa lakukan adalah menggenggam tangan peter dan mendoakan bahwa peter akan baik-baik saja.

"btw thanks hadiah, gw buka sekarang ya" peter mulai bangkit dan menduduki dirinya di atas kasur yang ia sedang baring tadi dan mengambil hadiah felix.

『MISS ME?』 JilixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang