Chapter 6

242 40 8
                                    

— When i realize that leaving without saying goodbye it's hurt to feel

▭▭▭▭▭▭▭✦◦✧◦✦▭▭▭▭▭▭▭

PEMBERITAHUAN: Sekarang udah bukan flashback yang 3 tahun lalu

"Selamat pagi Kak Bian." ucap pemuda yang mirip dengan rubah menyapa manusia manis dengan memakai sweater cream rajut, celana jeans dan rambut coklat gelap.

"Selamat pagi juga Indra, gimana brownies yang gw bikin kemarin enak?" jawabnya ramah.

"Ya enaklah buatan Kak bian apa sih yang gak enak." sabian tersenyum mendengar adik kelasnya kesenangan dengan brownies buatannya.

"itu surat dari siapa Kak?"

"Ah ini? surat dari mama gw." ucap Sabian dan memasukkan surat berwarna biru itu kedalam lokernya.

"Oh kirain dari Kirino, katanya dia mau confess ke lo Kak."

"Hahahaha ya ampun Kirino padahal gw udah sering nolak dia, tapi dia sama sekali gak nyerah."

"Siapa juga yang gak suka kak bian coba? udah mukanya manis, baik hati, bisa masak enak fiks idaman semua sekolah ini." pujian dari Indra yang membuat Sabian tertawa dan mulai mengelus rambut adik kelasnya.

"Bisa aja nih lo Indra." siapa yang tidak senang rambutnya di usap halus dengan manusia manis seperti Sabian yang tentu membuat jantung Indra berdenyut kencang.

"Oh ya kak katanya di kelas kaka ada murid baru."

"Hm? murid baru ya."

"Iya kak, katanya pindahan dari Malaysia."

"Ah dari Malaysia ya." Sabian mulai menghela napas dan ia teringat kenangan buruk terputar di pikirannya dimana seseorang yang ia cintai meninggal dengan tubuh yang berlumur darah.

"Kak Bian baik baik aja?" ucap indra khawatir karena muka sabian sangat gelisah dan badan yang bergemetaran.

"M-maaf kayanya gw mau k-ke toilet dulu hehe, byee Indra." Sabian mulai meninggalkan Indra di loker sekolah.

Sabian lari di koridor sekolah dengan nafas terengah-engah. Trauma masa lalunya teringat kembali dengan jelas bahkan ia sudah melupakan, tapi tidak bisa melupakannya. Saat sudah berada di ruang kelasnya sabian menghampiri tasnya dan mulai mengambil obat penenang dan meminumnya.

"Sabian lo kenapa? lo sakit? gw anterin ke uks ya." ucap teman sebangkunya dengan khawatir dengan kondisi Sabian yang sangat kacau.

"Hah gw baik-baik aja Haikal cuman gak tenang aja pikiran gw." Sabian hanya bisa memberikan senyum untuk menunjukkan bahwa ia baik baik saja.

"Yaudah, tapi kalau lo kenapa kenapa panggil gw aja." Haikal mulai berdiri dari duduknya dengan tangan yang di taruh di kantung jaketnya.

"okeyy pasti Haikal."

.

.

.

.

"Guys lo udah tau belum kalau mahesa sama chandra yang ketua geng brandalan itu putus tau."

"Wah kok bisa sih?"

"Katanya Chandra selingkuh, tapi gak tau sama siapanya."

"Gosip baru nih pasti bakal rame di kalangan sekolah nanti."

Gosip dari para perempuan terus berlanjut tanpa mempedulikan Mahesa yang sedari tadi mendengarnya di kelas. Karena sangat risih dengan gosip tentanganya Esa mulai meninggalkan kelasnya dan menutup kencang pintu kelas.

Semua yang berada di jelas terkaget bahkan Zaidan terbangun dari tidurnya dan terjatuh ke belakang. Para perempuan yang menggosip tadi ikut kerkejut, tapi mereka masih tidak berhenti bergosip.

"Ck mereka kenapa masih ngegosip yang belum tentu juga itu nyata." ucap Haikal kesal.

"Udah jangan di pikirin Haikal." Sabian mulai menenangkan teman sebangkunya dengan mengelus punggungnya.

"Dari pada lo ngelus punggung gw mending pijitin aja."

"Anak gw jangan lo jadiin babu yeh." ucap Ziadan yang duduk di belakang mereka dan memukul kepala Haikal dengan buku fisika dan semoga saja membuat Haikal tambah pintar dengan fisika.

"Aduhh iya iya itu cuman bercanda aja."

"Bercanda matamu tuh liat bian jadi mijitin lo benerankan." kesal Zaidan.

Haikal yang mendengar ucapan Zaidan mulai menoleh ke belakang dan bener saja Bian benar benar memijitnya.

"Udah Bian gw cuman bercanda." ucap Haikal, tapi bian masih melanjutkannya yang ia pikirkan mungkin Haikal sedang sakit jadi ia harus membantunya. Tolong ciptaan manusia sebaik Sabian.

"Tapi enak Bian lo mijitnya teruskan anda sangat berbakat papa bangga denganmu."

BUK

"Anjirr sakit dan gak kasian gw di pukul pake buku fisika setebal itu!!"

"Tambah pinter nanti gw kalau di pukul buku fisika terus." lanjut Haikal dan mengelus kepalanya yang semakin pusing.

"Ya bersyukurlah jadi gw harus rutin mukul lo pake buku ini."

"Gak gitu juga kasian kepa-"

"Sstt guru udah mau datang." semua murid yang berada di ruang kelas menjadi sunyi dan benar saja guru datang ke dalam kelas mereka, tapi yang membuat mereka bingung siapa yang berada di samping guru? murid baru?

"Selamat pagi anak-anak mungkin kalian tidak tau siapa dia jadi dia adalah murid baru di sini dan semoga kalian bisa membantunya bersosialisasi di sini." semua murid melihat murid baru yang guru bicarakan di depannya. Mengenakan hoodie hitam, rambut hitam kelam, plester di wajahnya yang membuat semua murid berfikir sepertinya dia anak yang cukup nakal.

"Silahkan memperkenalkan diri."

"Baik bu, perkenalkan nama saya Aji Pratama Lucas dan kalian bisa memanggil saya Aji" ucapnya di depan kelas.

Semuanya banyak yang memberi pertanyaan kepada Aji dan tentu saja dengan senang hati Aji menjawab satu per satu pertanyaan mereka apa lagi para perempuan yang sangat heboh menanyakan hal hal tentang apa dia sudah memiliki pacar atau tipe ideal dia.

Tapi hanya bian saja yang terkejut atas kedatangan Aji di kelas ini.

Kenapa?

Wajahnya sangat mirip dengan Peter?

▭▭▭▭▭▭▭✦◦✧◦✦▭▭▭▭▭▭▭

▭▭▭▭▭▭▭✦◦✧◦✦▭▭▭▭▭▭▭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Author note:

Yeahhh double up nih hehe buat kalian semangat buat besok belajar.

Mana nanti onii bakal sekolah offline yang buat males banget ke sekolah.

Ayoo aji siapa ya?? kok bisa mukanya mirip sama peter??

Silahkan kalian pikirkan sampai tau jawabannya sebenarnya

And tysm for reading my book don't forget vote and comments-!!❤️❤️

『MISS ME?』 JilixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang