AGLERIO| 37

33K 1.8K 711
                                    

Siders diharap out ⚠️
Typo berterbaran

_______

"Happy, sad, that's God's plan. You can't twist the facts."

•••••

PINTU kamar terbuka, Agler masuk kedalam dan melihat Tifa yang masih terbaring di ranjang. Tangannya bergerak mengusap surai Tifa yang tertutup jilbab.

"Kamu kapan bangun?"

"Kamu nggak kasian sama aku? Masa iya aku nungguin kamu udah 1 jam nggak bangun bangun. Itu sangat menyiksa tau"

Oke, Agler memang sekarang tidak bisa berjauhan dengan Tifa barang 1 menit pun. Keterlaluan memang.

Cklek

"Gler"

Agler menengok dan melihat siapa yang memanggilnya, ternyata adalah Nando. Nando berjalan mendekati Agler dan duduk disampingnya.

"Mertua gue kemana?"tanya Agler.

"Apa? Mertua? Sejak kapan bokap sama nyokap gue mertua lo?"tanya Nando sinis.

"Dari pas itu, terus lo kesini tambah membuat gue untuk memanggil bonyok lo mertua tambah gede, ye nggak?"ujar Agler tengil.

"Dih, gue ogah punya ipar lo, nggak tau diri soalnya."

"Ya bodo. Oh iya gimana perasaan lo?" Agler bertanya sembari mengambil gelas yang ada di meja untuk diminumnya.

"Itu buat Tifa kali"

"Ntar ambil lagi"

"Huftt, gimana ya? Ini terjadi tiba-tiba aja. Gue nggak nyangka bakal ketemu kembaran gue. Perasaan gue campur aduk Gler, gatau harus gimana lagi"

Agler mengerti bagaimana perasaan yang dialami Nando, ia menepuk pundak Nando pelan. "Gue tau kok lo sulit Nerima keadaan, tapi gue berharap lo mau nerima Tifa dari lubuk hati lo yang paling suci. Dia mengharapkan banget punya keluarga utuh, mama sama papa kandungnya."

"Tapi gue ngerasa bersalah Gler, dulu gue jahat banget ya sama dia? Gue suka bully dia sama lo juga yang emng gatau diri juga."

Mendengar perkataan Nando, Agler mendengus jengkel. "Gue udah tobat kali sekarang, gue juga tau gue dulu jahat banget sama dia. Sebenarnya masa lalu nggak usah diingat sama diungkit lagi sih, kecuali kalo pelajaran sejarah sama PPKn nah diungkit terus itu"ujar Agler jenaka, Nando sedikit terkekeh mendengar perkataan Agler. Memang Agler sekarang beda dari Agler yang dulu. Sangat beda.

"Iya gue tau lo yang setiap pelajaran sejarah sama PPKn nilai raport nya merah, wkwk"

"Jangan raguim gue dong, kalo masalah bikin debat gue dapet 100 dah"ujarnya sombong.

"Eleh tadinya gamau ngakuin aja."

"Anjingg!!" Mereka berdua malah tertawa keras, seakan itu lelucon buat mereka. Jika Tifa mendengar pun pasti akan marah.

"A-agler.."suara perkataan Tifa menghentikan tawa mereka. Agler menengok kesamping dan melihat Tifa yang sudah sadar.

"Hey, mau apa? Air putih?"tanya Agler tanggap.

"Apaan? Sok nawarin air putih malah udah situ minum duluan."sinis Nando.

"Gimana keadaan lo Tif?"tanya Nando.

"Baik"ujar Tifa dengan senyum tipisnya.

"Ambilin minum gih, sebagai ipar yang baik harus nurut perkataan gue"suruh Agler dengan entengnya.

"Enak aja lo, lo yang ngabisin kenapa harus gue yang ngambil? Dih ogah, najis."

"Kok lo sekarang banyak bacot sih Ndo?"

"Apa lo bilang?" Nando berdiri dan menggeret kerah belakang baju yang dikenakan Agler. Ia menyeretnya menuju dapur dan mengambil air dari kran lalu menyiramkannya kemuka songong Agler.

"Bangsatt"

Agler terus memaki Nando, kurang ajar sekali dia kepada iparnya. Nando mengiraukan Agler lalu mengambil segelas air dan kembali ke kamar Tifa.

"Awas lo setan laknatullah!!"

"Gak denger!"

Nando membuka kamar dan ia melihat Tifa yang masih menatapnya bingung. "Kenapa?"

"Ah enggak"

"Nih minum lo"ujarnya seraya memberikan air minum yang dia ambil tadi.

"Oh iya, gue minta maaf ya buat kesalahan gue dulu, gue sering bully lo sama gengnya Agler, juga maaf gara gara baru tau fakta kalo lo ternyata kembaran gue."ujar Nando menatap Tifa dengan senyumnya.

Tifa menatap balik Nando, matanya berkaca-kaca. Ia tak menyangka akan bertemu dengan keluarga kandungnya.

"Hiks.. boleh peluk?"tanya Tifa.

"Sinii.." Tifa langsung menangis di pelukan Nando, dia terharu dengan keadaan ini.

"Jangan ninggalin Tifa lagi"

"Ng-nggak akan." Tetes air mata turun dari kedua mata Nando. Ia terharu, ia bersyukur dipertemukan dengan kembarannya.

Sementara itu, Agler dan kedua orangtua Nando yang melihat dari balik pintu juga ikut terharu, apalagi dengan mamanya Nando. Ia amat merasa bersalah, andaikan ia tak membuang anaknya dulu pasti tidak akan seperti ini. Ia tidak akan dihantui rasa bersalah selama ini.

"Pa, mama pengen meluk Tifa juga, hiks.."

"Papa juga ma"

"Eh, kalo kalian mau meluk yaudh peluk aja Tifa nya. Kan anak kalian"ujar Agler.

Kedua orangtua Nando mengangguk, mereka langsung masuk dan memeluk mereka berdua.

"Tifa sayang maafin mama ya yang udah jahat sama kamu. Mama nyesel nak, hikss.."

Tifa mendongak dan melihat perempuan paruh baya yang ternyata adalah ibunya.

"Tifa udah maafin kok, boleh Tifa peluk kalian lagi?"pintanya polos.

Mereka semua mengangguk dan kembali berpelukan, Agler yang melihat di pintu pun ngenes. Ia merasa tak dianggap disini. Agler butuh pelukan juga ini!

•••••

Holaaa

Gimana kabarnya? Baikkan?

Lama buanget ya? Haha

Pendek??

Part ini gimana menurut kalian? Jangan lupa ya siapin ati di part berikutnya! Karena bakal ada sesuatu☺️

Spam next disiniiiiiii

See u cantik+ganteng👋

AGLERIO GELAN [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang