-3 hari kemudian-
Maddie duduk termenung di sebelah tempat tidur Keysha. Ia memikirkan kejadian 3 hari lalu yang berlangsung terlalu rumit. Semuanya masih jelas di otak nya, dan terputar kembali secara berulang-ulang layaknya film rusak. Sejenak Glen menjadi baik dan begitu perhatian kepadanya-yang tentu saja membuat dirinya begitu bahagia, dan merasa melambung tinggi ke angkasa- namun hanya karena sebuah kesalahpahaman, Glen kembali menjadi Glen yang biasanya, bahkan membentak dan menghina Maddie. Benar-benar hari yang melelahkan dan penuh kejutan. Dan sampai sekarang hubungan nya dengan Glen tidak membaik, mereka tak pernah saling bicara maupun bertegur sapa sejak kejadian itu berlalu. Ini yang membuat pikiran Maddie terganggu.
Matanya terarah melihat ke arah Keysha yang masih terbaring tak sadarkan diri dengan berbagai alat pembantu di tubuh kecilnya. Air mata Maddie kembali menumpuk dan mendesak ingin segera keluar. Namun Maddie masih menahannya, ia tidak mau terlalu sering menangis, karena itu sangat melelahkan.
Tangan Maddie terulur menggenggam tangan Keysha. Maddie dapat merasakan begitu dinginnya tangan Keysha. Tangan yang biasanya begitu hangat, tangan yang biasanya menggengam tangan Maddie dan menyalurkan semangat dan energi untuk melanjutkan kehidupan Maddie, namun kehangatan itu hilang. Maddie mengharapkan kehangatan itu lagi, oh tidak, dia mengharapkan kepulihan putrinya, namun kali ini berbeda. Jika biasanya ia menginginkan Keysha benar-benar sembuh dan pulih, semua penyakitnya hilang, kini tak lagi. Maddie hanya berharap, bahwa Keysha akan terus hidup dan bertahan, tetap berada di sisi Maddie dan Glen. Tetap membawa kecerian dan semangat. Tetap menghibur dan bercanda tawa dengan Maddie. Hanya itu, hanya sesederhana itu, ia hanya ingin Keysha tetap hidup.
Maddie tak bisa membayangkan hidupnya tanpa Keysha, ia begitu menyayangi putri kecilnya, ia begitu mencintai putri kecilnya, sangat dan sangat. Sungguh ia tak bisa melukiskan seberapa besar rasa sayangnya, namun yang jelas itu sangat besar.
Begitu besarnya hingga ia begitu ketakutan setiap harinya akan kehilangan Keysha, Maddie begitu takut hingga rasanya sangat sulit untuk bernafas setiap harinya. Sangat sesak, benar-benar sesak dan sulit. Andai saja Maddie bisa lebih tenang dan bahagia, atau bisa sedikit saja nyaman tanpa harus mengkhawatirkan atau menakutkan sesuatu, pasti itu akan lebih menyenangkan.
"Maafkan mommy Keysha, mommy malah memikirkan masalah daddy dan mommy, bukan memikirkan tentang dirimu, padahal dirimu jauh lebih penting. Mommy memang bodoh dan bersalah, tapi Keysha mau kan memaafkan mommy?" Maddie mencoba berinteraksi dengan Keysha.
Maddie mengharapkan sebuah jawaban dari orang yang ia ajak bicara, namun kenyataannya hening. Tak ada suara yang muncul selain bunyi dari alat pendeteksi jantung milik Keysha. Dan itu membuat airmata Maddie jatuh perlahan.
Ia benar-benar tak kuat melihat Keysha yang hanya terbaring tak sadarkan diri, ia ingin Keysha cepat sadar. Apalagi dengan fakta-fakta yang ia baca di internet mengenai koma. Ini sudah 3 hari berlalu, dan Keysha masih belum sadar. Maddie sangat takut akan efek samping yang akan di derita oleh Keysha. Doa yang terus menerus di ucapkan Maddie dalam hatinya, agar tidak ada lagi hal buruk yang menimpa Keysha. Sudah cukup dengan segala penderitaan yang di alami Keysha, ini semua terlalu berat dan terasa begitu tidak adil.
"Cepat sadar malaikat kecil mommy, i love you, my baby!" ucap Maddie dan mencium pipi Keysha lembut penuh hati-hati.
......
Di lain sisi, seorang pria sedang menatap kosong kearah monitor yang berada diatas meja kantornya. Sekitar 10 menit lagi, rapat direksi akan segara di mulai, namun pikirannya benar-benar kacau, dan terbelit-belit bagai benang kusut. Memikirkan kekasihnya dan juga keluarga kecilnya. Kekasihnya yang entah mengapa berubah menjadi sangat menjengkelkan, dan keluarga kecilnya yang sedang dilanda musibah yang begitu berat. Di tambah lagi, ia masih bertengkar dengan istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Happy Without Me
Teen FictionKebahagian itu sangatlah sederhana. Hidup bersama dengan orang yang kita cintai, kita sayangi, berbahagia bersama mereka sampai ajal datang menjemput. Dan untuk mendapatkan kebahagian itu, kita harus berusaha, terus bertahan walau semuanya terasa be...