Maddie merenggangkan tubuhnya yang kaku karena tidur di atas sofa. Tangannya menutupi mulutnya yang masih menguap lebar. Setelah matanya terbuka sempurna, ia menolehkan matanya kearah jam dinding, pukul 5. Ini adalah waktu bagi Maddie untuk bangun setiap hari. Kemudian Maddie menolehkan kepalanya lagi kearah tempat tidur, dan menemukan Glen masih tertidur disana dengan tenang. Tanpa sadar Maddie tersenyum, dari sini ia masih bisa melihat dengan jelas ketampanan suaminya itu. Wajah dengan pahatan sempurna dari Tuhan, yang mirip seperti gambaran dewa-dewa yunani. Sangat beruntung baginya bisa mendapat kan suami seperti Glen.
Tak ingin terlarut dalam pesona suaminya lebih lama lagi, Maddie bangkit dari duduknya, kemudian melakukan aktivitasnya seperti biasa. Ia berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya, lalu berangkat pergi ke minimarket, untuk membeli bahan makanan. Kini Maddie tidak membeli bahan yang seperti biasa ia beli, namun menambahkannya lagi lebih banyak, karena adanya Glen. Ia yakin Glen akan sarapan bersamanya dan juga Keysha.
Mengingat hal itu, Maddie kembali tersenyum. Moment seperti ini sangat jarang Maddie dapati, jadi ini benar-benar membuatnya senang.
......
Maddie mulai memasakkan bahan-bahan makanan tadi di dapur kecil yang ada di ruangan ini, setelah selesai, ia tata makanan itu di meja makan kecil untuk 4 orang. Kemudian Maddie berjalan untuk membangunkan Keysha. Setelah Keysha bangun, Maddie membantu Keysha berjalan ke kursi makan, dengan menggiring infus Keysha yang telah disangga tiang.
"Keysha tunggu disini ya, mommy mau bangunkan daddymu dulu" ucap Maddie.
"Daddy sudah ada disini? Daddy tidur disini malam ini mom?" tanya Keysha kaget.
"Iya sayang, tadi malam Daddy tidur disini, mommy bangunkan dulu ya" ujar Maddie lalu pergi kekamar untuk membangunkan Glen.
"Kak, ayo bangun, aku sudah siapin sarapan!" Maddie mengguncangkan tubuh Glen pelan.
Namun Glen sama sekali tidak melakukan pergerakan.
"Kak, ayo bangun! Keysha sudah nunggu di meja makan! Kak, bangun!!" kini Maddie mengguncangkan tubuh Glen lebih kencang dan menaikan volumenya.
Itu berhasil, karena akhirnya Glen menggeliatkan badannya.
"Hmmm.... tunggu 5 menit lagi Marissa, aku masih mengantuk sayang"
Deg..
Hati Maddie seperti di remas, sangat sakit.... Glen malah mengira bahwa dirinya adalah Marissa? Dan apa katanya tadi? Sayang? Hahaha, lucu sekali...
Maddie menyeringai pahit, rasa sakitnya makin bertambah, rasa sesak tak urung menghilang. Bahkan sekarang ia merasa sangat sulit untu bernafas.
Sayang? Kapan Glen akan memanggilnya seperti itu? pikir Maddie. Namun suara dari dalam dirinya langsung menjawab.
Tidak akan pernah!
Membuat Maddie merasa seperti tertampar kembali ke dunia nyata.
Kini Maddie mengguncangkan badan Glen lebih kuat, namun tak mengeluarkan suara apapun. Matanya sudah mulai berkaca-kaca, kenapa ia begitu lemah dan cengeng di hadapan pria itu?
"Apaan sih Marissa, aku tuh..." Glen yang masih belum sadar dan kesal karena tidurnya di ganggu, membuka matanya dan bangkit dari tidurnya.
Mata Glen langsung menemui mata Maddie yang sedang memandangnya dengan tatapan terluka. Glen langsung bungkam, ia lupa bahwa kini ia tidak bersama dengan Marissa. Dan dengan bodohnya ia memanggil Maddie, Marissa. Maddie pasti akan sakit hati, pikir Glen. Tunggu! Sejak kapan Glen harus peduli dengan perasaan Maddie? Tidak! Glen tidak peduli sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Happy Without Me
Teen FictionKebahagian itu sangatlah sederhana. Hidup bersama dengan orang yang kita cintai, kita sayangi, berbahagia bersama mereka sampai ajal datang menjemput. Dan untuk mendapatkan kebahagian itu, kita harus berusaha, terus bertahan walau semuanya terasa be...