Maddie menggigit kuku-kuku jarinya dengan gugup, kakinya terus bergetar, pikirannya benar-benar kacau. Air matanya menumpuk di pelupuk matanya. Maddie benar-benar ketakutan dan juga khawatir, pikirannya semakin kalud saat beberapa pikiran buruk terlintas di kepalanya.
Tangan Maddie terulur untuk mengusap wajahnya, dia benar-benar frustasi, bibirnya bergetar dan tubuhnya terasa menggigil. Ingin rasanya Maddie mendobrak paksa pintu coklat itu, masuk dan melihat keadaan yang ada di sana. Tapi Maddie tidak bisa, bahkan kakinya tak lagi mampu untuk menopang tubuhnya. Rasa takutnya yang begitu besar, membuat badannya menjadi lemah.
Glen berlari menyusuri lorong dengan tergesa-gesa, keringat dingin mengalir di jidat putihnya. Begitu melihat Maddie, Glen langsung menghampiri perempuan itu.
"Maddie" panggil Glen, membuat Maddie mengangkat wajahnya dan melihat kearah Glen.
"Glen..." lirih Maddie bergetar.
Glen dapat menangkap ketakutan dan kekhawatiran Maddie yang begitu besar. Glen juga merasakan hal yang sama, namun ia jauh lebih bisa mengontrol dirinya sendiri.
"Aku disini, tenangkan dirimu" ujar Glen.
"Kak... a-aku.. takut kak... Keysha... bagaimana kalau Keysha..." Ucapan Maddie terpotong karena Maddie merasa dua tangan kekar merengkuh tubuh nya yang begitu lemah. Ia merasa begitu hangat dan nyaman.
Deg.
Jantung Maddie berdetak begitu cepat, Glen memeluknya... Glen memeluk tubuhnya, menyalurkan kehangatan, kekuatan bagi Maddie. Oh Tuhan! Jika Maddie bermimpi tolong jangan bangunkan dia. Maddie merasa senang, bahagia, kaget, nyaman, bingung semuanya bercampur aduk menjadi satu.
Airmata yang sedari tadi menumpuk, mulai mengalir membasahi pipi Maddie. Semakin lama semakin deras, namun tak ada isakan yang keluar dari mulut Maddie.
"Ssttt...... Keysha, dia akan baik-baik saja Maddie, kamu jangan berpikiran buruk dulu Mad! Tenanglah" Glen menenangkan Maddie sambil mengusap puncak kepala Maddie.
Menerima perlakuan ini, air mata Maddie semakin mengalir deras, namun dia merasa begitu senang dan nyaman.
Apa yang membuat Glen seperti ini? Kenapa Glen mau menenangkannya? Kenapa Glen menjadi lebih perhatian padanya? Kenapa Glen memeluknya?
Maddie sedikit berharap, bahwa hati Glen mulai mencair sedikit demi sedikit. dan mungkin, mungkin walaupun hanya kemungkinan yang sangat kecil, Glen akan mulai menyukainya dan berhenti membencinya. Bolehkah Maddie berharap seperti itu? Tapi dia takut, jika akhirnya Maddie akan mengalami sakit seperti waktu-waktu sebelumnya.
Atau mungkin karena Glen hanya mengasihaninya, melihat dia begitu kasihan dan mengenaskan? Maddie rasa inilah kemungkinan yang paling benar, bahwa Glen hanya mengasihaninnya. Karena sampai kapan pun, hati dan cinta Glen hanya untuk Marissa.
Namun dalam hati Glen, dia merasa sedih melihat Maddie sedih, dan ketakutan seperti ini. Rasanya ingin sekali ia menghibur Maddie, dan mengenbalikkan senyuman Maddie itu. Hatinya terasa terhantam melihat Maddie yang begitu lemah dan ketakutan. Glen merengkuh Maddie berusaha menyalurkan sedikit kekuatan, meskipun logikanya, masih bingung dengan apa yang ia lakukan. Kenapa Glen menjadi peduli? Menjadi khawatir? Bukan kah Glen membenci Maddie? Apa Glen mulai merasakan sesuatu pada Maddie? Atau mungkin Glen mulai sayang pada Maddie? Tunggu.... Sayang??! Tidak! Glen hanya mengasihani Maddie, tak lebih.
"Terima kasih sudah mau datang kak" Lirih Maddie sambil menatap mata Glen dengan mata sembabnya
"Keysha putriku juga, sudah seharusnya aku disini"Glen memberikan senyuman tipis di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Happy Without Me
Teen FictionKebahagian itu sangatlah sederhana. Hidup bersama dengan orang yang kita cintai, kita sayangi, berbahagia bersama mereka sampai ajal datang menjemput. Dan untuk mendapatkan kebahagian itu, kita harus berusaha, terus bertahan walau semuanya terasa be...