11

2.4K 108 4
                                    

"Seperti yang lo tau, lagu itu gue nyanyiin buat lo, kalau lo butuh temen curhat, gue bisa jadi telinga untuk mendengar semua keluh kesah lo. Gue bisa jadi bahu untuk sandaran lo, dan gue bisa jadi raga untuk pelindung lo."
~Tiara Mackenzie Napper





***

Andres keluar dari kamarnya, dengan berseragam putih abu-abu rapih. Saat hendak mengambil roti di meja makan, tiba-tiba ada yang bersuara.

"Andres," panggil Romi––– Ayah Andres.

"Kenapa?" Andres menaikan sebelah alisnya.

"Papah mau, kamu gak boleh jauh-jauh dari Caca," ucap Romi.

"Emangnya kenapa?" Andres mengambil susu yang berada di sebelah roti tawar.

"Karena Caca adalah calon tunangan kamu."

Ukhuk... ukhuk....

Andres sungguh kaget dengan apa yang diucapkan papahnya barusan, kenapa papahnya itu tidak pernah mengerti perasaannya, ia dari kecil harus dituntut ini itu sesuka papahnya. "Andres gak salah denger?"

"Enggak Andres, kamu gak salah denger, Papah dan Papahnya Caca sudah sepakat buat jodohin kamu dengan Caca, jadi di sekolah kamu tidak boleh dekat sama cewek lain kecuali Caca. Paham?"

"Tapikan, Andres gak suka Caca pah. Andres nganggep Caca cuman sebagai adek, bukan lebih," ucap Andres.

"Maka dari itu, kamu mulai sekarang cobalah untuk membuka hati kamu buat Caca. Papah Caca udah baik banget sama papah Res."

"Tapi kan Pah—"

"Udah Andres, kamu turuti kata-kata papah, ini semua demi kebaikan kamu."

"Ini demi kebaikan Andres?" Andres menunjuk dirinya sendiri. "Kayaknya bukan, ini semua demi kebaikan Papah, iya kan? Papah gak pernah ngertiin perasaan Andres, selalu menuntut Andres untuk ini itu, Andres capek Pah, Papah gak pernah ngerti itu," lanjutnya.

"Jaga ucapan kamu Andres, dasar anak gak tau diuntung. Pokonya kamu turuti semua perkataan Papah, gak ada bantahan!"

"Udah Pah, Papah harus sabar." Rini mengelus-elus punggung Romi.

Andres sedari tadi sudah pergi dari hadapan Romi dan Rini. Hari ini Andres sangat kesal kepada Papahnya itu.

"Pasti ini semua karena cewek itu."

•••

Andres berjalan sendirian di koridor dengan perasaan yang dongkol. Ia masih tidak terima atas keputusan papahnya itu. Kapan papahnya akan mengerti dengan perasaan Andres, kayaknya itu semua tidak mungkin, papahnya itu adalah orang yang tidak bisa dibantah ucapannya, Andres bisa apa?

Saat hendak melewati ruang musik, sepertinya Andres mendengar suara perempuan yang sedang menyanyi. Tunggu, tunggu, kayaknya Andres tau itu suara siapa.

Andres perlahan membuka pintu ruang musik dengan pelan. Yap benar, itu adalah Tiara. Andres tidak salah lagi.

🎶Kumendambakanmu mendambakanku.
Bila kau butuh telinga tuk mendengar.
Bahu tuk bersandar raga tuk berlindung.
Pasti kau temukanku di garis terdepan.
Bertepuk dengan sebelah tangan.🎶

Andres melihat Tiara yang sedang memetik gitar itu dengan penghayatan lagunya. Andres juga kagum dengan suara Tiara, baru kali ini Andres dibuat baper oleh suara perempuan.

ANDRES [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang