Who are you?

363 62 0
                                    

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

"Ugghh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ugghh.... "

Mata lelaki itu terbuka secara perlahan lalu menatap sekeliling, bertanya-tanya dimana dirinya.

"Akh...haa.."

Dirinya mulai merasakan sakit ketika hendak menegakkan badannya, di sibaknya selimut yang menutupi nya.

Ada perban yang membaluti paha nya, di perban itu terdapat bercak hijau dan merah. Dia tidak memakai celana karna luka yang didapat mengenai paha atasnya.

"Sudah bangun rupanya"

Lelaki itu terperanjat menatap rino yang memasuki kamar dengan sebuah nampan di tangannya. Dengan segera ia menutupi kembali bagian tubuh bawahnya menggunakan selimut tadi.

"Hai, aku rino. Ah maafkan aku atas itu, aku benar-benar ceroboh sampai anak panahku mengenaimu"

Rino meletakkan nampan di atas nakas lalu mengambil kursi dan duduk di samping nya, sedangkan yang di ajak bicara masih diam menatap rino dengan lekat.

"Siapa namamu?"

"Hans.."

"Nama belakangmu?"

Hans menggeleng kemudian menunduk, dirinya enggan menatap rino. Ia takut dengan tatapan tajam rino ke arahnya padahal rino biasa saja.

Apalagi pria di hadapannya ini sangat tampan.

Baru saja rino akan melontarkan pertanyaan lagi namun dirinya di interupsi oleh ibunya yang baru datang.

"Ehh.. Udah bangun yah"

"Dia baru saja bangun bu" jawab rino

Keduanya menatap ke arah pintu menampilkan seorang wanita paruh baya, berjalan menghampiri keduanya.

"Gimana perasaannya sekarang nak? Masih sakit?"

Hans hanya mengangguk, kemudian wanita itu berjalan menuju nampan yang tadi di bawa minho. Ia mulai meracik obat herbal itu dengan telaten.

Kemudian ia menyuruh rino untuk keluar sebentar meninggalkan dirinya dengan hans di kamar, lelaki itu perlu di obati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kemudian ia menyuruh rino untuk keluar sebentar meninggalkan dirinya dengan hans di kamar, lelaki itu perlu di obati. Dan juga dia tidak memakai celana kecuali celana dalamnya, mana mungkin wanita itu membiarkan rino melihat bagian tubuh lelaki manis itu.

Wanita mulai mengganti perban yang terbalut di paha, mengoles kembali obat yang baru diraciknya tadi dan ditutup kembali dengan perban yang baru. Sesekali hans meringis merasakan perih yang amat terasa.

Hans menatap wanita yang ia yakini adalah ibu dari rino, karna tadi rino memanggil dengan sebutan 'bu' yang artinya ibu.

Ia terkagum melihat kecantikan wanita itu, padahal ia yakin wanita di hadapannya saat ini mungkin saja sudah berkepala tiga atau mungkin empat. Karna lelaki dengan sorot mata tajam tadi terlihat lebih tua darinya. Dan lebih tinggi

"Siapa namamu nak?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Siapa namamu nak?"

"Hans"

"Hanya hans?"

Yang lebih mudah mengangguk lalu kembali menunduk.

"Nak, aku tau siapa dirimu sebenarnya. aku tau kau adalah manusia serigala"

Mendengar kalimat itu hans langsung mendongak dengan mata yang membulat menampilkan sorot ketakutan.

"N-nona tidak akan me-melaporkan ku kan?"

Katakan lah hans merasa sangat takut saat ini, untuk pertama kalinya seseorang mengetahui identitasnya. Tubuhnya gemetar ketakutan namun matanya masih menatap manik si wanita paruh baya itu.

Wanita itu menggenggam dan mengelus tangannya, berusaha untuk menenangkan hans.

"Nak tenang saja, aku tidak akan melaporkanmu. Aku dan anakku akan menjagamu"

Mendengar kalimat yang dilontarkan nyonya Lee itu, hans mulai merasa tenang. Ia semakin tenang ketika dirinya di peluk.

Pelukan yang begitu hangat, ia seperti sedang di peluk oleh sosok ibu yang tak pernah ia punya.

Kemudian tatapannya beralih ke perut si wanita yang sudah lumayan besar. Wanita ini sedang hamil.

"Sudah berapa bulan?"

Tanya hans namun dengan suara yang lirih nyaris seperti berbisik.

Wanita yang ditanya itu tersenyum.

"6 bulan, 3 bulan lagi dia akan lahir"

Kemudian wanita itu memegang tangan hans lalu di arahkan nya ke perutnya yang besar. Tak lama sebuah tendangan di rasa membuat wanita itu sempat meringis namun tersenyum setelahnya.

Tersenyum gemas melihat rekasi hans atas apa yang baru saja terjadi.

Jika dilihat lelaki ini sangat cantik. memiliki kulit putih bersih, pipi yang tembam, poni yang menutupi dahinya, serta semburat kemerahan di pipi yang menambah kecantikan nya.

Jika orang lain melihatnya, mungkin mereka akan mengira bahwa sosok yang ada di depannya saat ini adalah perempuan. Namun nyata nya ia seorang lelaki.

Tanpa keduanya sadari, di balik pintu ada rino yang tersenyum melihat interaksi antara ibunya dengan lelaki manis yang baru ia temui kemarin.


Tbc.

𝐄𝐒𝐓𝐎𝐍𝐈𝐀  [MINSUNG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang