Ruang UKS

195 25 0
                                    


[chapter ini masih satu momen dengan chapter sebelumnya]

Perlahan kedua mata Nasyana terbuka, menampilkan iris coklat muda yang indah. Wajah manisnya terlihat lebih pucat dari sebelumnya. Nasyana melihat sekelilingnya dan menyadari bahwa ia berada di uks.

'Loh kenapa aku bisa ada disini? Seingatku tadi aku masih berbaris di depan gerbang...' Nasyana tak tahu apa yang terjadi sampai ia bisa terbaring di atas kasur itu.

Tak berselang lama, tirai uks itu terbuka  menampilkan sosok Jeviano yang membawa bubur ayam untuk Nasyana.

"Kak Jeviano, kenapa aku ada disini? Aku tadi masih berdiri di barisan-"

Ucapan Nasyana dipotong oleh Jeviano, lelaki itu menutup mulut Nasyana dengan jarinya secara lembut.

"Kamu makan buburnya dulu ya dek, ini sudah kakak belikan agar kamu bisa sarapan sekarang."

Jeviano ingin menaruh box itu di meja dekat Nasyana namun ia mengurungkan tindakan itu.

"Dek, dokter bilang kamu kelelahan. Jadi, buburnya kakak suapin ke kamu aja ya."

Nasyana terkejut dengan ucapan kakak kelasnya itu. Ia tak menyangka kak Jeviano yang terkesan galak itu sangat perhatian padanya.

"Gausah kak, aku bisa makan sendiri kak, tanganku gak terlalu lemas."

Nasyana menolak tawaran kakak kelasnya itu karena ia tak ingin merepotkan kak Jeviano. Sebenarnya, Nasyana juga sedikit malu untuk disuapi kak Jeviano yang semakin kesini semakin tampan. Padahal ia baru mengenal kakak kelasnya itu selama 4 bulan.

Jeviano tak membalasnya dan bergerak untuk mengambil gelas berisi air hangat untuk Nasyana.

"Dek, ayo minum air nya dulu. Habis itu baru makan bubur."

Nasyana mengambil gelas dari tangan Jeviano dan meminum air mineral itu hingga tersisa setengah gelas. Lalu ia memberi tatapan sedih dengan sedikit keengganan kepada kakak kelasnya itu dan mengatakan dengan suara pelan

"Kak, aku beneran bisa makan sendiri, aku gak mau merepotkan kakak..."

Jeviano hanya tersenyum lalu menepuk tempat disampingnya, ia pun beralih menyiapkan bubur setelahnya.

"Yaampun dek, gak repot kok. Udah sini kamu duduk di sebelah kakak ya."

Nasyana telah pasrah, ia tak tahan dengan sikap manis kakak kelasnya itu. Hatinya sudah tidak mendengarkannya, ia merasa telah menyukai kak Jeviano.

'ah, mengapa bisa secepat ini aku menyukainyaa?!'

Sungguh, Nasyana tak ingin menjadi satu-satunya yang bertahan dengan rasa ini dimasa depan dan ditinggalkan sendirian seperti cerita fiksi yang sering ia baca di waktu senggang. Tetapi Nasyana tak begitu memikirkannya lagi setelah melihat Jeviano memandangnya penuh kasih sayang.

"Kak kenapa gak ada sambal nyaa?"

Nasyana suka pedas, sangat sukaa sekali. Oleh karena itu, ia tetap ingin makan bubur dengan tambahan sambal meski dirinya belum memakan apapun sebelumnya.

"Kamu jangan makan pakai sambal dulu dek, lagipula ini masih pagi loh. Kakak gak mau perut kamu sakit nantinya."

Jeviano menepuk kepala Nasyana dengan sayang dan menyunggingkan senyum untuk kesekian kalinya. Entahlah, ia tak tahu mengapa dirinya jadi sering tersenyum saat berhadapan dengan Nasyana. Bahkan ia kadang tak menyadari bahwa dirinya tersenyum. Namun Jeviano tak terlalu peduli dengan itu, saat ini yang ia pedulikan hanya Nasyana seorang.

"Ayo buka mulut kamu dek, nanti buburnya dingin loh kalau kamu gak makan sekarang."

Lalu Jeviano menyuapi Nasyana dengan perasaan bahagia. Nasyana sendiri hanya bisa menguatkan hatinya setiap kali tatapan mereka bertemu, karena kebahagiaan begitu jelas terlihat pada wajah kakak kelasnya.

SweetnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang