Tersenyumlah Dek (2)

126 13 0
                                    


[ Selasa ]

Rencana Jeviano untuk hari ini sedikit lebih kompleks dibandingkan dengan kemarin. Ia perlu menjemput Nasyana terlebih dulu dari tempat les-nya. Lalu ia akan mengajak Nasyana pergi ke Mall X untuk refreshing juga membeli sesuatu seperti boneka.

Yah, semoga saja Nasyana suka boneka. Kalaupun tak suka juga tak masalah, Jeviano hanya perlu mencari hal lain yang disukai gadis tersayangnya.

♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡

Jeviano telah menunggu di depan tempat les Nasyana. Ia menampilkan senyuman paling menawan ketika gadis manis dengan rambut panjang berwarna coklat menghampirinya.


Sang gadis tersipu melihat senyum tersebut. Sungguh, wajah tampan yang dihiasi senyuman itu sangatlah mematikan bagi dirinya. Nasyana jadi malu dan menundukkan kepalanya agar semburat merah tipis pada wajahnya tak terlihat.


"Eh, kamu kenapa dek? sakit? kamu pusing dek?"  Jeviano khawatir begitu melihat Nasyana yang seperti itu, ia tidak ingin melihat Nasyana sakit lagi.


Nasyana tak menjawab dan berusaha mengalihkan pertanyaan. "Kita mau kemana kak?"


Jeviano menaikkan sebelah alisnya, ia tidak mengetahui bahwa Nasyana seimut ini. Jauh sekali pergantian topiknya. Tapi ia tak begitu peduli pada hal itu, yang terpenting adalah keberhasilan rencananya.

"Ke Mall X mau dek?"
Sebentar, kalau dipikir-pikir, Jeviano seakan menjadi supir pribadi Nasyana jika bertanya seperti ini. Ah tapi sudah terlanjur ditanyakan. Jeviano hanya bisa kesal pada dirinya sendiri.


"Mall X yang baru itu kak? Disana ada toko official untuk produk-produk cacaofriends itu kan kakk, aku mau beli bonekanya dehh. Ayo kita kesana kakk! Eum.. tapi aku laper kak, kita makan dulu boleh ya?"

Nasyana begitu semangat mengatakannya, ia menatap Jeviano dengan tatapan "please pamper me~" andalannya. Iya, inilah tatapan yang membuat ayah Nasyana Wertheimer tak bisa menolak segala permintaan anak gadis semata wayangnya.


"Dek, kamu menggemaskan sekali."  Ucap Jeviano sambil mencubit pelan kedua pipi Nasyana. Sejujurnya Jeviano ingin lebih dari sekedar memegang pipi yang selembut mochi itu. Ingin rasanya mencium atau bahkan menggigit pelan pipi gadis di depannya ini.

"Yasudah nanti cari tempat makan di mall saja, setelah makan kita bisa beli boneka yang kamu mau."  Lanjut Jeviano sembari mengelus surai kecoklatan yang begitu halus dan lembut, membuatnya enggan berhenti mengelus rambut Nasyana.


Nasyana sudah memikirkan nanti mau beli makanan apa, berapa banyak, ada yang dibawa pulang atau tidak. Memang makan itu prioritas paling utama seorang Nasyana Wertheimer. Toh dia membawa kartu dari ayahnya, jadi tidak perlu khawatir soal harga.

Nasyana tidak tahu saja kalau semuanya nanti akan dibayar oleh Jeviano. Mungkin saja nanti mereka meributkan siapa yang bayar ini siapa yang bayar itu.

"Pelan-pelan naik motornya, dek. Peluk pinggang kakak ya."  Sedikit modus tak masalah bagi Jeviano, toh kalau tidak pegangan nanti Nasyana bisa jatuh.

Tentu saja kita semua tidak mau melihat Nasyana jatuh mengenaskan karena berusaha menaiki motor itu kan?

"Motor kakak tinggi banget, aku mau duduk aja perlu usaha ekstra."
Keluh Nasyana dengan ekspresi ('^') juga tak lupa ia memeluk kakak kelasnya sesuai permintaan.

SweetnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang