Setelah pulang dari mall tadi Diva dan Kala tidak langsung pulang ke rumah mereka masing-masing, tapi langsung menuju rumah Zaya. Sedangkan Della mampir ke rumahnya sebentar hanya untuk menyimpan tas dan mengganti sepatunya dengan sendal miliknya.
Setelah membersihkan tubuh mereka, keempat gadis itu sedang bersantai di atas kasur milik Zaya sambil menunggu waktu makan malam.
Malam ini mereka akan makan malam bersama keluarga Zaya.
“Lu jadian sama Andi aja Kal.” Ujar Zaya tiba-tiba.
“Dih apa-apaan lu tiba-tiba nyuruh orang pacaran.” Seru Kala
“Ya biar kita bisa double date gitu. Lu bareng Andi, gua bareng Blake.” Jelas Zaya
“Ga dulu deh. Coba lagi lain kali.” Tolak Kala
“Anjir di kira kuis kali ya.” Sahut Diva.
Kala menyenggol lengan Zaya mengkode untuk melihat ke arah Della yang sedari tadi sedang melamun.Zaya memberi kode kepada Diva agar Diva menyadarkan Della yang masih asik dengan lamunannya.
“Woi Del, tiati kesambet lu.” Lamunan Della terpecah karena ucapan Diva yang sedikit mengagetkannya. “Udah tau kamar Zaya tuh tempatnya maksiat.”
“Sialan lu.” Ujar Zaya.
“Pasti lagi mikirin Andi ya eh Dani maksudnya.” Goda Kala.
“Apaan sih ga. Orang aku ngedengerin kalian ngobrol kok dari tadi.” Ucap Della berbohong.
Ya benar, Della sedang memikirkan seseorang dari tadi. Orang yang tadi sempat menemaninya serta membantunya mencari novel yang seru untuknya di toko buku. Entah kenapa Della masih terpikirkan tentang Dani yang menggenggam tangannya saat berjalan menuju toko buku tadi.
“Bayangin deh guys, ntar gua sama Blake, Kala sama Andi-“ Ucap Zaya
“Anjir ga mau gua ama Andi.” Ucap Kala memotong ucapan Zaya.
“Bentar anjir, dengerin dulu.” Protes Zaya yang omongan di potong Kala.
“Lanjutin Zay.” Seru Diva.
“Misalnya ntar gua sama Blake, trus Kala sama Andi, Della sama Dani. Trus lu ama siapa?” Lanjut Zaya menunjuk ke arah Diva.
“Tau gini ga gua suruh lanjutin tadi.” Sesal Diva.
Kala dan Zaya tertawa ngakak mendengar ucapan Diva. Sedangkan Della hanya terkekeh kecil, pikirannya masih di penuhi oleh kejadian tadi siang.
***
Jam sudah menunjukan pukul 7 malam, sudah waktunya makan malam. Kamar Zaya di ketuk oleh seseorang dari arah luar.
“Bentar!” Sahut Zaya.
Zaya berjalan ke arah pintu kamarnya dan membuka pintu itu. Ia mendapati Dikta, sang kakak pelaku yang mengetuk pintu kamarnya tadi.
“Di panggil mamih ke bawah, ajak temen-temen kamu sekalian.” Perintah Dikta tanpa masuk ke dalam kamar adiknya.
“Iya, abang duluan aja nanti kita nyusul.” Jawab Zaya.
Dikta mengangguk dan berjalan menjauhi kamar adiknya menuju ke ruang makan.
Zaya menutup pintu kamarnya dan berjalan ke arah meja belajar untuk menaruh ponselnya yang ia pegang tadi.
“Ke bawah yuk, makan dulu.” Ajak Zaya.
Della, Diva, dan Kala mengangguk sebagai jawaban dan berjalan mengikuti Zaya yang sudah berjalan duluan.
“Ayah.” Ucap Zaya yang sudah sampai di meja makan bersama temannya, ia mencium pipi sang ayah sekilas lalu mengambil tempat duduk di samping Dikta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love (In Silence)
Roman pour AdolescentsDani Prasetya, aku jatuh cinta padanya sejak hari pertama sekolah. Aku selalu memperhatikannya. Aku tahu hal apa saja yang dia sukai. Seperti, nasi goreng buatan bundanya, hewan kecil berbulu banyak yups kucing, dan juga bersepeda. Laki-laki tampan...