OO5. sebuah perspektif dari; Anja

64 21 2
                                    

Universitas swasta memang berbeda dari negeri entah dari segi kurikulum hingga menyangkut hari liburnya. maka, disinilah Anja. liburan semester tinggal 2 minggu lagi maka dari itu Anja berniat menghabiskan sisa-sisa liburan semester di Bandung, di rumah adik dari mamanya, tante Meisya.

Tante Mei (panggilan dari Anja) orangnya baaaiiik sekali. tiap liburan semester pasti Anja dipaksa untuk berlibur disana. katanya rindu dengan kemenakan perempuan satu-satunya itu. maklum, Tante Mei hanya memiliki 2 anak laki-laki dan jarang sekali pulang ke Bandung. Tante Mei seringkali merasa kesepian. Anja pun tidak keberatan untuk tinggal sementara dengan Tante Mei, karena semua yang Anja butuhkan, sudah dipersiapkan dengan matang oleh Tante Mei.

"Tante Mei, disini ada perpustakaan gitu gak sih? aku mau cari buku buat bahan penelitianku." suara Anja memecah keheningan di ruang makan.

"di bandung ada beberapa, Nja. kalau mau yang deket rumah paling ke bapusipda, disitu juga gak kalah lengkap." kata Tante Mei.

"mau tante anterin?" tanyanya lagi.

"eh gak usah tante, Anja pake grab aja, abis itu Anja mau jalan jalan sama Luna sama Eca, tante tau kan? temen Anja pas SMA"

"oh tau, tapi pulangnya jangan malem-malem ya Nja, jangan lupa bawa payung takut hujan!"

dengan yakin Anja menjawab: "gak akan hujan tante Mei, cuacanya cerah gini"

"memang keras kepala seperti Teh Gina (mama Anja)" satu cubitan mendarat di hidung Anja.

"kamu mau berangkat kapan? jam segini soetta udah macet"

"OH IYA LUPA! yaudah tante aku berangkat dulu yaaa!"

Anja tahu daerah soetta ini terkenal dengan kemacetannya. belum lagi dengan panas matahari yang menyerang kulitnya.

***

"guys, masa gue abis ketemu cowok di perpustakaan!" belum apa-apa Anja sudah ribut duluan.

ah memang Anja memang selalu seperti itu.

"lo duduk dulu deh baru cerita" jawab Resa.

Anja mengambil kursi, kemudian duduk di atasnya. mukanya tampak berseri-seri seperti orang sedang kasmaran.

"cowok? gimana maksudnya, Nja?"

"gue kan sebelumnya ke bapusipda, terus ada cowok ganteng, dan tau gak dia baca apa? frankenstein!!! gue jarang banget nemu cowok yang tipe bacaannya sama kayak gue" Anja berseru tak ada habisnya.

"terus tadi karena mau hujan jadinya gue buru-buru kesini, padahal masih pengen ngobrol lama. harusnya gue dengerin Tante Mei bawa payung. belum apa-apa udah jadi anak durhaka."  Anja terdengar kecewa.

"makanya kalau orang tua ngomong tuh dengerin, jadi kualat kan lo hahaha" seru Resa.

"terus lo ada proses kenalan gak sama dia, Nja?"  kali ini giliran Luna bertanya.

Anja tersenyum lalu membalas pertanyaan Luna, "Mahesa, namanya Mahesa. gila? even namanya aja udah ganteng banget kan? tapi sayangnya dia jutek banget. gapapa deh kan orang gak harus sempurna ya gak?"

Luna dan Resa manut saja mengikuti pembicaraan Anja.
.
.
.
.
.
.

"kalau besok gue ketemu lagi sama dia fix sih doa jodoh gue."

©️ aksarashi on twitter

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

mutability.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang