diari Mahesa
hari pertama setelah pertemuan dengan Anja:
kemarin siang kutemui dia di salah satu perpustakaan. dia datang dengan tiba-tiba seperti harapan di malam hari. dia cerewet, dia berbicara banyak hal tentang penyair romantik-Percy Bysshe Shelley. dia menyadarkanku tentang puisi mutability yang ternyata ada pada novel Frankenstein yang sedang kubaca di siang itu. dia-perempuan yang memperkenalkan dirinya sebagai Anja- tak henti-hentinya menggerayangi otakku. entah apa ada denganku. padahal aku belum pernah merasakan ini sebelumnya. jatuh cinta saja belum pernah sekalipun selama 22 tahun hidupku. huh.
hari ketiga setelah pertemuan dengan Anja:
selama 3 hari ini, aku melakukan hal-hal seperti biasa yang biasa kulakukan setiap hari. seperti bangun pagi, makan siang, pergi ke perpustakaan, kerja di kafe. tapi sayangnya, entah mengapa kegiatan sehari-hariku seperti ada yang hilang. seperti pecahan puzzle yang salah satunya menghilang dibawah tumpukan buku atau hilang dibalik sofa. aku tak mengerti dengan perasaan ini? bila benar dikaitkan dengan perempuan itu-Anja-aku juga tak paham betul, padahal aku hanya bertemu dengannya di hari itu saja. tapi, mengapa aku seperti menunggu untuk bertemu dengannya lagi? aku tak mengerti dengan diriku sekarang. ada apa dengan tubuh dan pikiranku ini?
hari kelima setelah pertemuan dengan Anja:
terhitung sudah hari kelima nampaknya perasaanku semakin gusar dan jatuh pada pengharapan yang semakin dalam. Anja, kuberanikan kutulis namamu dalam buku harianku agar aku tak melupakan namamu. aku hanya mengetahui namamu itu saja-Anja. aku tak tahu nama lengkapmu, kontakmu, alamat tempat tinggalmu, dan semua hal yang berkaitan tentangmu. Anja, mengapa dari sekian banyaknya perempuan yang kutemui, hanya kamu yang berhasil menembus benteng pertahananku? Anja, lagi-lagi kutulis namamu dalam bait-bait perasaan yang kutulis ini, semoga kita bisa bertemu lagi. secepatnya, secepatnya.
hari ketujuh setelah pertemuan dengan Anja:
Anja, kenapa setiap pagi, setelah aku terbangun dari tidur lelapku yang ada dibayanganku adalah suaramu? seperti ada yang membisikku "kau menyukai Frankenstein?" yang kau ucapkan pertama kali ketika bertemu denganku kala itu. setiap aku membuat telor ceplok, aku bayangkan wajahmu ada dalam telor ceplok yang sedang kugoreng dalam wajan. setiap aku pergi ke perpustakaan, aku duduk di tempat yang sama, selalu, seperti itu. dan lagi-lagi aku menunggu kedatanganmu ke sana. dan tentunya tak lupa aku membawa novel Frankenstein, jika kau melihatku di sana kau bisa mengenalku dan kau bertanya lagi "kau menyukai Frankenstein?"
Anja, sepertinya aku gila. aku selalu berharap kau datang dan duduk disampingku lagi.***
demi menghibur diri ditengah gundahnya perasaan, akhirnya Mahesa beranjak dari tempat duduknya. mumpung hari ini adalah hari minggu-ia tidak memiliki jadwal kuliah dan pekerjaan paruh waktunya-Mahesa bergegas keluar dan tak lupa membawa tas dan kameranya.
di minggu pagi yang cerah ini banyak sekali orang berlalu-lalang dengan sepedanya atau dengan sepeda motornya. disekeliling Mahesa, orang-orang ini berolahraga, sepertinya mereka sadar akan hidup sehat dan menjaga tubuh yang merupakan karunia dari Tuhan yang maha kuasa.
kameranya membidik beberapa spot. ada orang pejalan kaki, sekumpulan remaja yang sedang lari marathon, ada ibu-ibu yang turun dari angkot dengan membawa beberapa tas kain belanjanya, ada juga pedagang kaki lima yang mulai membuka lahannya. sibuk sekali orang-orang di minggu pagi.
kakinya terus menyusuri jalan demi jalan. sebenarnya Mahesa sendiri tidak tahu akan dibawa kemana ia pergi, ia berkeliaran di minggu pagi sesuai dengan hati dan intuisi yang membawanya. langkahnya memang tak pasti. yang penting Mahesa ingin lupa sejenak perihal gadis aneh itu, yang bernama Anja.
KAMU SEDANG MEMBACA
mutability.
Storie d'amoreTanpa Mahesa ketahui bahwa awal pertemuan mereka akan menjadi sebuah bait-bait cerita yang sangat panjang. ©️ aksarashi: 2021, fiksi skitzy.