(10) bintang

1.7K 211 36
                                    

~ Selamat membaca ~
.
.
.

17.58 waktu Jepang.

"Yess besok masuk sekolah baru." Girang Boruto di kamarnya.

"Berisik banget sih!" Muncul, kata kata pedas Kawaki yang merusak suasana.

"Ck, apaan sih. Suka suka aku dong!" Kawaki mendelik dan mulai memasang headsetnya agar tak mendengar ocehan Boruto lagi.

"Cih, ga seru banget sih jadi orang." Boruto melangkahkan kakinya keluar kamar.

'Waktunya mengganggu Hima.' Pikirnya

Braakkk

"UWAAA!!" Kaget Himawari.

"HAHAHHAHAHAHHA.." Boruto tertawa puas. Ia sangat suka melihat raut wajah adiknya yang menjadi sangat aneh saat kaget itu.

"NII-CHAN!! Aku sudah bilang berapa kali sih?! KETUK DULU!" Kesal Hima.

"Hah? Apa? Kamu bilang apa?" Boruto pura pura tak dengar.

"Ih! Keluarr!!" Himawari mendorong dorong punggung Boruto agar kakaknya itu keluar dari kamarnya.

"Kau sama tidak serunya dengan dia. Cih." Gumam Boruto.

Brakk

Himawari membanting pintu kamarnya sangat keras sampai Boruto terlonjak.

"Haish..sabar Boru, adik kandungmu itu..hufftt." Boruto memilih untuk keluar rumah saja. Ia merasa gerah di dalam.

"Kaa-san, aku keluar ya." Seru Boruto sambil memakai sepatunya.

"Jangan pulang malam malam!" Jawab Hinata.

"Ha'i ha'i."

**

Karena sudah cukup gelap, Boruto hanya berjalan jalan di sekitar komplek rumahnya. Entah bagaimana ceritanya, ia sampai di taman.

Boruto berjalan menuju bangku yang tersedia di sana. Ia ingin menikmati angin dan pemandangan indah dari taburan bintang malam ini.

"Cantik ya." Ucap seseorang.

"Si-Siapa kau?" Boruto celingukan mencari sumber suara itu.

"Aku di sini!" Seru tiba tiba orang itu. Entah bagaimana, seorang laki laki sudah berdiri di hadapan Boruto. Nampaknya ia baru turun dari dahan pohon. Terlihat dari beberapa daun yang jatuh karena ulahnya.

"Hai." Sapanya.

"Haahhh...Mitsuki. Kau menakutiku!" Mitsuki tertawa kecil. Ia duduk di samping Boruto dan menyodorkan sekaleng coklat hangat padanya.

"Ini." Ucap Mitsuki. Boruto mengernyit, "Kau dapat dari mana?" Tanyanya spontan.

"Dari sana." Jawab Mitsuki.

"Kapan kau mengambilnya?" Tanya Boruto lagi. Kali ini dengan tatapan penasarannya.

"Baru saja kok. Masih hangat kan?"

"Masih kok. Makasih ya." Jawab Boruto diangguki Mitsuki.

"Um! Sama-sama." Boruto heran. Temannya yang satu ini sangat baik, tetapi juga sangat misterius. Dia bahkan tak pernah menceritakan tentang dirinnya sama sekali.

Seperti, siapa orang tuanya lah atau dia lahir di mana lah. Tidak pernah sekalipun hal itu terlontar dari mulutnya. Dia selalu menjadi pendengar bagi orang lain.

Boruto hanya terpikir, 'Apakah dia tak butuh teman untuk cerita tentang masalahnya?' atau 'Apakah dia tidak pernah punya masalah?' Dan masih banyak pertanyaan di kepalanya yang tak bisa ia utarakan.

Our Love Story [KawaBoru] (hiatus?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang