Quest 11 : Buatlah tokoh utama berulang tahun. Datangkan (calon couplenya) di depan rumahnya dengan tujuan untuk memberi sebuah hadiah. Boleh digambarkan keadaan canggung/enjoy, terserah. Pemberian nama bab terserah dan jangan lupa ketentuan yang berlaku.
Waktu terus bergulir tak terasa esok hari dimana waktu di dunia berkurang.
Hari paling dinanti kala bertambahnya usia. Namun, bagiku waktu itu semakin membawaku pada titik dimana dunia akan kutinggalkan.Berjuta impian mulai terlukis dengan indah di dalam isi kepala. Tapi satu hal yang sangat menganggu. Akankah Dia datang dikala peperanga itu masih terjalin?
Segala persiapan menuju angka 18 mulai dilakukan. Bunda sibuk mengabari sanak keluarga dan Ayah ia tetap sibuk dengan berjuta berkas yang entah kapan akan selesai.
Bunda manusia yang paling antusias. Terkadang aku berpikir, 'apa mereka tak menyadari bahwa usiaku semakin berkurang? Waktu bersama mereka akan segera usai dan nanti aku akan kembali kepada Tuhan. Siapa mereka? Hanya rekan di dunia entah akan sampai hingga jannah atau berpisah.'
Tangis tak bisa kubendung kala malam semakin larut. Namun, mata ini enggan tertutup. Udara dingin mulai menelusup merambat pada area pori-pori kulit yang tertutup kain tipis.
Prang
Suara pecahan kaca berhasil mengusik ketenanganku. Kuhapus sisa-sisa tangis yang ada dipipi perlahan aku mulai berjalan mendekat kearah jendela yang kacanya telah pecah.
Sebuah balok dengan selembar kertas yang membungkus tergeletak tak jauh dari serpihan-serpihan kaca.
Dengan seksama kubaca setiap kata yang terselip dilembar usang itu.
"Gue di bawah. Di depan rumah! Cepet keluar, di sini dingin." tulisnya.
"Siapa sih? Kok nekad banget. Mana kaca pecah lagi! Untung Bunda sama Ayah udah tidur," ucap Raina.
Karena tak ingin menambah kegaduhan yang mungkin akan dilakukan si Peneror maka Raina mulai berjalan kearah depan rumah.
Setelah berada didepan pintu gerbang dan berhasil membukanya tanpa menimbulkan bunyi, Raina cukup tertegun dengan pemandangan yang ada di depan matanya kini.
"Lo ngapain Ken?" tanya Raina.
Lelaki dengan setelah casualnya beralih menatap Raina lekat-lekat. Sedikit demi sedikit jarak diantara mereka mulai mengikis. Raina terus berjalan mundur hingga ia sampai pada ujung pintu gerbang yang tertutup sebelah.
"Lo...,"
"Barakallah fi umrik Ran. Nih!" ucap Kendra sembari memberi Rania kue coklat kesukaannya dan sebuah kotak berwarna hitam.
"Lo kesini cuma buat ini?" tanya Raina heran. Namun, tak urung ia menerima kue dan kotak kado itu.
"Iya. Sesuai sama saran Randy," balas Kendra enteng.
"Randy? Jadi semua ini gak tulus dari hati lo? Lo cuma...," ucap Raina tak bisa melanjutkan kalimatnya.
"Iya, ya ada ide gue juga! Terima ya Ran. Kita baikan okey. Kasian Randy jadi jembatan cinta kita terus," lanjut Kendra.
"Kalau gak niat gak usah dateng. Mana jam 12 malem lagi dan lo harus ganti kaca jendela kamar gue!" balas Raina tak habis pikir.
"Iya besok gue ganti! Tapi kita baikan ya," ucap Kendra kembali.
Raina masih diam membisu. Saat pertama kali melihat Kendra yang dengan gagah berani datang ditengah malam buta dengan membawa hadiah dan kue cukup membuat Raina terbang melayang ke langit ketujuh.
Namun, harapan itu musnah dan sirna karena kedatanga Kendra hanya demi memenuhi saran Randy. Walaupun ada ide Kendra yang terselip di sana tapi tetap saja Randy kunci utamanya.
"Gue kecewa sama lo. Lo datang cuma karena saran dari Randy. Perjuangan lo buat dapetin gue cuma bualan semata. Tanpa Randy lo bukan apa-apa. Gue ternyata salah menaruh hati," ucap Raina.
"Ran gak gitu! Okey gue minta maaf. Tapi cuma Randy yang bisa bantu gue supaya lo bisa terima maaf gue," jelas Kendra.
"Usaha dikit dong!" balas Raina.
"Okey gue minta maaf ya. Gue janji gak akan jadi pengecut lagi dan gak akan bergantung sama Randy lagi," pungkas Kendra.
"Hmmmm, nihhhh!"
"Undangan. Kali ini dimana?" tanya Kendra kala ia menerima surat undangan untuk pesta ulang tahun Raina.
"Villa yang dipuncak. Ini satu lagi," balas Raina sembari memberikan satu undangan yang tertulis nama Randy disana.
"Okey, besok gue dateng bareng Randy."
"Terserah! Udah sana pulang," balas Raina sembari menggiring Kendra untuk pulang.
"Bentar masih sore kok," balas Kendra asal.
"Sore pala lu. Sana balik!" jawab Raina sembari mendorong Kendra menuju mobil hitam miliknya.
"Besok jangan telat,"
"Iya. Bye...,"
Malam ini dua insan kembali bersatu dengan harap takdir baik selalu memayungi.
.
.
.
To Be Continue651 Kata
Rin_Blueberry
wga_academy
KAMU SEDANG MEMBACA
2 AMIN 1 KEPASTIAN (TAMAT)
RomanceDapatkah seorang Raina memilih diantara dua laki-laki yang telah melambungkan harap padanya? Disaat ia sendiri masih kebingungan akan apa arti cinta dalam islam. Part of WGA Fest 2021. Gendre Romance - Sub-gendre Spiritual.