Mimpi Yang Nyata

3 1 1
                                    

Quest 12 : Buatlah tokoh utama kecelakaan, tapi jangan sampai mati. Settingkan calon couplenya panik dan gambarkan perasaannya pada tokoh utama. Pemberian nama bab terserah dan jangan lupa ketentuan yang berlaku.

Hari cukup cerah ditaman belakang Villa keluarga Raina. Kini Raina tengah bersiap dengan gamis berwarna biru muda dan tiara yang terpasang diatas kepalanya.

Penampialannya kini sangat anggun dengan riasan sederhana yang membuat wajah Raina semakin berseri.

Perlahan Raina mulai turun dari lantai dua Villa menuju area taman belakang yang mulai ramai.

Pesta perayaan ulang tahunnya kini digelar cukup mewah dengan nuansa outdor yang kentara dan hangat. Sanak keluarga, sahabat, teman sekolah dan anak panti mulai berdatangan dari segala penjuru guna mengucapkan selamat pada Raina.

Ayah dan Bunda kini tengah sibuk menyapa beberapa kolegan bisnis yang mereka undang. Dari arah depan Villa ada jalan raya yang cukup ramai dan mulai macet karena beberapa kendaraan yang terparki dibahu jalan.

Sebelum menginjakkan kaki ke area taman Raina lebih memilih untuk berjalan ke arah jalan. Di seberang sana ada wanita paruh baya yang sedari tadi Raina tunggu kedatangannya.

Dengan langkah yang terburu-buru dan tanpa memperhatikan pesekitaran Raina mulai berlari ke arah wanita paruh baya yang baru saja keluar dari mobil hitam miliknya.

"Raina hati-hati," ucap Wanita paruh baya itu.

"Tunggu Nek. Raina aja yang kesana," balas Raina sembari berlari dan menghiraukan teguran sang Nenek.

Tanpa Raina ketahui seseorang tengah menatapnya dengan api amarah yang menggebu.

"Kali ini lo gak bakalan lolos Ran," ucapnya.

Kini sosok misterius itu mulai menancapkan gas mobilnya guna melaju kearah Raina yang tengah berlari dan tepat disaat posisi Raina ditengah jalan, ia langsung menambah laju kecepatan mobil dan,

Bruk

"RAINA," teriak Nenek sembari berlari kearah Raina yang telah tergeletak lemas dengan darah yang mulai keluar dari bagian depan kepalanya.

"Inanillahi, Ran bangun. Ran, tolong-tolong!"

Suasana di taman belakang yang tadi gaduh dengan canda dan tawa mendadak senyap dengan pertanyaan-pertanyaan yang mulai timbul, "kayak ada yang minta tolong deh!" ucap mereka yang mendengar teriakan minta tolong.

"Ehh iya. Dari arah jalan depan Villa kayaknya," setelahnya sebagian tamu yang penasaran langsung menuju kearah depan.

Ayah, Bunda dan Kendra yang tadi tengah berbincang mengenai sekolah kini mulai menyusul para tamu yang lebih dulu pergi mengecek kegaduhan yang ada di depan sana.

Alangkah terkejutnya Bunda kala ia melihat Raina yang terkujur dengan darah yang keluar dari bagian depan kepalanya.

"RAINA," ucap Bunda histeris.

Warna gamis biru itu kini mulai berubah terganti dengan warna darah segar dan tiara yang tadi terpasang dengan indah diatas kepala Raina kini telah rusak terlindas mobil.

Dengan derai air mata Bunda langsung berlari memeluk Raina dan meminta pada Ayah untuk menelpon ambulans.

Kendra mulai panik dengan hal yang terjadi kini. Jujur ia phobia akan darah. Aroma amis darah berhasil membuat kepala Kendra pusing tujuh keliling. Ia cukup takut untuk mendekati Raina. Namun, rasa takut itu ia lawan dan beralih menggendong Raina dan segera berlari kearah mobil hitam miliknya yang terparkir tak jauh dari lokasi kejadian.

"MINGGIR," teriak Kendra yang jalan pergerakannya tergnggu dengan barisan penonton tak berperasaan itu.

Dalam hati Kendra memaki para tamu yang tadi datang mengecek lebih awal, mengapa mereka membiarkan Raina tetap berbaring dijalan hanya dengan bantal paha Nenek yang juga tengah panik.

Bunda, Nenek dan Ayah langung berlari mengikuti Kendra. Kini didalam mobil itu terisi oleh Bunda dan Nenek di kursi penumpang dengan Raina yang ada diatas pangkuan mereka.

Di bagian depan diisi Ayah sebagai supir dan Kendra disisi sebelah kiri. Perlahan Ayah mulai melajukan mobil milik Kendra menuju rumah sakit.

Perjalanan kali ini diisi dengan rapalan doa-doa yang mereka panjatkan. Saking panik dan kalut mereka lupa bahwa para tamu tengah berdiri dengan kaku di depan Villa yang pemiliknya tak ada.

Kekacaun di pesta ulang tahun Raina mulai diatasi oleh beberapa sanak saudara dan juga Randy.

Demi kembalinya Raina dan Kendra, Randy memilih mengalah dan berusah netral dalam kondisi yang juga membuatnya panik.

Sesampainya di rumah sakit Raina langsung ditangani oleh Dokter dan ketegangan kembali terjadi. Karena Raina kali ini memerlukan transfusi darah.

Kendra yang kini telah genap berusia 18 tahun memberanikan diri untuk melakukan transfusi darah.

"Kali ini gue beneran pahlawan lo Ran,"
.
.
.
To Be Continue

653 Kata
Rin_Blueberry
wga_academy

2 AMIN 1 KEPASTIAN (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang