Kok cepet banget 100 nya... Tapi aku sukaaaaa....
Jeje sudah sadar dari tidurnya, Tyas dan Jefri ada di samping anak bungsunya yang sedang lemah itu.
Tyas mengelus rambut anaknya lembut dan air matanya turun saat helaian rambut Jeje menempel di telapak tangannya.
Jefri hanya memandang dengan tatapan kosong. Setiap sapuan tangan Tyas di rambutnya membawa helaian rambut anaknya.
"M..m..."
"Jeje jangan dipaksain dulu ya, nak. Pelan-pelan aja ya" ujar Tyas
"Kenapa Jeje gak ngomong sama mami, nak? Kenapa Jeje nahan semua sendirian? Mami selalu ada buat Jeje di sini"
"Jef, kamu ngomong dong sama Jeje"
Tyas kesal dengan suaminya yang sedari tadi diam saja.
"Jeje mau apa? Papi kasih asal Jeje sembuh"
"M..m..."
"Malik?" Tanya Tyas
Mata Jeje mengedip dua kali. Tyas memandang suaminya penuh pengharapan.
"Sekali ini aja, Jef. Kamu turunin ego kamu buat anak kamu"
"Ya kamu telpon aja anak kamu suruh ke sini"
"Aku dari tadi telpon Malik dan nomornya gak aktif. Please kamu ke rumah Malik dan ajak dia ke sini" pinta Tyas
Jefri langsung mengambil kunci mobilnya dan menuju rumah Malik.
Hana menikmati makan malam dengan suaminya. Suasana di sini sangat tenang karna berada di daerah pedesaan dan masih asri sekali.
"Kata bu bidan tadi dedeknya udah turun banget, tinggal nunggu tanggal aja"
"Perkiraan lahir tanggal 20 ya? Aku nanti ambil cuti seminggu sebelumnya deh"
Malik membereskan piring yang mereka pakai untuk makan lalu mencucinya.
"Kamu jangan nyuci baju, jangan angkat-angkat. Kasihan nanti capek"
"Aku cuma hamil ya, kak. Bukan lansia yang udah jompo"
"Udah biar aku aja yang beres-beres rumah. Anggap aja kamu me time sebelum lahiran" jawab Malik
Suaminya itu mengelus perutnya gemas dan sesekali mengajak anaknya bicara.
"Makin gak bisa nahan pipis aku tuh..."
"Sabat ya, nanti kita beli rumah yang kamar mandinya ada di kamar biar kamu gak perlu jalan jauh"
"Emang buat apa? Kan aku bentar lagi lahiran" sahut Hana
"Anak kedua lah..."
Malik mengaduh saat lebgannya di pukul oleh Hana. Anak pertama saja masih diperut tapi sudah memikirkan anak kedua.
Jefri sudah dari rumah Malik, rumahnya kosong. Bahkan pemilik kontrakan mereka juga tidak tahu anaknya pergi kemana.
"Di mana Malik, Jef?" Tanya Tyas
"Malik gak ada.... Dia pindah"
"Kamu lacak, Jef. Aku takut Jeje gak ada waktu lagi"
"Kamu apaan sih! Gak ada waktu! Gak ada waktu! Jeje gak akan ninggalin kita!"
Tyas tersenyum getir melihat respon suaminya.
"Jujur sama aku... Kamu takut kehilangan anak kamu lagi kan? Kamu denial dan gak rasional"
"Jangan sok tahu kamu. Jangan melebihi kodrat kamu sebagai istri!"
"Dokter bilang Jeje harus terapi syarat supaya bisa ngomong dan jalan normal lagi. Dia juga harus operasi buat ngebersihin cairan di otaknya"
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY (MARKHYUCK-GS)
FanfictionKisah Malik dan Hana yang terbujuk rayuan setan buat kelonan dan berakhir dengan adanya janin di perut Hana. Masalahnya, mereka masih anak sekolah. Anaknya mau dikasih makan apa? "kak, garisnya ada dua" "hah?" "gimana kak... aku takut banget"