22

11.1K 984 214
                                    

Hana menetap di rumah Malik karna suaminya bekerja di perusahaan milik keluarganya dan juga ia bisa membantu Tyas merawat Jeje.

Dan setiap hari juga Junita datang ke rumah keluarga Malik dengan alasan membantu Hana menjaga Mada.

"Aku ajak ke taman ya Han si Mada"

"Iya, kak ajak aja. Tapi jangan lama-lama"

"Oke, gak lama kok"

Bukannya membawa Mada ke taman tapi ia malah membawa Mada ke kantor Henry.

"Wah ini anak pak direktur ya? Ganteng banget" puji sang karyawan saat Junita tiba

"Iya ini anak kita... Namanya Mada" jawab Junita

"Oh yang waktu itu bapak izin gak masuk kerja berarti nemenin ibu lahiran?"

Junita hanya mengangguk dan langsung ke ruangan suaminya.

Hana membantu Jeje mengerjakan PR miliknya. Adik iparnya itu masih sekolah walau hanya lewat online.

"Aduh Je aku pusing kalau soal hitung-hitungan gini" keluh Hana

"Yah kirain jago... Kata kak Malik kamu jago ngatur duit"

"Ya beda lah! Duit ada wujudnya tapi ini kan gak ada!"

"Jangan galak-galak dong, aku pasien nih"

Tyas hanya tertawa melihat interaksi anak dan menantunya ini.

"Minum obatnya nih..." Ucap Tyas

"Mada kok belum balik sih? Belum nenen loh dia"

"Emang kemana?" Tanya Jeje

"Dibawa kak Junita ke taman. Kasihan kalau Mada kehausan"

"Tungguin aja... Nanti juga balik" jawab Jeje

Hana mengangguk, ia melihat cuaca diluar yang sangat panas. Apa maksud Junita membawa anaknya panas-panasan di taman.

Junita membawa Mada pulang sebelum jam makan siang. Ia sudah puas bersama Mada hari ini.

"Maaf ya, Han kelamaan. Tadi aku ajak dia belanja baju. Aku beliin banyak baju buat Mada"

"Tapi kan panas mbak diluar, Mada juga belum nenen"

Hana langsung menyusui anaknya yang sangat rewel. Apa tadi Mada menangis terus karna haus?

Lalu kenapa masih diajak belanja?"

"Tenang aja, Han. Aku beli susu formula kok tadi"

"Susu formula? Mada punya banyak stok ASI, mbak. Aku ASI ekslusif loh ke Mada!" Hana mulai kesal

"Aku minta maaf, Hana" ucap Junita sedih

"Lain kali jangan gini dong mbak. Mada kan masih minum ASI, tolong apa-apa bilang ke aku. Aku ibunya loh"

Junita hanya mengangguk, ia juga kesal kenapa Hana mempermasalahkan hal sekecil ini.

©©©©

Malik mendengar cerita Hana tentang Junita hari ini. Istrinya nampak kesal sekali.

"Aku gak tahu kak maksud dia apa.... Dia bilang cuma ke taman tapi ternyata diajak belanja juga"

"Ya gimana, kita gak mungkin larang dia pegang Mada juga kan?"

"Aku aja gak berani ngajak Mada keluar rumah karna banyak debu, eh dia ngajak ngemall Mada"

Hana masih kesal dengan istri kakaknya itu.

"Bayangin kak, aku capek-capek ASI ekslusif buat Mada. Aku rela makan sayur biar ASI aku lancar. Terus seenaknya dia ngasih susu formula!"

"Hah? Dikasih susu formula?"

"Iya, kak. Mada tadi mencret gara-gara perutnya masih belum bisa nerima selain ASI"

Malik jadi ikut kesal dengan sikap kakak iparnya itu.

"Besok kalau Mada dibawa dia lagi jangan boleh. Bilang aja Jeje mau main sama Mada" ujar Malik

"Iya, kak... Aku bakalan tegas kalau soal anak"

Jefri baru selesai mengerjakan pekerjaan kantornya. Ia duduk di kursi bersama istrinya sambil memandang kamar Malik dan Jeje di lantai dua.

"Aku bahagia bisa lihat anak kita tiap hari... Ada Mada juga jadi rumah makin rame" ujar Jefri

"Tadi siang Hana berantem sama Junita, dia marah banget"

"Kenapa?" Tanya Jefri penasaran

"Mada diajak ke mall sama Junita dan gak izin Hana. Dia juga ngasih susu formula ke Mada"

Jefri mengerti, ia jadi teringat omongan Johan waktu mereka menjemput Hana dan Malik ke Kalimantan.

"Aku agak gak suka sama anak nya Johan sama menantunya" ucap Jefri

"Kenapa?"

"Aku gak tahu sih ini benar atau enggak. Dia ada maksud lain pokoknya"

"Jelasin dong, Jef. Jangan setengah-setengah gini" protes Tyas

"Ntar kamu juga tahu. Bukan urusan kita, biar Malik sama Hana yang ambil tindakan tegas"

Hari ini Junita datang lagi ke rumah Malik, namun bersama dengan keluarganya. Termasuk mama dan papanya.

"Sini dong mama mau gendong Mada" ujar Chita

"Mada lagi nenen, ma. Habis ini dia mau main sama Jeje" ujar Hana

"Yah, masa kita gak ketemu Mada" keluh Henry

"Kamu masih marah soal kemarin ya, Han? Kan aku udah minta maaf" ujar Junita

"Hana, kakak ipar kamu kan cuma ngebantuin kamu jagain Mada. Lagian Mada gak kenapa-kenapa kan? Papa tahu Junita sayang banget sama Mada, mungkin dia lupa waktu saking bahagianya dia sama Mada"

"Aku gak marah, pa. Jeje emang mau main sama Mada"

"Aku gak mungkin bikin celaka Mada, Han. Aku tahu Junita sayang sama Mada. Aku juga sayang banget sama Mada" sahut Henry

Hana akhirnya pasrah, ia memberikan Mada untuk bermain bersama keluarganya.

Johan ikut bahagia melihat Henry bercanda bersama Mada. Ia bisa melihat Henry begitu menyayangi Mada.

Ia berharap Mada bisa menjadi penerus yang baik bagi keluarganya kelak.

Next?

BABY (MARKHYUCK-GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang