Jefri membaca mutasi rekening milik Jeje yang tidak seperti biasanya. Ia langsung memanggil anak bungsunya itu.
"Kenapa, pi?"
"Ini kamu beli apaan kok sampai 10 jutaan? Kamu ngobat?" Tanya Jefri
"Nggak, pi. Ada keperluan makanya aku pakai uang agak banyak"
"Awas aja ya kamu sampai bikin papi malu! Cukup kakak kamu aja yang papi usir dari rumah jangan sampai kamu juga!"
"Iya, pi. Maaf ya..."
"Sampai kamu bikin papi malu kaya kakak kamu, papi gak segan-segan ngusir kamu juga dari rumah ini!" Tekan Jefri
"Jeje akan berusaha bikin papi bangga sampai sisa usia Jeje" ucapnya tegar
"Bagus, itu baru anak papi"
Jefri mengusak rambut sang anak dan tersenyum bangga.
Malik hari ini mengajak Hana ke tempat kerjanya, hari ini hari jadi resto mereka.
"Wuiih Hana... Tumben ikut kesini" sapa Bima
"Iya, tumben juga kak Malik ngajakin keluar"
"Sekali-sekali kita main lah, yang. Pacaran gitu" sahut Malik
Felicia yang melihat Hana digandeng Malik nampak murka. Ia meremas kertas nota sampai kusut.
"Fel, lo move on deh. Malik udah ada yang punya" ujar Dion
"Gak bisa... Gue sayang banget sama Malik"
"Sadar, Fel. Malik bahkan gak nganggap lo"
"Lo gak tahu perasaan gue..." Jawab Felicia dan langsung pergi menghampiri Hana dan Malik
Hana yang melihat Felicia mendekati suami nampak tenang dan bersikap biasa saja.
"Kak, aku mau ke Indomaret bentar ya mau beli tisu" pamit Hana
"Mau dianterin?"
"Gak, kak"
Melihat Hana yang sudah pergi Felicia langsung menarik tangan Malik dan merangkulnya.
Malik menarik nafas jengah dan berusaha melepas pelukan Felicia namun gadis itu malah mengecup bibirnya.
"Heeemm hemmm..."
"Hana" Malik panik dan Hana bersikap biasa saja
"Tisunya ada di tas ternyata, gak usah beli lagi"
"Kamu lihat sendiri kan, Malik? Hana bahkan gak cemburu kamu aku cium. Berarti cinta dia ke kamu gak lebih besar dari aku!"
"Untuk apa cemburu? Kak Malik tipenya tinggi kok. Gak sembarangan cewek yang dia taksir"
"Cewek sembarangan gak akan hamil duluan. Dasar gak terhormat" ejek Felicia
"Cewek terhormat gak akan godain suami orang. Apalagi tahu dia mau punya anak" jawab Hana santai
Malik yang emosinya meledak karna Hana dihina langsung menetap Felicia tajam.
"Hana benar, gue gak jatuh cinta karna status atau cantiknya orang. Dan lo gak tahu siapa keluarga Hana dan latar belakangnya. Makin lo kaya gini makin gue risih, Fel. Profesional aja lah sebagai partner kerja!" Ujar Malik
"Udah, kak... Jangan marah-marah, aku gak apa-apa kok"
Hana menepuk-nepuk pundak Malik agar suaminya tidak emosi lagi. Ia percaya Malik adalah pria yang tidak suka bermain api di belakang.
Pulang dari tempat kerja Malik mereka berdua kaget karena sudah ada Jeje di sana.
"Ngapain lo diluar rumah gue kaya gembel?"
"Yaelah... Mau numpang makan, kak. Suruh gue masuk atuh"
"Gue cuma masak sayur bening sama tahu tempe goreng. Lo doyan?" Tanya Hana
"Yaelah, gue mah apa aja mau" jawab Jeje
Hana menata makanan di ruang tamu dan mengambilkan untuk suami serta adik iparnya.
"Di rumah ada masalah ya makanya lo ke sini?" Tanya Malik
"Gak ada, gue cuma kangen lo aja, kak. Sama pengen main sama ponakan sama kakak ipar"
"Anak gue aja belum lahir. Lo mau ajak main apaan?" Sahut Hana
"Hehehe gabut aja sih... Emang kalau mau main harus ada alasan? Sok banget elah"
Hana dan Malik tertawa melihat Jeje yang ngambek. Adiknya itu memang mudah sekali kesal.
"Han, pengen nyapa ponakan gue dong"
"Nih... Pegang aja"
Jeje meletakkan telapak tangannya di perut Hana dan tertawa ketika merasakan sapaan halus ponakannya.
"Gedenya jadi atlet taekwondo nih, nendangnya kuat" puji Jeje
"Lo jaga pacar lo ya, Je. Jangan kaya gue yang ngerusak Hana sampai kaya gini"
"Kak... Lupain semuanya, lo udah berani bertanggung jawab itu udah bikin gue bangga punya kakak kaya lo. Pokoknya kalian harus bahagia"
Mereka larut dalam pembicaraan sampai Hana mulai mengantuk karna ini sudah malam.
"Gue sama Hana mau ke kamar" pamit Malik
"Lo gak tidur sama gue, anjir?"
"Ya nggak lah... Gue ada istri ya tidur sama dia"
"Sekali-sekali tidur sama gue kek. Gue bela-belain nginep sini dan lo berdua tidur di kamar?" Protes Jeje
"Iya gue tidur sama lo malam ini. Ngambekan kaya setan"
Jeje tertawa senang dan langsung berbaring di depan TV. Hana ikut tertawa melihat Malik yang ditindih oleh kaki Jeje.
Chita mengantarkan kopi ke ruangan kerja suaminya.
"Kamu ngalamun mikirin apa?"
"Kalau masuk ketuk dulu dong... Ngagetin tahu gak" protes Johan
"Udah malam, Johan. Ayo tidur"
Bulannya menjawab Johan malah memeluk Chita dan menyandarkan kepalanya di sana.
"Kamu kirim uang ke Hana?"
"Iya... Biar gimana pun dia anak kita. Tanggung jawab kita, Johan"
Chita merogoh ponselnya dan memperlihatkan pesan yang Hana kirim tadi.
"Hana ngirim gambar USG nya tadi. Lucu kan?"
Johan mematikan ponsel h dan kembali memeluk istrinya.
"Ayo kita ke kamar. Aku ngantuk" ujar Johan
Chita paham suaminya belum bisa menerima cucunya. Ia yakin suatu hari hati suaminya akan terbuka.
Next?
80 komentar 100 like
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY (MARKHYUCK-GS)
FanfictionKisah Malik dan Hana yang terbujuk rayuan setan buat kelonan dan berakhir dengan adanya janin di perut Hana. Masalahnya, mereka masih anak sekolah. Anaknya mau dikasih makan apa? "kak, garisnya ada dua" "hah?" "gimana kak... aku takut banget"