Keesokan harinya.
Hari yang dimana sudah dinantikan oleh anak kampus.
Festival universitas.
Dan kini, seluruh anak kampus lainnya sudah mulai pada tiba.
Termaksud geng blackpink dan juga bts.
Karna mereka semua adalah panitia yang terpilih oleh dosennya.
Semuanya sudah hadir, ah tidak. Lebih tepatnya Jisoo belum juga datang. Dan mereka semua sedang menunggunya di gerbang pintu kampus.
"Aish, eonnie kebiasaan, suka telat." Ucap Rose dan di anggukin oleh Lisa.
"Yaelah, tunggu aja. Nanti juga dia bakal nongol." Ucap Namjoon.
Sementara itu, Seokjin sendari tadi terus menelfon Jisoo. Namun nihil, tidak di angkat sama sekali. Sampai 50 panggilan pun tak di jawab oleh Jisoo.
Seokjin semakin cemas, lalu dia mengacak rambutnya frustasi, "Aishh, Jisoo-ah kau kemana sih?!" Gumamnya.
"Apa aku harus ke rumahnya?"
Saat Seokjin ingin keluar, tiba-tiba seseorang menahan Seokjin dengan menggenggam pergelangan tangannya.
Seokjin menoleh, dan melihat Yoongi yang menatap dirinya tajam.
"Gue harus ke rumah Jisoo!"
"Hyung! Tapi tidak sekarang!!"
"Lo mau dia kenapa-napa, hah?!!"
"Gue tahu, tapi jangan sekarang! Kau lupa?! Sebentar lagi acara pembukaan festival! Hyung tidak boleh pergi begitu saja?!"
"Gue nggak peduli! Gue harus mencari Jisoo ke rumahnya!"
"Yang di katakan Yoongi benar, Seokjin!!"
Seokjin kini menatap Jennie yang sudah berada di samping Yoongi.
"Gue yakin, Jisoo akan datang. Kenapa lo jadi begini, Seokjin?" Tanya Jennie.
"Karna, perasaan buruk gue ini terus menghantui gue! Dan itu tertuju pada Jisoo!" Jawab Seokjin dengan teriak.
"Mungkin saja hanya perasaan lo aja. Gue yakin dia baik-baik saja. Pasti dia datang kok. Gue tahu Jisoo orangnya kek gimana." Ucap Jennie yang berusaha untuk menenangkan Seokjin.
Seokjin menghela nafas, "Baiklah."
Jennie tersenyum, "Yasudah, ayok ke aula. Acaranya mau dimulai."
Seokjin dan Yoongi mengangguk, dan mereka bertiga mulai menyusul yang lain. Menuju ke aula.
🎡
"Eugh..."
Jisoo membuka matanya, dan pertama kali dia lihat adalah gelap. Gelap melingkari Jisoo. Hanya satu lampu yang menyala dan itu tepat di atas Jisoo.
Jisoo ingin bergerak, namun dia tidak bisa. Jisoo melihat dirinya sendiri, dan dia terkejut terdapat dirinya yang diikat di kursi, serta kakinya juga terikat di kaki kursi.
Setelah itu, memory malam itu terputar di pikirannya.
Berpisah dengan teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Destiny | Jinsoo✓
RomanceKalian percaya pada takdir? Mungkin sebagian ada yang percaya, namun ada sebagian juga yang tidak percaya. Ini berlaku pada Kim Seokjin dan Kim Jisoo, mereka awalnya tidak percaya apa itu takdir. Namun, seiringnya waktu mereka mulai mempercayakan so...