Keesokan malamnya.
"Eonni! Aku pergi dulu ya! Eonni jaga kafe ini!"
Jiyoon menatap Jisoo heran, "Mau kemana kau?"
Jisoo terdiam. Dia belum cerita soal dia balikan sama Seokjin.
"Jisoo?"
"Hah? Oh... Aku ingin pergi sama... Seokjin." Ucap Jisoo ragu.
Dia ragu, sekaligus takut. Karena waktu itu Jiyoon marah besar ke Seokjin karena Seokjin pergi begitu saja.
"Seokjin? Kau sudah berbaikan?" Tanya Jiyoon.
Jisoo mengangguk, "Iya, aku balikan sama Seokjin."
"Kenapa? Bukannya waktu itu kau marah besar sama dia sampai kau stress? Apa dia menghasut mu?" Tanya Jiyoon.
Jisoo membulat matanya, lalu dia menggeleng, "Nggak Eonni. Dia nggak menghasut ku. Ada alasan kenapa dia pergi begitu saja saat itu."
"Kata siapa?"
"Kata Seokjung oppa."
Jiyoon terdiam. "Apa kau yakin dia tidak berbohong?"
Jisoo sekali lagi menggeleng, "Tidak, eonni. Aku bisa membedakan mana yang bohong mana yang benar." Ucapnya.
"Jadi... Eonni mau merestui hubungan aku sama Seokjin lagi, kan?"
Jiyoon kembali terdiam, dia menghela nafas. Lalu mengangguk. "Baiklah, Eonni merestui. Tapi, ini untuk terakhir kalinya. Jika dia pergi begitu saja tanpa ada alasan, eonni memaksa mu untuk menjauhi dia untuk selama-lamanya."
Jisoo mengangguk, "Iya eonni. Yasudah aku pergi dulu ya."
Jisoo langsung pergi keluar kafe, dan saat dia baru saja keluar dari kafe.
Dia melihat mobil hitam menghampirinya.
Mobil hitam itu tidak lain dan tidak bukan adalah Seokjin.
"Lama menunggu?" Ucap Seokjin sambil membersihkan giginya.
Jisoo menggeleng, lalu dia segera masuk ke mobil Seokjin.
Saat dia sudah duduk dan sudah memasang sabuk pengaman, Jisoo melihat Seokjin malas.
Karena mobilnya belum juga jalan.
Gara-gara Seokjin masih sibuk dengan giginya.
"Maaf pak supir, bisakah kita jalan?!" Kesal Jisoo.
"Ed buseh, modelan begini di bilang supir."
"Emang lu supir gue kan?"
"Kalau supir pas udah nikah mah, nggak apa-apa."
Bugh!
"Jalan atau gue yang bakal jalanin nih mobil." Ucap Jisoo setelah dia memukul tangan Seokjin.
Dan seokjin langsung menjalankan mobilnya.
Disaat tengah perjalanan.
"Tumbenan sekali kafe mu masih buka. Kata kamu saat aku menjemputmu, kamu sudah menutup kafenya." Tanya Seokjin.
"Itu benar. Tapi tadi ada urusan sebentar sama pelanggan kami. Jadi, tutupnya nggak jam segini."
"Memang siapa yang akan jaga kafe mu?"
"Eonni Jiyoon."
Terdiam.
"Gimana kabar... Jiyoon nunna?"
Jisoo menoleh, "Dia baik kok."
"Apa... Dia marah padaku?"
Jisoo terdiam, dia nggak tahu harus jawab apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Destiny | Jinsoo✓
RomanceKalian percaya pada takdir? Mungkin sebagian ada yang percaya, namun ada sebagian juga yang tidak percaya. Ini berlaku pada Kim Seokjin dan Kim Jisoo, mereka awalnya tidak percaya apa itu takdir. Namun, seiringnya waktu mereka mulai mempercayakan so...