Chapter 20🎡

606 46 0
                                    

5 bulan kemudian...

Hubungan Seokjin dan Jisoo masih baik-baik saja.

Walau ada pertengkaran kecil setiap harinya, namun bagi mereka itu adalah hal yang biasa.

Jisoo pun yang sudah berpacaran sama Seokjin, harus bersabar ekstra.

Kenapa?

Ya biasalah, sikap Seokjin yang masih saja nyebelin. Kadang nyebelin, kadang manja, dan lain-lain lah.

Namun, karna kasih sayang Jisoo begitu besar kepada pacarnya, Seokjin. Jadi, dia harus bersabar, dan menjalani hubungannya dengan baik.

Sama seperti hari ini.

Seokjin baru saja tiba di rumah Jisoo, kesayangannya. Lalu, dia melihat ibunya Jisoo yang sedang menyiram tanaman di depan rumahnya.

"Wah, ketemu calon mertua nih." gumannya.

Seokjin menghampiri ibunya Jisoo, lalu tersenyum, "Annyeonghaseyo."sapanya.

Ibunya Jisoo menoleh, lalu dia tersenyum. "Ahh, ada Seokjin toh. Biar saya tebak, mau menjemput Jisoo pasti?" dan dianggukin Seokjin sebagai jawabannya.

"Hahaha, baiklah. Oh ya, kau sudah sarapan?" tanya ibunya Jisoo.

Seokjin menggeleng, "Belum tante. Aku nggak biasa makan pagi sih." lalu tersenyum.

Pandai mengelak kau, Kim Seokjin!

"Kok belum makan? Ayuk kita makan bersama. Tante sudah masak banyak." ucapnya.

Seokjin mengusap lehernya, "Apa, tidak merepotkan?".

Ibu Jisoo tertawa, "Ya tentu saja tidak. Tidak merepotkan kok. Ayok masuk, kita sarapan sama-sama."

Seokjin mengangguk, lalu dia masuk ke rumah Jisoo. Setelah dia masuk, dia duduk di sofa ruang tamu. Tidak enak juga kalau dia langsung melongos ke meja makan.

Nanti dianggap tidak sopan sama ibu mertua :)

"Owowow, ternyata ada tamu disini." ucapnya yang masih berada di tangga.

Seokjin menoleh, dan dia melihat Jiyoon yang berada di tangga. Dia hanya tersenyum kecil, lalu mengangguk.

Jiyoon menghampiri Seokjin, dan dia duduk di samping Seokjin. "Baru datang?" dan Seokjin mengangguk.

"Oh ya, gimana hubunganmu sama Jisoo? Masih membaik kan?" tanya Jiyoon.

Ya, keluarga Seokjin dan keluarga Jisoo sudah tahu tentang hubungan mereka berdua. Tapi, mereka mengetahuinya dua bulan setelah mereka resmi pacaran. Katanya nunggu waktu yang pas aja. Tapi sayangnya, teman-temannya justru memberitahu hubungan anak-anaknya tanpa sepengetahuan mereka. Jadi ya, yasudah deh.

Seokjin mengangguk, "Ya syukurlah. Hubunganku sama Jisoo masih berjalan lancar."

Jiyoon menepuk pundak Seokjin, "Seokjin. Jika kau melukai hati adikku, aku tidak segan-segan akan memukul wajahmu." ucapnya dengan ketus.

Seokjin mencengo, lalu dia mengangguk ragu. "I-iya. Aku tidak akan melukai hati Jisoo kok. Tenang aja." dan Jiyoon tersenyum.

"Jiyoon! Panggilkan adikmu suruh turun kebawah!" teriak ibunya yang berasal dari dapur.

"Iyaa, eomma!!" jawabnya, lalu menatap Seokjin. "Aku ke kamar Jisoo dulu ya." dan Seokjin mengangguk.

Setelah Jiyoon meninggalkan Seokjin sendirian, ibu Jisoo menghampiri Seokjin. "Seokjin-ah, kita ke meja makan yuk. Tante sudah masak buat sarapan kita."

Seokjin mengangguk, lalu mereka berdua segera menuju ke meja makan yang berada di dapur.

Di sisi lain...

Love Destiny | Jinsoo✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang