•⌢➴ [012: Nami Jatuh Sakit?]

631 137 1
                                    

Duduk di pagaran kapal seraya menyangga dagu menggunakan tangan kanan, Maki kini tengah menyimak kelakuan Usopp dan Luffy yang terlampau absurd, lalu pandangannya beralih pada interaksi antara Nami dengan Vivi didekat tiang layar.

Tiba-tiba Luffy dan Usopp yang tadinya sangat berisik seketika terdiam menyimak kalimat yang keluar dari mulut Vivi tentang penyelamatan Alabasta.

Sanji pun datang mencairkan suasana seraya membawa sepiring hidangan yang dikhususkan untuk para perempuan. Usopp, Luffy, serta Karuu pun langsung berlomba-lomba menuju ke dapur setelah Sanji mengatakan jika jatah mereka ada disana.

Maki pun beranjak, ia menghampiri Zoro yang tengah bertelanjang dada karena tengah berlatih di buritan kapal.

"Perlu bantuan? Huh?" Zoro hanya melirik sebentar lalu kembali menghitung.

"Aku selalu bertanya-tanya. Kapan, dimana, dan bagaimana kau bisa mendapatkan luka dari dada sampai pinggang mu itu?" Tanyanya seraya mendudukkan diri tak jauh dari Zoro.

"Taka no me." Jawabnya singkat lalu kembali lagi menghitung.

"Jadi, kau sudah pernah menemuinya?"

Zoro meletakkan barbell lalu mendekati Maki dan duduk disampingnya seraya mengelap keringatnya.

"Oh! Gomen, aku tak membawakan air untukmu."

Masih tak ada jawaban, ia sibuk mengelap keringat yang membasahi hampir seluruh tubuhnya.

"Ano na, Maki-san."

"Hm?"

"Bagaimana bisa kau menebas Lilin sekeras itu tadi?" Tanya Zoro dengan tatapan yang serius namun ia tak menatap kearah Maki melainkan ke lautan luas.

Maki tertawa, membuat Zoro mendengus. "Karena aku baru saja mengasah katana ku." Tawanya kembali lepas

Butuh sedikit waktu sebelum Maki menghentikan tawanya. "Lagipula tak ada yang tak bisa kutebas."

Zoro benar-benar kesal sekarang. "Ano na Maki-san. Bisakah kau lebih serius?"

"Oh-Hey! Aku selalu serius tau!"

"Tidak, kau selalu bercanda. Bahkan saat melatihku pun kau tak pernah serius." Bantah Zoro.

"Kau tau? Terlalu serius dalam berlatih hanya akan membuatmu tegang, ketegangan itulah yang mendasari rasa gugup hingga kau tak bisa bergerak secara leluasa, dan pada akhirnya kau tak dapat menangkap pokok latihannya. Santai dan rileks saja namun tetap serius dan fokus."

Maki menghela nafas. "Kau benar-benar ingin tau mengapa aku bisa melakukannya?"

Zoro mengangguk. Maki pun tersenyum dengan pandangan yang beralih menatap awan.

"Orang yang telah mengajariku ilmu pedang pernah mengatakan ini padaku--"

"Mulai sekarang kau akan mengayunkan pedang itu bukan untuk merobohkan musuh, bukan untuk menghilangkan kelemahan dan melindungi diri sendiri. Tapi untuk melindungi jiwamu juga hal yang ingin dan harus kau lindungi."

Zoro mengangkat alisnya heran.

Maki pun bangkit dan hal itu menambah rasa heran Zoro.

Gadis dengan usia kepala tiga itu berjalan menjauh setelah mengacak surai lumut Zoro.

"Karena seseorang akan menjadi kuat saat ia berusaha melindungi sesuatu yang menurutnya berharga. Aku pernah kehilangan semuanya, karena itu aku tak ingin melihat teman yang sangat berharga bagiku tewas di hadapanku, lagi."

𝐌𝐎𝐍𝐎𝐆𝐀𝐓𝐀𝐑𝐈;𝓞𝓷𝓮 𝓟𝓲𝓮𝓬𝓮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang