•⌢➴ [29: Pulau Langit?]

516 89 10
                                    

[A/N: Sebagian besar filler akan di skip.]

Setelah dari pulau kambing dan pulau ruluka, Kru Mugiwara pun segera menuju ke pulau selanjutnya.

Tiba-tiba ditengah jalan serpihan kayu lapuk turun bak sebuah hujan, saat mereka mendongak mereka tercengang kala melihat sebuah bangkai kapal galleon yang jatuh dari atas langit.

Karena galleon yang jatuh dari langit, ombak pun terbentuk, mendorong kapal Merry hingga terombang-ambing. "Pegangan yang kuat!" Zoro memperingati.

"Apa? Apa-apaan ini!? Hey, apa!!?" Bingung Nami sembari berusaha bertahan dengan memegang erat tiang kapal bersama Maki.

"Mimpi! Ya, ya ini pasti mimpi!" Rancau Usopp berusaha menyangkal kenyataan. Chopper pun terpengaruh dan mengira itu adalah mimpi juga, namun seketika kepala mereka berdua berbenturan dan menyadarkan jika itu bukanlah mimpi.

"Oi! Benda-benda itu masih berjatuhan! Berhati-hatilah!" Kini Sanji yang memperingati.

"Belokan kemudinya! Belokkan!" Perintah Nami.

"Itu tidak akan bekerja dengan ombak seperti ini!" Sahut Zoro kesal.

Saat Sanji dan Luffy hendak mencari cara untuk tetap menjaga Merry agar tak rusak dan memanggil Usopp, Usopp malah bersila dengan menyatukan kedua telapak tangan.

"Ini bukan saatnya bersemedi, bodoh." Cibir Maki kala mendapatkan Usopp dengan posisi seakan tengah bersemedi.

"Untuk mengurangi rasa takut, rileks saja, tutup mata... Lalu buka mata perlahan... Hora~? Tenang, damai..." Namun saat Usopp membuka matanya, hal pertama yang dilihatnya adalah sebuah tengkorak yang sudah lapuk. Ia berteriak ketakutan seraya melemparkan tengkorak tersebut ke arah yang acak.

Namun tengkorak tersebut menuju kearah Nami, membuat sang gadis ikut berteriak.

Selang beberapa waktu, akhirnya suasana kembali tenang seperti sebelumnya. "Bagaimana kapal bisa jatuh dari langit seperti itu!?" Heran Luffy.

"Ini benar-benar misterius." Komentar Sanji.

"Tak ada apapun di langit sana." Kini giliran Zoro yang menyahut.

Ketiganya kini tengah mendongak menatap kearah langit diatas sana.

"Sialan! Grandline memang sangat menakutkan!" Keluh Usopp dengan suara gemetar, bahkan badannya pun bergetar dengan memeluk erat Chopper yang kondisinya tak jauh berbeda dari Usopp. Mereka ketakutan.

"HAAAA~!" Nami memekik, membuat atensi seluruhnya tertuju padanya yang tengah mengamati log pose.

"Ada apa Nami-san?" Sanji bertanya.

"Ada yang tidak beres. Log pose nya rusak! Dia mengarah ke atas dan tidak mau bergerak." Terang Nami masih menatap log pose yang menurutnya rusak.

"Bukan begitu." Robin pun angkat bicara. "Sebuah pulau yang memiliki Medan magnet kuat menyebabkan jarum log menunjuk ke arah baru. Dan jika jarumnya mengarah keatas...."

"Itu artinya jarum log mengarah ke pulau langit." Maki meneruskan dengan jemari menunjuk kearah atas.

"SORA JIMA!?" Beo Nakama yang lain terkecuali Robin.

"Tte, Nani o?" Nami bertanya bingung, sedangkan Luffy sudah antusias kala mendengar nama Pulau Langit.

"I-i-itu berarti kapal dan tengkorak-tengkorak itu jatuh dari sana!?" Usopp bertanya, masih gemetar seraya memeluk Chopper.

"Tapi, tak ada apapun dilangit yang terlihat seperti sebuah pulau." Sahut Zoro menatap langit.

Maki menyilangkan tangannya didepan dada. "Bukan seperti itu. Tepatnya, yang mengapung di atas sana adalah lautan."

𝐌𝐎𝐍𝐎𝐆𝐀𝐓𝐀𝐑𝐈;𝓞𝓷𝓮 𝓟𝓲𝓮𝓬𝓮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang