Happy Reading!!!
"Allright, have fun with the relay cam."
"Hmm.. I will, but why did you call me?"
"Karena aku bosan."
"Okay."
"Tapi kalau kau bosan, jangan menelponku. Aku tidak akan mengangkatnya."
"Hmm.. Tidak akan."
"Okay."
Jeno yang baru saja melakukan percakapan via ponsel bersama Haechan kembali menaruh benda persegi panjang itu secara sembarang dengan sebelah tangannya. Sayangnya, gerakan Jeno membuat seseorang dalam dekapannya menggeliat tidak nyaman.
"Ssshh.. Sayang, maafkan aku. Kembalilah tidur," ucapnya sambil mengusap-usap punggung orang itu dengan lembut. Sementara orang tersebut memeluk pinggang Jeno lebih erat.
"Siapa yang menelpon?" tanya Jaemin, orang yang sejak tadi berada dalam dekapannya dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.
"Haechan," jawabnya lalu mengecup puncak kepala Jaemin.
"Sekarang jam berapa?" tanyanya lagi.
"Tiga kurang lima belas."
"Kalau begitu kau harus segera kembali ke kamarmu," titahnya.
Jeno menatap sedih pada kekasihnya. Dia tidak ingin pergi meninggalkan Jaemin, tapi kalau tidak melakukannya hari ini, akan lebih lama selesainya.
"Baiklah. Setelah selesai, aku akan kembali ke sini."
Jaemin mengangguk menanggapinya, lalu Jeno bangun dari posisinya. Lengan Jaemin yang tadinya bertengger di pinggang Jeno, bergerak mencari boneka kelincinya untuk dipeluk.
Jeno yang melihat hal itu lantas membantu mengambilkan bonekanya dan memposisikan benda itu di pelukan Jaemin. Begitu kekasihnya sudah kembali tidur dengan nyaman, Jeno memberi kecupan lembut di pelipisnya dan berlalu dari kamar Jaemin.
"Halo semuanya. Ini pukul 3 pagi. Aku mendapat giliran setelah Haechan," ucap Jeno di depan kamera, lalu tersenyum.
"Biasanya di pukul 3 itu.. Aku tidur," katanya lalu terkekeh.
Bersama Nana dalam pelukanku. Ucapnya dalam hati. Ah, baru juga beberapa menit, tapi dia sudah merindukan kekasihnya.
"Kalau tidak tidur, aku biasanya menonton film, drama. Ya semacam itu," lanjutnya.
Jeno terdiam beberapa saat, sebelum kembali berbicara apapun yang terlintas dalam pikirannya di depan kamera. Setelah itu, dia memutuskan untuk memperlihatkan isi kamarnya. Dia berjalan ke sana-ke mari, menunjukkan setiap sudut ruangan itu.
Kemudian, Jeno kembali duduk di kursi dengan membawa boneka pemberian Doyoung. Begitu selesai bercakap-cakap tentang boneka itu, matanya tertuju pada photobook yang ada di atas mejanya.
"Ah iya, ada sesuatu yang selalu ada di atas mejaku," Jeno mengulurkan tangan dan mengambil benda yang dia maksud.
"Ini adalah merchandise yang dirilis saat The Dream Show," ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Relay Cam (Jeno Ver.)
Hayran KurguTentang apa yang terjadi di balik relay cam Jeno. #12 in jenjaem