"Ga semua yang lo liat benar adanya, siapa yang tau isinya?"
-razaan
¤¤
Dalam hitungan detik terjadi kontak mata antara Razaan dan Zeva. Razaan sedikit terkejut melihat Zeva berada di kelasnya yang berarti mereka satu kelas.
"Oh, hai Zeva, akhirnya kita sekelas ahahahah." Heboh Tevin melambaikan tangannya pada Zeva. Razaan melihat sekeliling, mencari bangku kosong. Posisi belakang banyak yang kosong tetapi dia tidak suka berada disana. Satu satunya bangku kosong di barisan depan, tepat berada di samping Zeva.
"Hai." Senyum Zeva membalas sapaan Tevin. Razaan memutuskan untuk duduk di bangku paling depan tepat di sebelah Zeva. Disusul teman temannya yang memilih bangku di sekitar Razaan.
"Gua Tevin, paling ganteng disini." Tevin mengulurkan tangannya.
"Zeva." Zeva menyambut uluran tangan tersebut. Leo yang sedari tadi diam merasa kagum dengan sahabatnya sendiri yang selalu menjadi pusat perhatian orang namun masih bisa menjaga sopan santunnya. Leo tahu bahwa kini Zeva merasa terganggu, tanpa sengaja Leo terkekeh dan mendapat tatapan tajam dari Zeva.
"Gua Arnas." Arnas hanya melambaikan tangannya sambil tersenyum.
"Zeva." Zeva membalas dengan senyuman kecil.
"Gua Arsen"
"Gua Barel"
"Zeva". Terjadi keheningan sejenak, sekitar 5 atau 6 detik.
"Zaan, ga kenalan lo?" Tevin yang berada di belakang Razaan menepuk bahunya.
"Ha?" Sahut Razaan tak acuh
"Lah, gimana sih lo."
Kedatangan tiga orang cewe dengan gayanya yang alay itu membuat seisi kelas berhenti dengan aktivitasnya masing-masing karena keributan mereka. Dan satu lagi. Pacar dari ketua geng tersebut.
"Duh, masih pagi udah bucin gitu. Keluar deh lo kalo mau bucin, jangan disini." Tevin menggelengkan kepalanya melihat Lirey dan Heksa berjalan sambil merangkul satu sama lain.
Lirey Margaretha, anak pemilik perusahaan tekstil terkenal. Cantik sih iya, tapi sifatnya yang sok dan alay itu membuat orang orang tak menyukainya.
Zeva hanya bergidik ngeri melihat pemandangan tersebut pagi pagi begini.
"Eh, zeva?" Heksa berdiri tepat di depan bangku Zeva.
"Loh, kamu kenal sayang? Aku kira cuma tau aja, kan dia emang terkenal julid, sombong." Lirey menatap tajam Zeva.
Sedangkan Zeva hanya diam tidak menggubris.
"Kemana semalem kok pulang?"
"Maksud kamu apa heksa?!" Lirey terkejut dengan pertanyaan yang dilontarkan Heksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAZAAN [ON GOING]
Teen FictionRazaan Kei Agnibrata, anak bungsu dari pemilik sekolah terfavorit di kotanya plus anak dari pebisnis handal yang memiliki saham dimana mana. Hal itu membuatnya sangat dikenal oleh orang orang di sekitarnya. Namun semua yang terlihat baik dan nyaman...