jangan takut untuk mengambil langkah baru
¤¤
Menikmati pagi dengan sepotong sandwich, sungguh sempurna bagi zeva. Hidupnya benar benar dipenuhi oleh sandwich.
Leo yang datang tiba-tiba, dengan tidak sopan menggigit sandwich yang dipegang erat oleh Zeva. Sontak Zeva berteriak kesal. "LEOOOO SIALAANNN!"
Zeva berlari mengejar Leo yang sedang lari terbirit birit ke arah kelas.
brakkk..
"Ahhh, sandwich guaa." Zeva jatuh terduduk dengan pandangan memelas melihat sandwichnya tergeletak di koridor.
"Siapa sih?" Zeva mendongakkan kepalanya. Didepannya ada razaan yang tersenyum manis sambil menunjukkan seragamnya yang terkena cream sandwich Zeva.
"Eh, sumpah?"
"Razaan, sorry, sini sini ikut gua. LEO, AWAS LO NTAR ISTIRAHAT, HABIS LO!" Zeva menarik lengan razaan menuju wastafel sekolah.
"Gausahh zev, gua aja."
"Ga, kan gua yang nabrak lo. Eh btw tumben dateng pagi?"
"Hahaha, rajin kan gua?"
"Dih." Dengan sabar zeva membersihkan noda pada seragam Razaan.
"Udah nihh, tapi basah." Zeva memanyunkan bibirnya, merasa bersalah. Sungguh menggemaskan.
Tanpa aba-aba, razaan melepas seragamnya. Membuat Zeva terkejut. Dengan reflek zeva menutup matanya rapat-rapat dengan kedua tangannya. Razaan gila. Gumamnya.
"Ngapain lo?" Razaan memandang Zeva tak mengerti. Zeva memberanikan diri membuka matanya, ternyata. Kini tersisa kaos hitam yang melekat pada tubuh razaan. Zeva malu, apa sih yang ada di fikirannya saat ini? Gila.
"Ga kok, ga ngapa ngapain." Zeva salting di tempat, benar benar memalukan.
"Yaudah sini gua keringin dulu seragam lo, gua pernah liat ada hair dryer di tempat lo, ya kan?" Zeva mengingat ingat.
"Oh iya, ya udah kita ke sana."
Razaan membukakan pintu untuk Zeva, dengan segera zeva mengeringkan seragam tersebut. Ia ingin segera bergegas kembali ke kelas sebelum sekolah menjadi ramai.
"Zaan, maaf, gua ga sengaja." Zeva masih merasa tidak enak pada razaan. Sedangkan razaan yang 'santai' ini, tiduran di sofa dan sibuk dengan game di ponselnya.
"Udah gapapa, santai aja."
"Hmm iyaa."
"Jadi kapan kita bisa bahas?" Razaan membenarkan posisinya menjadi duduk.
Zeva terkejut, membahas apa?
"Visi misi kita zeva, Allahu Akbar. Kita kan nyalon OSIS." Razaan terkekeh dengan tingkah zeva.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAZAAN [ON GOING]
Roman pour AdolescentsRazaan Kei Agnibrata, anak bungsu dari pemilik sekolah terfavorit di kotanya plus anak dari pebisnis handal yang memiliki saham dimana mana. Hal itu membuatnya sangat dikenal oleh orang orang di sekitarnya. Namun semua yang terlihat baik dan nyaman...