Mozaic 10 : Surprise

70 20 23
                                    

Sore itu, Geonu hanya sedang membaca buku saat Doyum sibuk berkonsentrasi menggunakan telekinenisnya untuk membersihkan tempat tinggal Geonu. Kurang lebih sudah seminggu Doyum melakukan itu. Katanya sebagai permohonan maaf karena aksi balas dendamnya benar-benar salah sasaran. Dan Geonu pun hanya menerimanya.

Dulu Geonu pernah sangat kesal pada hantu itu, tapi sekarang ia merasa nyaman saja melihat makhluk itu melayang kesana kemari di sekitarnya. Terlebih rumahnya menjadi lebih bersih.

"Hei, dimana kuburanmu?" tanya Geonu random saat Doyum sudah selesai melakukan pekerjaannya dan sedang melayang di dekatnya.

"Untuk apa kau menanyakan itu?"

"Kadang arwah menjadi tidak tenang dan gentayangan karena ia begitu kesepian, karena tidak ada yang mengunjungi kuburannya. Kapan-kapan aku akan mengunjungimu, mungkin dengan begitu akan sedikit membantumu untuk segera menuju ke tempat kau seharusnya berada," jelas Geonu.

"Kau ingin aku cepat pergi?" tanya Doyum yang entah kenapa terdengar sedih.

"Memangnya kau tidak ingin ke surga? Maaf, tapi dunia manusia bukan tempat yang tepat untukmu."

Doyum menunduk, menyatukan kedua telunjuknya sembari berujar, "sejujurnya aku tidak tahu kuburanku dimana."

Geonu menatapnya kaget. "Bagaimana bisa?"

"Saat itu, mungkin di hari kematianku, terakhir yang kuingat aku tertabrak mobil yang sedang mengebut, lalu pandanganku memburam, kepalaku terasa sangat sakit dan suara terakhir yang kudengar saat itu adalah sirine ambulans juga suara seseorang yang meneriakkan namaku. Setelah itu saat aku membuka mata, aku berada di sekolah dengan kondisi seperti ini tanpa tahu dimana tubuhku berada," cerita Doyum agak panjang.

"Astaga itu sangat tragis. Apa kau tidak pernah mencoba mencari tahu misalnya dengan mendatangi rumahmu?"

"Pernah sekali, tapi aku tidak sanggup melihat wajah ayahku. Dia yang memang irit bicara menjadi jauh lebih pendiam, dia bahkan tidak pernah membahas soal kematianku dengan siapapun, jadi aku tidak tahu," kata Doyum lagi.

Geonu menghela napas. Ia jadi ikut sedih mendengarnya. Lalu tiba-tiba terdengar suara bel tanda ada seseorang bertamu.

"Kubukakan pintunya?" tanya Doyum.

"Jangan nanti dia takut, biar aku saja."

Geonu pun melangkah ke arah pintu, dan betapa terkejutnya ia saat langsung membukanya. Tamu itu...

"Shin Yechan sunbae?! Ah maaf aku terkejut. Silahkan masuk kita bicara di dalam," tutur Geonu sopan.

"Tidak perlu. Aku hanya ingin memastikan apa yang kau katakan soal Doyum. Kau bilang dia mati dan jadi hantu gentayangan kan?"

Geonu mengangguk. "Ya... Lalu?"

"Aku sudah memikirkan ini sejak lama, tapi hanya bisa khawatir tanpa melakukan apapun. Bisakah kau ikut denganku dan jelaskan sesuatu?"


🔥🔥🔥



Geonu hanya diam sedari tadi sejak Yechan menariknya masuk ke mobil dan membawanya berkendara. Antara takut dan penasaran.

"Sunbae, kalau kau ingin mengajakku menyusul Doyum, setidaknya katakan sesuatu semacam alasan mengapa kau melakukan ini," kata Geonu saat dirasa kecepatan mobil yang ia naiki bertambah cepat.

"Aku tidak akan mengajakmu mati, aku masih waras. Dan jangan khawatir, aku sudah punya SIM dan cukup ahli mengendarai mobil seperti ini," jawab Yechan tanpa mengalihkan fokus.

"Tapi kita mau kemana?!"

Yechan tak menjawab, ia hanya fokus ke jalanan. Akhirnya Geonu pun kembali diam hingga mobil yang melaju seperti setan itu tiba di tempat tujuan.

"Rumah sakit?"

Ya, Yechan membawanya ke rumah sakit. Pemuda berbada bongsor itu tidak mengatakan apapun, ia hanya berjalan membiarkan Geonu mengikutinya. Mereka terus berjalan, menyusuri lorong demi lorong, naik lift, hingga tiba di depan sebuah ruang rawat VIP.

Yechan membuka pintu perlahan sembari berujar, "aku tidak melihat kebohongan saat kau mengatakan hantunya bergentayangan, tapi bisakah kau jelaskan ini?"

Geonu membulatkan matanya terkejut melihat sosok yang terbaring di ruangan itu. Seorang anak lelaki yang sedang tidak sadarkan diri, dengan bermacam alat medis terpasang di tubuh kurusnya. Perban tampak terlilit di kaki, tangan serta kepalanya, bahkan ada perban yang menutup matanya. Sementara di wajahnya tampak beberapa bekas luka yang sudah kering. Matanya tertutup, membuat Geonu agak ragu untuk mengenali wajahnya. Namun, nama yang tertera di ranjang pasien bisa membuatnya benar-benar terkejut.

"Jeon Doyum???"

"Aku... masih hidup?!"

****

A/n.

Sesuai judul... Surprise! Kejutan 🎉🎉

Kaget ga? Kaget ga?

Muehehehehehe :D

Tinggal kita tunggu lagi aja... Apakah Doyum akan tersadar atau malah meninggal beneran? 😏

RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang