*Masih Flash Back*
"Oh, jadi ini yang katanya kakaknya sakit? Aku juga barusan melihat kakakmu itu sedang main skateboard."
Suatu hari, Doyum yang mendapat kabar bahwa Yechan tidak bisa pulang bersamanya, dengan alasan Yechan harus mengantar Jihan untuk menjenguk kakaknya yang sakit, malah memergoki sepasang kekasih itu sedang pacaran di taman. Dengan latar belakang sunset yang indah dan sekumpulan anak skateboard.
"A-aku bisa jelaskan," kata Yechan.
"Aku tahu, kau dibohongi olehnya, Hyung!" tuding Doyum pada Jihan.
"Iya aku berbohong, kenapa?! Aku sampai begini juga karena dia jarang memerhatikanku, dia lebih sering berangkat dan pulang bersamamu?" elak Jihan.
"Sering katamu? Aku lebih sering naik bus dan harus pusing memikirkan alasan kenapa aku pulang sendirian! Aku juga mau berbaik hati tidak mengatakan yang sejujurnya kalau Yechan hyung pergi berkencan karena..." kata Doyum menggantung, ia hampir mengatakan kalau Yechan 'bekerja' pada keluarganya dan bertugas menjaganya. Ya, Doyum harus merahasiakan apapun soal keluaganya dari siapapun.
"Karena apa? Karena kalian sudah dijodohkan oleh keluarga masing-masing atau sebagainya..."
"Kalau iya, kenapa?"
Bukan hanya Jihan, Yechan juga kaget. Ya, itu dialog Doyum.
"JEON DOYUM!"
"APA?!" balas Doyum.
"Cih, kau ini kenapa Hyung?"
"Kau yang kenapa? Bisa-bisanya kau bicara begitu di depannya?" kata Yechan sembari merangkul Jihan yang seperti akan menangis.
Doyum yang kesal akhirnya melengos pergi. Tidak, ia bukan cemburu. Tapi bayangkan saja saat orang yang selalu ada untukmu, satu-satunya teman yang kau punya, tiba-tiba berubah karena orang lain? Bahkan ia lebih membela orang lain? Itu menyakitkan.
**
Keesokan harinya, Doyum berangkat sekolah. Tadinya ia akan naik bus, tapi ibunya memaksa untuk Doyum naik mobil bersama Yechan.
Selama perjalanan hanya hening. Tidak ada canda tawa seperti sebelum-sebelumnya. Doyum tentu saja masih 'ngambek' sementara Yechan juga belum merasa bersalah atau semacamnya.
"Doyum, tentang yang kau katakan kemarin..."
"Perjodohan? Iya benar. Itu salah satu rencana ayahku agar keturunan clan Jeon tidak rusak meski anak-anakku nanti tidak bisa memiliki margaku."
Yechan terkejut. Doyum yang menjawab dengan panjang lebar seperti itu justru lebih mengerikan daripada Doyum yang biasa irit bicara tapi banyak bertingkah lucu.
"Tapi kau tenang saja, aku bisa menggagalkan rencana itu bagaimanapun caranya. Kau bebas berkencan dengan siapapun, terserahmu aku tidak peduli."
"Doyum, kau ini kenapa? Kau akhir-akhir ini berbeda," kata Yechan berusaha mengalihkan topik.
"Aku? Berbeda? Bukankah itu kau, Hyung?" kata Doyum sembari melirik sinis.
"Asal kau tahu saja kau ini terjebak dalam toxic relationship. Kau berubah, ke arah yang lebih buruk sejak bertemu dengan gadis itu!" tambahnya.
"Toksik? Berubah ke arah lebih buruk? Setidaknya aku masih melakukan tanggung jawab untuk menjagamu, Tuan muda. Asal kau tahu juga, justru aku merasa buruk saat bersamamu. Meski tidak ada yang tahu siapa ayahmu, clan mu itu tidak punya pandangan bagus di mata orang. Hampir semua orang takut padaku karena setiap hari ada seorang dari clan Jeon yang menempeliku hampir setiap waktu!" balas Yechan.
"Oh jadi kau tidak suka aku bersamamu? Selama ini kau bahkan tidak pernah benar-benar menganggapku teman? Bagimu aku cuma majikan?"
Yechan terdiam. Kata-kata itu meluncur begitu saja dari mulutnya. Dan ia pun menyadari kalau kata-kata itu terlalu menyakitkan saat samar-samar mendengar Doyum terisak.
"Kau pikir... hiks aku ingin hiks terlahir sebagai Jeon Doyum? Kukira kau berbeda, tapi ternyata sama saja! Kau hiks menganggapku sama seperti ayahku?"
Yechan masih terdiam. Kini ia benar-benar merasa bersalah. Mereka pun hanya saling diam hingga akhirnya tiba di area parkir sekolah.
Doyum melepas sabuk pengamannya, lalu keluar dari mobil sambil membanting pintu mobil dengan keras. Setelah itu ia berlari, tapi bukan ke dalam melainkan ke arah luar sekolah.
"Doyum kau mau kemana?"
"Aku lelah berusaha menjadi anak baik meski pada akhirnya kau sendiri, orang yang kuanggap spesial berpikir aku buruk hanya karena namaku Jeon Doyum. Aku mau membolos dan mulai menjadi benar-benar buruk seperti bagaimana orang-orang memandangku."
"Yak Doyum!"
Yechan mengejar Doyum yang berlari agak cepat. Hingga saat tiba di gerbang, seseorang mencekal lengan Doyum mencegahnya pergi.
"Hei nak, mau kemana? Ini sudah hampir masuk jam pelajaran pertama!"
"Huh? Yongha saem? Aku mau membolos, lepaskan aku!"
Doyum melirik guru itu tajam, sebelum melepaskan cekalannya dengan tidak santai dan lanjut berlari. Yang tentu saja membuat seorang Yoo Yongha terkejut.
"Astaga ada apa dengan anak baik itu?"
Belum habis keterkejutannya, Yechan melintas cepat melewatinya dengan kaki-kaki panjangnya.
"YAK KAU JUGA MAU KEMANA SHIN YECHAN?!"
"MENGEJAR DOYUM!"
"Aish anak-anak itu!"
Akhirnya terjadilah adegan kejar-kejaran. Doyum paling depan, Yechan di tengah, dan Yongha menyusulnya di belakang meski ia tidak bisa mengimbangi kecepatan muridnya berlari.
Doyum terus berlari hingga cukup jauh dari sekolah. Lalu saat menengok kanan-kiri jalan yang sepi, ia berlari menyebrang. Tapi..
BRAAAAAK!
"JEON DOYUM!"
"Hahhh apa.. yang terja... ASTAGA JEON DOYUM!"
Sepertinya sebuah mobil dengan kecepatan tinggi melaju saat Doyum menyebrang. Hingga kecelakaan pun tak terelakkan. Yechan dan Yongha juga tidak bisa berbuat apa-apa saat melihat tubuh kurus itu tergeletak di aspal, bersimbah darah. Hanya penyesalan yang tersisa, terutama di benak seorang pemuda bernama Shin Yechan.
****
A/n.
Yeah hampir tamat
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge
FanfictionKehidupan seorang Lee Geonu memang tidak selalu mudah, tapi semuanya mendadak jauh lebih rumit sejak kedatangan sosok hantu bernama Jeon Doyum yang ingin balas dendam. WARN!!! BxB Homophobic jangan baca ya :) #1 Doyum (07.11.2021) #1 1the9 (30.11...