Part 5

336 30 0
                                    

Married Contact with Presdir
.
.
.
"Kriing... Kring... Kring..."

Suara alarm terdengar menggema di kamar yang bernuansa hijau tosca ini. Pagi hari kembali tiba, burung-burung berkicau senang menyambut hari baru dan pastinya semua orang kini kembali menjalani rutinitasnya.

Tapi terkecuali dengan gadis berambut pink ini. Ia masih bergulat dengan selimut tebalnya. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 08.00 pagi.

'Tok, tok, tok,"

"Sakura, hari sudah pagi. Cepatlah bangun!!" teriak kaa-sannya dari balik pintu kamarnya.

"Iya, kaa-san. Sebentar lagi, Hoaaamm..." parau Sakura sedikit terganggu.

"Cepatlah bangun. Walau sekarang hari minggu, kau tidak bisa bermalas-malasan begitu saja," ujar ibunya panjang lebar.

"Ck, iya, iya, iya. Aku sudah bangun, aku sudah bangun!!" ketus Sakura kesal. Mebuki hanya terkekeh geli mendengar jawaban Sakura.

'Dasar cerewet!!' teriak Sakura dalam hati.

Ia berjalan menuju jendela kamar dengan keadaan mata tertutup dan membuka jendelanya untuk menghirup udara segar di pagi hari. Ia terdiam sejenak sambil menghirup udara yang memasuki paru-parunya. Udara pagi memang sangat baik untuk kesehatan.

"Ah, aku tidak menyangka jika tidurku senyenyak ini," gumam Sakura pelan sambil merenggangkan otot-ototnya.

'Drrt,drrt,drrt,'

Ponselnya berbunyi, tanda seseorang menelfonnya. Ia mendengus kesal karena suara itu mengganggu paginya.

"Siapa pagi-pagi seperti ini menelfonku? Apa dia tidak tau aku sedang santai-santainya disini?" gerutu Sakura kesal. Ia mengangkat telfon itu.

"Maaf, sepertinya anda salah sambung," ucap Sakura cepat lalu memutuskan tefonnya secara sepihak.

'Drrt,drrt,drrt'

Belum sempat ia meletakkan ponselnya, ponsel itu kembali berdering lagi. Ia mematikannya kembali dan baru saja ia mematikannya ponselnya kembali berdering. Sakura menjadi tambah kesal melihatnya.

"Argghh... Demi rambut panjang Neji, terkutuklah orang yang menelfonku!!" teriak Sakura kesal lalu mengangkat telfonnya.

"Saya su--"

'Bersiap-siaplah, kita akan memilih gaun pernikahan hari ini,' potong suara baritone itu cepat.

"Emm, maaf. Kau sia---"

'Oh, dasar bodoh. Apa kau tidak ingat dengan janjimu semalam? Hei, aku ini calon tunanganmu. Sadarlah dari mimpi konyolmu itu!!" ketus Sasuke dan kembali memotong ucapan Sakura.

'Janji??' batin Sakura bertanya. Ia kembali mengingat percakapannya semalam.

'Tunggu aku jam 09.00. Besok kita memilih gaun pernikahan dan ini nomor telfonku." Suara itu kembali terputar diotaknya dan membuatnya sadar.

'Lain kali gunakan otak bodohmu itu untuk berpikir,' lanjut Sasuke datar.

'Dasar bodoh, bodoh, bodoh,' batin Sakura meringis kesal. Bagaimana ia bisa lupa dengan masalah sepenting ini? Dia seperti mengalami deja vu saat mendengar perkataan Sasuke barusan. Cuman bedanya, jika Sasuke disini pasti si pantat ayam itu akan menyentil dahi lebarnya.

'Hei, apa kau sudah bangun? Atau kau sudah mati? Jika kau mati aku tidak ingin datang kepemakamanmu,' ucap Sasuke yang berhasil membuyarkan lamunan Sakura.

"Ya, aku ingat maafkan aku dan jika aku mati sekalipun, aku tidak sudi jika kau datang kepemakamanku," ujar Sakura ketus.

'Ya, ya. Cukup basa-basinya. Lebih baik kau segera bersiap-siap, aku menunggumu dibawah,' ujar Sasuke santai dan otomatis membuat Sakura kesal.

Married Contract With PresdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang