Part 10

264 29 0
                                    

Married Contact with Presdir
.
.
.
Sakura dan Sasori kini mengistirahatkan tubuh mereka sejenak di kedai ramen ichiraku(kalau ga salah:v)

Mereka sesekali tertawa mendengar lelucon dari satu sama lain. Para pelanggan berbisik-bisik melihat kondisi tubuh mereka yang sungguh berantakan.

"Haha... Kau masih sama seperti dulu Sakura. Tidak bisa menangkapku," ujar Sasori mengingat bagaimana wajah Sakura yang kesal karena tidak bisa menangkapnya.

"Huhh... Jika kakimu tidak panjang, aku pasti bisa menangkapmu," cemberut Sakura dengan bibir dimonyongkan beberapa senti.

"Ada apa dengan bibirmu? Oh, kau ingin dicium olehku?"

'Pletak'

"Ittaii... Kau sebenarnya wanita atau pria? Pukulanmu keras sekali." Sasori memegang jidatnya yang memerah.

"Huhh, salahmu sendiri. Kau mesum," ucap Sakura melipat tangannya didada.

"Nye,nye,nye. Huhh... Dasar pendek!" ejek Sasori kesal.

"Aku tidak pendek!" pungkas Sakura tak terima.

"Terus apalagi jika bukan pendek?" tanya Sasori bingung.

"A-ano. Ha-hanya kurang tinggi saja," jawab Sakura pelan dengan pipi digembungkan.

"Itu sama saja, pendek. Hihihi" ujar Sasori mengacak rambut Sakura gemas.

"Hei, hei, kau merusak rambutku!" teriak Sakura kesal padahal dalam hati ia senang menerima perlakuan itu.

"Hmphh. Bukankah penampilan sudah rusak sejak tadi?" tanya Sasori menahan tawa. Sakura memperhatikan penampilannya. Sangat miris sekali.

Pasir pantai memenuhi tubuhnya. Rambutnya juga seperti orang gila, berantakan sana sini. Belum lagi baju yang basah dengan pasir yang sudah mengering diwajahnya. Uhh... Asli kayak gelandangan😅.

"Hehe, kau benar," ujar Sakura menggaruk tengkuknya yang gatal. Sasori tertawa terbahak-bahak.

"Kau miris sekali Sakura. Hahaha..." tawa Sasori menggelegar membuat Sakura cemberut malu.

"Eh, tunggu dulu." Sakura memperhatikan penampilan Sasori yang lebih miris darinya.

"Ceh... Kau lebih miris dariku," ujar Sakura santai. Benar yang dikatakan Sakura. Sakura memang tak bisa menangkapnya. Tapi tak jarang lemparan Sakura tepat sasaran.

Bayangkan saja bagaimana penampilannya saat ini. Rambut penuh pasir. Semua bajunya basah plus penuh pasir yang sangat banyak. Belum lagi wajahnya yang juga penuh pasir. Seperti orang yang terjebak digurun sahara.

(Kaya upin ipin kena lumpur, tapi bedanya putih kering)

"Wkwkwk... Sepertinya kau tidak membutuhkan perawatan lagi, Saos tiram. Masker pasir diwajahmu terlihat lebih efektif untuk scincare." Sakura tertawa terbahak-bahak.

"Egh... Ini semua karna ulahmu. Sini, kau harus dihukum."

"Haha... Tidak, tidak, tidak. Ini geli, hahaha..." Sakura tertawa keras menerima gelitikan dari Sasori. Mereka menjadi pusat perhatian semua orang yang ada di kedai ramen itu.

×××××MCWP×××××

Sang raja terang telah selesai bertugas. Kini saatnya malam bertugas untuk menemani para makhluk melepas lelah.

Mata tajam itu menutup matanya tenang. Angin menerpa wajahnya, membuat sensasi tenang baginya. Pria tampan itu berjalan menuju meja kerjanya. Ia memeriksa beberapa dokumen penting yang menumpuk dimejanya.

Pandangannya memang tertuju dengan dokumen itu, tapi sayangnya pikirannya tidak berada pada dokumen itu.

'Jangan mencabut ucapanmu saat ia tidak ada lagi. Camkan itu!'

Married Contract With PresdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang