Part 11

251 24 0
                                    

Married Contact with Presdir
.
.
.
'Tap, tap, tap'

Suara langkah kaki basah memenuhi pasar malam. Banyak orang yang berlalu lalang bersama keluarga atau pasangan mereka masing-masing. Diantara kerumunan orang yang berjalan kaki, terlihat seorang pria parubaya sedang berlari bersama seorang gadis kecil.

Sesekali ia melihat kebelakang, memastikan dirinya tidak dikejar lagi. Gadis kecil yang saat ini berada digendongan pria parubaya itu berdecak kagum melihat semua wahana disekitarnya.

"Kita akan kemana, tou-san?" tanya gadis kecil itu setelah ayahnya menurunkan dirinya digerai sekitar pasar malam.

"Huhh... Kita tidak akan kemana-mana, putri tou-san," jawab sang ayah dengan tenang. Raut wajahnya terlihat tampak tenang, tapi gadis kecil itu tau jika ayahnya sedang cemas saat ini.

"Terus, kenapa tou-san berlari?" tanya gadis kecil yang berusia 7 tahun itu mengedipkan matanya lucu.

"Haha... Tou-san hanya ingin bersama putri tou-san yang manis ini," jawabnya mencubit pipi gembul anaknya.

"Hmm. Begitu ya." Gumamnya sambil tersenyum manis.

"Tou-san, aku ingin naik itu," ujarnya menunjuk bianglala yang jaraknya tak jauh dari mereka.

"Mmm..." Pria tua itu memangku anaknya dan memeluknya erat.

"Eehh... Untuk hari ini tidak bisa dulu ya?"

"Ayolah, tou-san. Aku ingin naik itu, kumohon," ucapnya dengan mata berbinar.

"Haha... Baiklah. Nii-chanmu yang akan menemanimu," ujar sang ayah akhirnya karena melihat tingkah putrinya yang sangat lucu.

"Mengapa harus nii-chan. Tou-san, kan bisa. Lagian nii-chan tidak ada disini," ujar gadis kecil itu cemberut.

"Siapa bilang nii-chan tidak ada disini."

Tubuh mungil itu berbalik dengan cepat. Ia berlari memeluk tubuh saudara laki-lakinya dengan kencang.

"Nii-chan, aku merindukanmu!!" pekiknya tertahan. Sedangkan anak laki-laki yang lebih tua dua tahun dengan tertawa kecil. Tangan tak berhenti mengacak surai bubble gum milik adiknya itu.

"Hehe... Baru beberapa menit kita berpisah, tetapi kau sudah merindukanku. Huhh... Dasar manja," ledek nii-channya sambil mencubit pipinya yang gembul.

"Hei, aku tidak manja!" tolak gadis itu cemberut.

"Kau memang manja!!"

"Tidak, aku tidak manja!!"

"Manja, manja, manja. Wleekk," ejek nii-channya sambil menjulurkan lidahnya. Ayah mereka hanya tersenyum tipis melihat tingkah kedua anaknya.

"Aku tidak manja!!"

"Manja!!"

"Tidak!!"

"Manja!!"

"Tidak!! Hua... Tou-san, lihat nii-chan. Dia mengejekku," ujarnya mengadu pada orang tuanya. Air mata secara perlahan mengalir dikedua pipinya. Kedua sudut bibinya turun kebawah membawa kesan lucu bagi keduanya.

"Sudah, sudah. Sakura-chan tidak manja. Justru nii-chanmu yang manja," ujar sang ayah menenangkan putrinya.

"Hei, kenapa jadi aku?" tanya anak laki-lakinya kesal.

"Sudahlah, biarkan kau mengalah pada adikmu," ujar ayahnya menasehati. Sedangkan adiknya menjulurkan lidahnya kepada kakaknya, membuat sang empunya tambah kesal.

"Kau--"

"Ssttt, sekarang pergilah naik bianglala. Tou-san sudah memesan tiketnya." pria tua itu menunjukkan dua tiket. Lantas keduanya berlari kecil dan mengambil tiket itu dengan semangat.

Married Contract With PresdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang