Semenjak kejadian itu, aku merasa Hansol berubah banyak. Sangat banyak..
Memang itu kemauanku, tapi aku sedih melihat Hansol.
Dia sudah tak seperhatian itu padaku..
Lebih mementingkan basket daripada diriku..
"Sahabat kan yang kamu mau. Bukankah sudah aku wujudkan. Ini yang kamu mau kan." ucapnya dingin sambil pergi meninggalkanku. Saat itu aku mempertanyakan perubahannya.
Kini Hansol hanya beberapa kali menemaniku, mengantarku, menjemputku, bahkan bermain ke rumahku. Padahal sebelumnya hampir setiap hari dia tidak lepas dari kegiatan itu.
. . . .
Aku memandang Hansol yang sedang latihan basket dari lantai atas. Spot disini adalah favoritku. Ruang latihan dance di lantai 3. Ruang yang jarang aku gunakan jika Hansol menemaniku. Aku hanya menggunakannya saat aku ingin melihat Hansol tanpa dia tahu. Mungkin sudah hampir 2 tahun aku selalu berada disini.
2 tahun.. Lama juga ya..
Dan ini tahun ketiga kita di sekolah ini, yang berarti... Hansol akan memilih basket untuk selamanya?
Menyemangati Hansol dari jauh.. Itu yang bisa kulakukan untuk saat ini..
"Ahh!" Aku langsung bangkit dari bangkuku saat kulihat Hansol jatuh karena bertabrakan dengan pemain lain.
Ku lihat Hansol terjatuh cukup keras sampai sepertinya kakinya terluka, atau tangannya ya. Melihat dari jauh terkadang membuatmu tidak melihat semuanya dengan jelas.
Lalu ada seorang cewek mendatanginya dan membantunya berdiri dibantu salah satu teman satu timnya.
Mereka membawa Hansol ke bangku samping lapangan. Cewek itu lalu mulai membersihkan luka Hansol dengan peralatan P3K seadanya. Sepertinya Hansol menolak untuk ke UKS.
Cewek itu.. Leona bukan sih? Dari rambutnya seperti dia.
Wait?? Kalau Hansol belum memutuskannya.. Berarti Leona jadi rekor pacar terlamanya, mengingat udah hampir sebulan Hansol menjauhiku.
Leona pun sudah selesai membersihkan dan memberi obat pada luka kakinya. Lalu..
OMG! Aku benci pemandangan itu! Kenapa aku harus melihatnya sih..
Hansol mengelus kepala Leona.. Seperti yang sering Hansol lakukan padaku :')
Aku hanya bisa memandang mereka dengan wajah sedih.
Mereka memang cocok..
Sangat cocok..
Pemain basket.. Dan cheerleader..
Bukan kah itu sangat cocok :')
Pikiranku langsung beralih pada waktu itu. Kalau saja waktu itu aku egois? Egois untuk diriku sendiri.. Apakah Hansol akan terus berada di sisiku?
Apakah saat ini Hansol bakal di sini, menemaniku latihan dan dia akan bolos basket?
Apakah Hansol akan memutuskan Leona karena sudah seminggu lebih?
Apakah.. Hansol akan menyerah akan basketnya?
Siaall!!!
Kenapa aku mulai memikirkan yang tidak-tidak!
Lupakan Jun!!
Lupakan dan jangan sesali.
Kamu melakukan itu untuk kebaikannya bukan?
Dan.. memang sudah takdir jika kita hanya bisa sebatas sahabat..
Ini lebih baik..
Iya, ini lebih baik :)
KAMU SEDANG MEMBACA
My name is Jun
RomanceJust a little story about Jun's life and a hint of Hansol